Seorang laki-laki yang kalah dan selalu kalah

Senin, 11 Juni 2012

MANAJEMEN STRATEJIK


MANAJEMEN STRATEJIK

I.       Isi Ringkas Buku
A.     Pendahuluan
1.      Mengapa manajemen stratejik
Setiap organisasi bisnis dihadapkan kepada dua jenis “lingkungan”, yaitu lingkugan internal dan lingkungan eksternal. Salah satu implikasi kompleksitas dari perusahaan atau organisasi adalah proses pengambilan keputusan yang semakin sulit dan rumit. Untuk itulah diperlukan manajemen stratejik.[1]
·         Pemuasan Berbagai Pihak yang Berkepentingan
Secara internal, manajemen dihadapkan kepada tuntutan dan pemuasan kepentingan berbagai pihak, seperti para manajer tingkat rendah, para pemegang saham, serta para karyawan dan karyawati organisasi. Suatu organisasi bisnis yang besar pada umumnya memperoleh modal dari para pemegang saham. Makin tinggi tingkat keuntungan yang diraih oleh perusahaan, makin besar pula dividen yang akan diperoleh oleh para pemilik saham tersebut.
            Kelompok internal ketiga yang berkepentingan adalah para anggota organisasi yang bersangkutan. Ketika para anggota organisasi masuk ke perusahaan, mereka membawa serta berbagai hal sperti pengetahuan keterampilan, pengalaman, bakat, pengalaman, latar belakang sosial, kepribadian, sistem nilai, harapan dan beraneka ragam kebutuhan, baik yang sifatnya kebendaan, maupun yang bersifat sosial, psikologis, mental dan intelektual.
            Di luar organisasi terdapat berbagai kelompok yang berkepentingan yang juga harus dipuaskan oleh manajemen puncak. Pertama: para pemasok. Perusahaan memerlukan keberadaan pemasok yang dapat diandalkan dalam arti mampu menyediakan bahan yang diperlukan dalam jumlah yang sesuai dengan permintaan perusahaan dengan mutu tinggi, tepat waktu dan teratur dalam penyerahannya. Kedua: para distributor dan agen. Para distributor dan agen menjadi salah satu pihak yang berkepentingan karena mereka turut berperan dalam menggugah minat dan animo para warga masyarakat terhadap produk  tersebut Ketiga : pemerintah. Sebagai pemegang kekuasaan dan wewenang pengaturan, pemerintah menjadi pihak yang berkepentingan dengan berbagai pertimbangan.[2]
·         Menghadapi tantangan Eksternal
Berbagai tantangan di masa depan antara lain ialah:
Globalisasi Ekonomi. Berbagai faktor yang turut berpengaruh pada globalisasi di bidang ekonomi, industri dan perdagangan, antara lain, adalah:
a.       Keberadaan korporasi multi nasional dengan segala ciri dan kegiatannya,
b.      Meningkatkan kesadaran di kalangan para negarawan di dunia,
c.       Sebagai konsekuensi kesadaran di atas, timbul dorongan untuk mewujudkan kerja sama di bidang ekonomi pada tingkat regional,
d.      Salah satu tuntutan globalisasi ekonomi, yang menjadi fokus perhatian WTO adalah keterbukaan semua negara bukan hanya dalam arti transparansi kebijaksanaan di bidang ekonomi, moneter dan perdagangan, akan tetap keterbukaan dalam kegiatan operasional bisnis yang diharapkan berarti tidak adanya pembatasan lalu lintas barang,
e.       Dalam era keterbukaan di bidang ekonomi, diharapkan kebijaksanaan yang proteksinistik yang mungkin masih dianut oleh negara dan atau pemerintah tertentu ditinggalkan,
f.       Timbulnya berbagai tuntutan baru dalam dunia bisnis dalam bentuk pemenuhan berbagai standar internasional.
Perubahan geopolitik. Usainya perang dingin memang mengubah peta geopolitik dunia secara mendasar. Pengangguran. Tantangan yang tampaknya akan terus dihadapi oleh berbagai negara, yang pada gilirannya memerlukan manajemen stratejik, adalah masalah penciptaan lapangan kerja bagi para masyarakat. Peningkatan Taraf Hidup. Dalam kaitan ini manajemen puncak akan dihadapkan kepada situasi bahwa yang diandalkan dalam penyelenggaraan bisniis adalah keunggulan kompetitif, bukan keunggulan komparatif. Penyelenggaraan Bisnis berdasarkan Norma-norma Moral dan etika. Penyelenggaraan yang demikian bukanlah tugas yang mudah. Kenyataannya menunjukkan bahwa setiap organisasi bisnis dihadapkan kepada suasana persaingan yang semakin tajam. Penyelenggaraan tersebut mencakup semua segi kehidupan organisisional. Keanekaragaman Tenaga Kerja. Yang dimaksud adalah konfigurasi ketenagakerjaan yang terdapat dalam organisasi yang bersangkutan, yang diperoleh dari berbagai sumber tenaga kerja domestik maupun internasional. Perkembangan teknologi. Bagi para manajer tingkat puncak perkembangan tersebut mempunyai ramifikasi (yang bersifat positif dan ada juga yang bersifat negatif) yang luas dalam kegiatan mengelola organisasi. Faktor demografi. Makin banyak manusia yang menikmati mutu hidup yang semakin meningkat, antara lain berkat mutu gizi dan kemajuan yang diraih dalam bidang kedokteran.[3]
2.      Pengertian Manajemen Stratejik Dan Dimensinya
Dewasa ini istilah strategi sudah digunakan oleh semua jenis organisasi dan ide-ide pokok yang terdapat dalam pengertian semula tetap dipertahankan hanya saja aplikasinya disesuaikan dengan jenis organisasi yang menerapkannya, karena dalam arti yang sesungguhnya, manajemen puncak memang terlibat dalam satu bentuk “peperangan” tertentu.[4]
·         Keputusan stratejik yang bersifat multidimensional
Berbagai dimensi keputusan stratejik berikut ini mutlak perlu dikenali dan diperhitungkan.
-          Dimensi keterlibatan manajemen puncak
-          Dimensi alokasi dana, sarana dan Prasarana
-          Dimensi waktu keputusan stratejik
-          Dimensi orientasi masa depan
-          Konsekuensi isu stratejik yang multifaset
-          Dimensi lingkungan eksternal[5]
·         Tingkat-tingkat strategi
Untuk suatu organisasi yang hanya terlibat pada satu bidang bisnis, strateginya hanya dua tingkat, yaitu: strategi pada tingkat korporasi, dan strategi yang sifatnya fungsional.
3.      Faktor-Faktor Berpengaruh Dalam Rancang Bangun Sistem Manajemen Stratejik
a.       Tipe dan struktur organisasi,
b.      Gaya manajerial,
c.       Kompleksitas lingkungan eksternal,
d.      Kompleksitas proses produksi, dan
e.       Hakikat berbagai masalah yang dihadapi.[6]


B.      Proses Manajemen Stratejik
1.      Ciri-Ciri Organisasi Berkinerja Tinggi
1. Organisasi berkinerja tinggi mempunyai arah yang jelas untuk ditempuhnya.
2.      Manajemen yang berhasil menjadikan organisasi berkinerja tinggi selalu berupaya agar dalam organisasi tersedia tenaga-tenaga berpengetahuan dan keterampilan tinggi disertai oleh semangat kewirausahaan.
3.      Pada organisasi berkinerja tinggi, para manajernya membuat komitmen kuat pada suatu rencana aksi stratejik,
4.      Orientasi suatu perusahaan berkinerja tinggi adalah “hasil” dan memiliki kesadaran yang tinggi tentang pentingnya evektifitas dan produktivitas yang meningkat.
5.      Salah satu sifat penting yang dimiliki oleh para manajer yang berhasil ialah kesediaannya membuat komitmen yang mendalam pada strategi yang telah ditentukan dan berupaya bersama seluruh komponen organisasi lainnya agar strategi tersebut membuahkan hasil yang diharapkan.[7]
2.   Tahap-Tahap Dalam Proses Manajemen Stratejik
a.       Perumusan misi organisasi (perusahaan),
b.      Penentuan profil organisasi,
c.       Analisis dan pilihan stratejik,
d.      Penetapan sasaran jangka pendek,
e.       Penentuan stategi induk,
f.       Penentuan strategi operasional,
g.      Penentuan sasaran jangka pendek, seperti sasaran tahunan,
h.      Perumusan kebijaksanaan,
i.        Pelembagaan strategi,
j.        Penciptaan sistem pengawasan,
k.      Penciptaan sistem penilaian,
l.        Penciptaan sistem umpan balik.[8]

C.     Perumusan Misi Untuk Diemban
1.      Pengertian Misi
Misi ialah maksud dan kegiatan utama yang membuat organisasi memiliki jati diri yang khas dan sekaligus membedakan dari organisasi lain yang bergerak dalam bidang usaha yang sejenis. Misi merupakan suatu bentuk pernyataan umum tetapi bersifat lestari oleh manajemen puncak yang mengandung niat organisasi yang bersaangkutan.[9]
2.      Perumusan Misi Dan Cakupannya
Sumber ide dalam perumusan misi suatu perusahaan dapat ditelusuri pada keyakinan, keinginan dan cita-cita pendirinya. Artinya, ketika seorang wirausahawan memutuskan mendirikan suatu badan usaha, ia barangkali dalam bentuk yang masih sangat umum telah mempunyai pandangan dalam bidang apa perusahaan yang akan didirikannya itu akan bergerak dan bagaimana ia akan mengelola perusahaan tersebut. Apabila akan dilakukan perumusan misi yang baru, ada delapan hal yang harus jelas terlihat, yaitu:
a.       Konsumen dan pasar yang menjdi sasaran,
b.      Jasa pelayanan yang akan diberikan,
c.       Wilayah operasi perusahaan,
d.      Teknologi yang akan dimanfaatkan,
e.       Pemantapan keberadaan organisasi,
f.       Filsafat bisnis yang akan diterapkan,
g.      Pengenalan jati diri perusaahaan secara mantap,
h.      Citra perusahaan yang ingin diproyeksikan ke masyarakat luas.[10]

D.     PENGENALAN LINGKUNGAN EKSTERNAL
Pengenalan lingkungan eksternal secara tepat semaki penting karena:
a.       Jumlah faktor-faktor yang berpengaruh itu tidak pernah konstan melainkan selalu berubah ,
b.      Intensitas dampaknya beraneka ragam,
c.       Ada faktor-faktor eksternal yang merupakan “kejutan”yang tidak dapat diperhitungkan sebelumnya betapa pun cermatnya analisis “SWOT” dilakukan,
d.      Kondisi eksternal itu berada di luar kemampuan organisasi untuk mengendalikannya[11]

1.      LINGKUNGAN EKSTERNAL YANG “JAUH”
·         Pertimbangan-pertimbangan Ekonomi
Yaitu berbagai faktor di bidang ekonomi dalam lingkungan mana suatu perusahaan bergerak atau beroperasi. Tanpa memasuki berbagai teori ekonomi yang rumit itu secara mendalam, mudah memahami bahwa sungguh banyak segi-segi perekonomian yang mau tidak mau harus dipertimbangkan dan diperhitungkan. Hal-hal yang akan disoroti berikut ini mencakup:
a.       Perkembangan global di bidang ekonomi,
b.      Pertumbuhan ekonomi dan pelestarian lingkungan,
c.       Kehadiran korporasi multinasional,
d.      “kejutan” dibidang energi, dan
e.       Pendanaan.[12]
·         Faktor-faktor Politik – Faktor-faktor Sosial
Kekuatan sosial politik, yang lebih populer dikenal dengan istilah “partai politik”, yang eksistensinya resmi diakui di negara bangsa yang bersangkutan biasanya dengan gaya, cara dan teknik-teknik tertentu berdasarkan tata krama politik yang telah disepakati bersama berupaya sekuat tenaga untuk “menjual” program politik masing-masing. Pengenalan faktor-faktor politik secara regional dan global mutlak perlu karena dampaknya, baik yang bersifat positif maupun negatif.
            Pentingnya dampak faktor-faktor sosial sangat penting pula disadari oleh para pengambil keputusan stratejik. Berbagai faktor seperti keyakinan, sistem nilai yang dianut, sikap, opini dan bahkan gaya hidup harus dikenali secara tepat. Tidak dapat disangkal bahwa manusia selalu berupaya untuk melakukan penyesuaian-penyesuaian tertentu terhadap tuntutan sosial yang selalu berubah itu.
            Berbagai implikasinya dalam bidang sosial yang ada kaitannya dengan manajemen stratejik terlihat pada paling sedikit lima hal, yaitu: pendidikan, faktor kultur, konfigurasi ketenagakerjaan, faktor demografi, dan etos kerja sebagai faktor sosial.[13]



E.     Pentingnya Analisis Internal Perusahaan Sebagai Instrumen Menciptakan Profil
1.      Pengembangan Profil Perusahaan
            Yang dimaksud dengan profil perusahaan adalah penentuan kompetensi dan kelemahan perusahaan yang sifatnya stratejik atau menentukan. Penentuan profil suatu perusahaan dilakukan dengan mengidentifkasikan dan kemudian menilai faktor-faktor  internal yang bersifat sratejik tersebut. Faktor-faktor yang dimaksud adalah:
a)      Pendekatan fungsi
Pendekatan fungsi berupaya mengidentifikasi dan menilai faktor-faktor internal yang mencakup kemampuan perusahaan, keterbatasannya, dan ciri-cirinya yang biasa dikategorikan pada:
·         Posisi Pasar
Suatu perusahaan didirikan dan dikelola untuk menghasilkan produk tertentu, baik berupa barang maupun jasa dengan beberapa pertimbangan seperti:
ü      Karena perusahaan memiliki keunggulan kompetitif dan atau komparatif sehingga produk yang dihasilkan akan laku dijual di pasaran dengan harga yang kompetitif meskipun perusahaan pesaing sudah memproduksi barang sejenis.
ü      Produk yang dihasilkan akan diperkirakan akan diminati para pengguna karena diperhitungkan akan memuaskan sebagai kebutuhan mereka.
ü      Jika dipasaran barang yang sejenis telah beredar, produk perusahaan menjadi alternatif pilihan yang menarik bagi para pengguna.

·         Keuangan dan akunting
Salah satu kendala yang sering dihadapi oleh banyak perusahaan adalah keterbatasannya mengumpulkan dana yang mutlak diperlukan dalam mengelola perusahaan tersebut. Untuk mengatasi hal tersebut tentu saja perusahaan harus mampu meningkatkan pendanaan dengan cara berikut:
ü      kemampuan memupuk modal untuk jangka pendek. Biasanya pemupukan modal dalam jangka pendek diperlukan untuk membiayai kegiatan-kegiatan operasional perusahaan.
ü      kemampuan mencari modal dalam jangka panjang, hal ini digunakan untuk investasi dan untuk memperbesar perusahaan dan melakukan diversifikasi produknya.
ü      struktur modal kerja harus ditetapkan dengan jelas karena akan berkaitan langsung dengan pemanfaatan kemampuan perusahaan itu sendiri.
ü      identifikasi perumusan strategi dalam pengembangan perusahaan.[14]

·         Produksi yang berarti aspek teknis, dan operasional perusahaan
Organisasi atau perusahaan yang dapat dikategorikan dikelola dengan baik adalah ketika semua pihak yang terlibat dalam semua jenis kegiatan organisasi, baik yang sifatnya manajerial, fungsional, administratif, teknis, dan operasional dapat berpegang teguh pada prinsip efisiensi, efektifitas, dan produktifitas.
·         Sumberdaya manusia
Manusia merupakan unsur terpenting dalam setiap organisasi, termasuk organisasi bisnis, dikatakan demikian karena sumber-sumber lain dalam organisasi seperti modal, mesin, metode kerja adalah benda-benda mati yang hanya bermakna bagi organisasi apabila digerakkan atau digunakan oleh manusia.

·         Struktur Organisasi dan manajemen
Pengelolaan berdasarkan pendekatan sistem bukanlah sesuatu yang timbul dengan sendirinya, melainkan harus diupayakan secara sadar. Agar upaya tersebut membuahkan hasil yang diharapkan maka perlu pertimbangan seperti: struktur organisasi, analisis reputasi dari pandangan orang luar yang tidak termasuk anggota dalam organisasi, citra manajemen, pola pengambilan keputusan, pola komunikasi dalam organisasi, dan iklim kerja dan budaya organisasi.
b)      Pendekatan analisis rincian operasional
Sasaran penting dari analisis rincian operasional ialah agar para pengambil keputusan stratejik dalam perusahaan semakin mengenali kekuatan dan kelemahan perusahaan tersebut. Dalam melakukan rincian operasional, biasanya dua hal yang menjadi sorotan perhatian pelaksanaan kegiatan-kegiatan pokok dan kegiatan-kegiatan penunjang.
Pelaksanaan kegiatan pokok. Yang dimaksud dengan kegiatan pokok ialah semua aktifitas yang mempunyai tautan langsung dengan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi. Contoh dari kegiatan pokok adalah produksi baik berupa barang dan jasa yang dimaksudkan untuk memuaskan segala kebutuhan para pengguna, dan diminati oleh para pengguna atau para calon pengguna
Yang dimaksud dengan kegiatan-kegiatan penunjang adalah berbagai aktivitas yang terselenggara dalam organisasi yang meskipun tidak memberikan kontribusi secara langsung kepada keseluruhan upaya pencapaian tujuan dan sasaran utama organisasi. Contoh dari kegiatan penunjang adalah, perihal pengadaan bahan, pemanfaatan teknologi, manajemen sumber daya manusia, dan infrastruktur perusahaan.

F.      Perumusan Sasaran Jangka Panjang Dan Strategi Induk
1.      Penentuan Sasaran Jangka Panjang
            Para pakar manajemen stratejik pada umumnya menekankan bahwa ada tujuh wilyah pengelolaan bisnis yang perlu mendapat perhatian dalam menentukan sasaran jangka panjang, yaitu:
ü      Perolehan keuntungan
Perolehan keuntungan dalam jangka pendek  bukanlah suatu strategi bisnis yang tepat. Meskipun keuntungan besar untuk jangka pendek diperoleh, tetapi hal itu mengakibatkan hilangnya kepercayaan berbagai pihak yang berkepentingan kepada perusahaan. Untuk itulah ditekankan juga perolehan keuntungan secara wajar serta perkembangan dan pertumbuhan perusahaan secra wajar juga, dan hal ini tentu saja dilaksanakan dalam sasaran jangka panjang.
ü      Produktivitas
Produktivitas merupakan suatu wilayah kegiatan organisasi yang selalu tampak sebagai salah satu sasaran jangka panjang. Artinya, suatu perusahaan yang ingin bertumbuh dan berkembang selalu berupaya meningkatkan produktivitas kerja berbagai system dalam orgaisasi tersebut, termasuk sistem manajemen, sistem fungsional, dan sistem operasional.[15]
ü      Posisi kompetitif
Salah satu ciri dunia bisnis ialah terjadinya persaingan yang ada kalanya berlangsung dengan ketat antara berbagai perusahaan yang menghasilkan produk yang sejenis, baik berupa barang maupun jasa, dan bergerak di pasar yang sama. Setiap perusahaan akan selalu berupaya untuk merebut pangsa pasar yang lebih besar. Kemampuan merebut pangsa pasar yang lebih besar itu pada gilirannya akan berakibat pada peningkatan kemampuan perusahaan memperoleh keuntungan secara berlanjut dan menjadikan perusahaan semakin mampu mewujudkan perkembangannya dan pertumbuhan yang didambakannya.
ü      Pengembangan sumber daya manusia
Dewasa ini di lingkungan bisnis semakin meluas kesadaran bahwa sumber daya manusia merupakan unsur dan aset perusahaan yang paling penting. Artinya semakin disadari bahwa manusia tidak boleh diperlakukan sebagai salah satu alat produksi semata yang posisinya dan statusnya disamakan dengan alat-alat produksi yang lain. Berangkat dari pandangan demikian, manajemen tampaknya semakin sadar bahwa perusahaan harus berupaya untuk memuaskan berbagai kepentingan dan kebutuhan para karyawan, baik yang sifatnya materi, sosial, status, psikologis, dan kesempatan untuk bertumbuh dan berkembang.
ü      Pemeliharaan hubungan industrial
Salah satu ciri “dunia kekaryaan” dwasa ini adalah pengakuan berbagai pihak seperti pemerintah dan pengguna tenaga kerja terhadap hak para pekerja untuk membentuk serikat pekerja. Hal ini harus dilihat sebagai mitra manajemen dalam upaya pencapaian tujuan  organisasi yang bersangkutan. Oleh karena itu dewasa ini, umum diakui bahwa keberadaan serikat kerja dalam suatu perusahaan bukan saja karena ketaatan manajemen pada tuntutan peraturan perundang-undangan, tetapi untuk memberdayakan para pekerja tersebut. 
ü      Keunggulan teknologi
Merupakan kenyataan yang tidak dapat disangkal bahwa untuk peningkatan efisiensi, efktivitas, dan produktivitas kerja, suatu perusahaan tidak punya pilihan lain kecuali memanfaatkan berbagai kemajuan dan terobosan yang terjadi dibidang teknologi.
ü      Tanggung jawab sosial
Tanggung jawab sosial suatu perusahaan tidak terbatas kepada para pengguna produk yang dihasilkannya, akan tetapi juga kepada berbagai pihak yang berkepentingan eksternal, misalnya, suatu perusahaan harus berupaya menjadi “warga negara korporasi” yang bertanggung jawab, antara lain taat kepada perundangan-undangan yang diterbitkan oleh pemerintah, seperti membayar pajak penghasilan, pajak pertambahan nilai, pajak ekspor, kesediaan berpartisipasi dalam kegiatan sosial, bahkan kegiatan keagamaan yang berlangsung dalam masyarakat di sektor perusahaan.
2.      Mutu Berbagai Sasaran Jangka Panjang[16]
Sasaran jangka panjang perusahaan adalah perlunya kriteria untuk mengukur apakah perusahaan berhasil atau tidak menerapkan strategi yang tepat dalam rangka pencapaian tujuan akhir. Berbagai kriteria yang dimaksud adalah mencakup:
ü      Akseptabilitas
Manajemen yang bertanggung jawab akan berupaya mengelola perusahaan yang dipimpinnya berdasarkan norma-norma moralitas dan etika yang berlaku. Berarti sasaran jangka panjang yang ditetapkan dapat diterima oleh berbagai pihak karena didasarkan pada norma-norma yang dimaksud.
ü      Fleksibilitas
Kenyataan dan pngalaman menunjukkan bahwa selalu terjadi perubahan dalam lingkungan suatu perusahaan. Betapapun cermatnya para pengambil keputusan stratejik melakukan estimasi dan prakiraan tentang factor-faktor eksternal yang akan berpengaruh terhadap jalannya roda organisasi, kemungkinan untuk timbulnya faktor-faktor yang tidak dapat atau bahkan tidak mungkin diperhitungkan sebelumnya selalu saja ada.
ü      Dapat diukur
Sasaran yang ingin dicapai hendaknya dinyatakan dengan jelas dan konkret. Kejelasan yang dimaksud tidak hanya dalam arti jumlah sasaran tersebut yang sedapat mungkin dinyatakan secara kuantitatif, akan tetapi juga batas kurun waktu dalam mana sasaran diharapkan tercapai dan dengan pemenuhan standar mutu yang bagaimana. Bagi para pelaksana kegiatan operasional kejelasan tersebut sangat penting bukan hanya dalam arti menghilangkan keragu-raguan tentang apa yang harus dicapai dalam kurun waktu tertentu di masa depan, akan tetapi juga mencegah timbulnya salah pengertian dalam mengukur kinerja para pelaksana kegiatan operasional tersebut.
ü      Kriteria kesesuaian
Yang dimaksud dengan kesesuaian adalah bahwa sasaran jangka panjang harus digali dan merupakan rincian misi perusahaan dan misi merupakan rincian dari kegiatan-kegiatan utama yang harus diselenggarakan dalam rangka pencapaian tujuan akhir. Dengan menggunakan pendekatan demikian, maka berbagai pihak dalam menjalankan fungsinya bekerja atas dasar pemikiran relevansi yang berarti bahwa apapun yang terjadi dalam organisasi selalu relevan dengan misi yang harus diemban dan relevan tujuan yang harus dicapai.
G.    Operasionalisasi Strategi
            Untuk melihat apakah strategi yang telah ditentukan tepat atau tidak tidak hanya terletak pada akuratnya strategi yang dilakukan melainkan terutama dan pada analisis terakhir terjadi pada waktu strategi itu diimplementasikan. Strategi yang ditetapkan itu masih harus diterjemahkan dan dirinci ke dalam tindakan yang konkret. Membahas tahap implementasi suatu strategi suatu strategi ada tiga yaitu: (1) membuat sasaran tahunan yang berperan sebagai pemandu; (2) merumuskan strategi dalam berbagai bidang fungsional yang dikelola menjadi rencana aksi; (3) merumuskan dan mengkomunikasikan berbagai kebijakan sebagai penuntun bagi para karyawan.
1.      Perumusan Sasaran Tahunan
            Strategi jangka panjang berperan penting sebagai “rambu-rambu” bagi perusahaan yang bersangkutan. Sasaran-sasaran merupakan strategi dasar dan menjadi wahana untuk mengukur keberhasilan yang diraih. Untuk mengimplementasikan suatu strategi dasar diperlukan suatu langkah yang kritikal yaitu mengidentifikasikan dan mengkomunikasikan berbagai sasaran operasional tahunan. Keberhasilan mencapai berbagai sasaran operasional tahunan sangat penting ditinjau dari tiga kepentingan, yaitu: (a) lebih menjamin suksesnya pelaksanaan rencana jangka panjang yang sifatnya menyeluruh; (b) meletakkan dasar yang kuat untuk mengendalikan dan memantau kinerja organisasi; (c) sebagai alat pemicu bagi manajemen puncak.
            Semakin panjang jangka wawktu yang diperlukan dalam merealisasikan suatu rencana, semakin kurang asumsi untuk melenceng. Itulah sebabnya perlu pembuatan jangka panjang, dan itu merupakan suatu tantangan bagaimana membuat sasaran dalam rencana jangka panjang dapat dibuat dan berkualitas. Rencana jangka panjang yang baik sudah memberikan gambaran global secara samar-samar tentang harapan dari sumber-sumber daya yang akan mendukung realisasinya. Selain itu rencana jangka panjang juga mengandung nilai-nilai manfaat dan indikator-indikator keberhasilan secara kualitatif.
            Rencana jangka menengah adalah tahapan menuju sasaran akhir (goal) yang ditetapkan dalam rencana jangka panjang. Oleh karena itu rencana jangka menengah ini disusun berdasarkan pada dokumen jangka panjang. Rencana jangka pendek merupakan suatu rencana kegiatan yang konkret dan bersifat operasional sehingga bisa langsung dilaksanakan di lapangan. Itulah sababnya rencana ini harus lebih detail karena akan menjadi sasaran yang akan dicapai dalam waktu cepat.[17]
·         Ciri-ciri Berbagai Sasaran Operasional Tahunan
            Sasaran operasional tahunan ialah hal-hal yang diharapkan oleh bagian-bagian satuan bisnis sebagai sumbangsihnya kepada pencapaian strategi dasar yang telah ditetapkan. Dalam menentukan sasaran tahunan itu tiga hal perlu mendapat perhatian, yaitu: (a) keterkaitan dengan berbagai sasaran jangka panjang dan sasaran tahunan yang terkoordinasikan; (b) konsistensi dalam sasaran tahunan yang tercermin pada adanya tolak ukur dan skala prioritas; (c) berbagai manfaat yang dapat dipetik karena adanya sasaran tahunan.[18]
            Salah satu mekanisme yang sering digunakan untuk menciptakan iklim terintegrasi dan koordinasi yang mantap ialah dengan melibatkan para manajer yang terkait dalam proses perencanaan dan penyusunan program kerja bagi berbagai satuan kerja yang dalam upaya mencapai sasaran tahunannya harus bekerja sama sebagai tuntunan interaksi. Keterlibatan para manajer tersebut dimaksudkan antara lain untuk:
1.      Mendiskusikan dan memutuskan informasi apa yang diperlukan,
2.      Menyamakan persepsi yang pada mulanya mungkin berbeda,
3.      Merumuskan bentuk interpedensi, interrelasi, dan interaksi yang harus diwujudkan,
4.      Menyepakati segi-segi kinerja yang bersifat kritikal, dan
5.      Memantapkan keterkaitan antara sasaran rahunan dan sasaran jangka panjang.

·         Konsistensi dalam Sasaran Tahunan
            Menurut teori, sasaran tahunan dari berbagai unit kerja dapat dikatakan konsisten satu sama lain apabila dalam masing-masing sasaran dinyatakan dengan jelas apa yang ingin dicapai. Berbagai faktor turut berpengaruh pada timbulnya tuntutan agar dalam mengelola perusahaan ditentukan skala prioritas yang tajam dan jelas. Oleh karena itu diperlukan skala prioritas yang pada intinya mendahulukan hal-hal yang mendukung keberhasilan strategi induk atau kegiatan yang sifatnya kritikal yang membangun.
·         Berbagai Manfaat dari Adanya Sasaran Tahunan
            Ada empat manfaat yang dapat dipetik melalui operasionalisasi strategi dasar, yaitu:
1.      Terciptanya kejelasan tujuan yang berperan sebagai penuntun bagi semua pihak. Artinya adalah menyatukan gerak langkah semua komponen organisasi dalam meningkatkan optimalisasi pemanfaatan sumber dana dan daya terutama SDM sehingga efisiensi dan efektivitas kerja semakin tinggi.
2.      Sasaran tahunan yang tepat akan mampu menjembatani keinginan yang telah dinyatakan dalam strategi dan kenyataan di lapangan. Keterlibatan para manajer akan lebih menjamin operasional karena mereka akan mengawasi dan membuat komitmen.
3.      Sasaran tahunan dapat berperan dalam penyusunan anggaran, dan penjadwalan kegiatan.
4.      Akan memotivasi untuk mencapai kinerja yang memuaskan dan tujuan dapat tercapai.



2.      Pentingnya Strategi Bidang Fungsional
            Untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan diperlukan juga cara identifikasi dan penentuan strategi bidang fungsional. Hal ini merupakan rencana jangka pendek dari suatu bidang fungsional yang memainkan peranan kunci dalam keberhasilan suatu perusahaan untuk mencapai tujuan dan berbagai sasaran jangka panjang. Tegasnya strategi berbagai bidang fungsional lebih memperjelas makna dan hakikat suatu strategi dasar dengan identifikasi yang lebih spesifik tentang bagaimana manajer harus mengelola bidang-bidang fungsional tertentu di masa yang akan datang karena itu tidak ada pilihan bagi manajemen kecuali mengembangkan berbagai strategi bidang fungsional dengan memberikan perhatian utama pada bidang-bidang fungsional yang penting, seperti pemasaran, keuangan, produksi, manajemen operasional, penelitian dan pengembangan serta sumber daya manusia. [19]

3.      Perumusan Dan Komunikasi Kebijaksanaan
            Yang dimaksud dengan kebijaksanaan adalah keputusan yang berperan sebagai petunjuk dalam cara berpikir dan bertindak bagi para manajer dan bawahannya dalam rangka operasionalisasi strategi organisasi yang telah ditetapkan oleh manajemen puncak. Kebijaksanaan sangat penting peranannya sebagai pemandu kegiatan pengendalian yang diperlukan agar sasaran organisasi tercapai dengan tingkat efisiensi, efektivitas dan produktivitas yang setinggi mungkin. Berbagai peranan kebijaksanaan dalam operasionalisasi strategi perusahaan antara lain ialah:
1.      Kebijaksanaan menyangkut pengawasan tidak langsung oleh manajemen puncak terhadap berbagai kegiatan operasional dengan menetapkan tata cara pelaksanaan berbagai proses dan kegiatan dalam organisasi.
2.      Berperan dalam menentukan cara penanganan berbagai kegiatan.
3.      Kebijaksanaan akan sangat mempermudah pemecahan berbagai masalah yang dihadapi.
4.      Kebijaksanaan sangat membantu dalam melembagakan perilaku para anggota organisasi sehingga praktek saling bertentangan dapat dikurangi.
5.      Mengurangi ketidakpastian dalam menyelesaikan suatu permasalahan.
6.      Pentingnya kebijaksanaan dirumuskan dan ditetapkan secara tepat sehingga arah perubahan menjadi jelas dampaknya.
7.      Menyediakan suatu mekanisme kerja bagi para manajer operasional untuk menghindari keputusan yang kurang matang.
            Selain strategi yang direncanakan dibutuhkan juga pengalaman. Pengalaman banyak orang menunjukkan bahwa kebijaksanaan dapat dibuat lisan atau tertulis. Ini tergantung pada efektifitas kerja, tetapi sebaiknya dibuat secara tertulis sebagai bukti kerja. [20]
H.    PELEMBAGAAN STRATEGI
            Tepatnya strategi terletak pada implementasi strategi tersebut, pada waktunya rincian demikianlah yang menyediakan “wahana” untuk mengkomunikasikan kepada para pelaksana kegiatan operasional apa yang harus mereka kerjakan dan bagaimana cara mengerjakannya. Artinya untuk mencapai suatu tujuan dibutuhkan suatu operasionalisasi suatu strategi yang harus dilembagakan.
            Oleh karena itu pelembagaan strategi sangat penting artinya dalam menumbuhkan pemahaman yang seragam di kalangan para pelaksana kegiatan operasional yang berdasarkan prinsip sinergi menyatukan gerak langkah masing-masing dengan gerak langkah orang lain dalam perusahaan sebagai keseluruhan atau paduan satuan bisnis yang ditangani oleh berbagai bidang fungsional. Terdapat tiga elemen organisasi yang paling mendasar yaitu: struktur organisasi, kepemimpinan dalam organisasi dan kultur yang dianut oleh organisasi.
1.      Struktur Organisasi Dan Pelembagaan Strategi
            Organisasi merupakan wahana yang digunakan untuk mencapai tujuan dan berbagai sasaran, mengemban misi dan mewujudkan suatu strategi melalui berbagai kegiatan operasional oleh sekelompok orang yang terikat secara formal dalam hubungan manajerial pimpinan dan anggota. Organisasi juga merupakan proses interaksi antara orang-orang dalam organisasi dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
·         Prinsip-prinsip Dasar Organisasi
1.      Kejelasan tujuan. Tujuan yang ingin dicapai perlu dinyatakan dengan jelas dan eksplisit karena apapun yang terjadi dalam organisasi berkaitan langsung dengan tujuan yang telah ditentukan.
2.      Kejelasan misi. Rumusan misi berperan sebagai rambu-rambu yang harus diikuti dalam penyelenggaraan berbagai kegiatan fungsional dan operasional organisasi.
3.      Fungsionalisasi. Ada terbagi tiga bagian yaitu:
a.       Setiap fungsi yang diselenggarakan harus dilembagakan;
b.      Tidak ada satu fungsi yang dipimpin lebih dari satu satuan kerja; dan
c.       Semua fungsi harus jelas satuan kerjanya.
4.      Kejelasan aktifitas. Menyangkut deskripsi tentang tugas pekerjaan setiap orang dalam organisasi sehingga tidak terjadi tumpang tindih.[21]
5.      Kesimbangan antara wewenang dan tanggungjawab. Kedua hal ini harus seimbang.
6.      Pendelegasian tugas. Memberikan kesempatan kepada para bawahan untuk turut berpartisipasi dalam pengambilan keputusan.
7.      Pembagian pekerjaan. Karena keanekaragaman tugas pekerjaan, terjadilah pembagian pekerjaan yang diwadahkan dalam berbagai satuan kerja.
8.      Kesatuan arah. Semua persepsi harus menuju kepada kesatuan.
9.      Kesatuan komando.
10.  Rentang kendali. Dalam manajemen terdapat perdebatan yang sifatnya perenial tentang penerapan prinsip ini.
11.  Sentralisasi versus desentralisasi. Mengelola suatu organisasi ada hal-hal tertentu yang merupakan hak prerogatif manajemen. Artinya ada kegiatan-kegiatan tertentu yang diselenggarakan berdasarkan pendekatan sentralisasi. Akan tetapi sebaliknya, tidak sedikit kegiatan yang dapat diselenggarakan dengan desentralisasi.
12.  Departementalisasi. Hal ini perlu karena aneka ragam bidang fungsional, diversifikasi produk, seperti proses produksi, proses penanganan informasi dan sebagainya.
·         Tipologi Struktur Organisasi
            Dari teori organisasi diketahui bahwa struktur organisasi dimaksudkan untuk mempermudah jalannya koordinasi antara berbagai satuan kerja yang terdapat di dalamnya dan sebagai alat untuk mengawasi tindakan para anggotanya. Dalam upaya memilih struktur yang tepat dari berbagai tipologi struktur organisasi, pada umumnya tiga komponen yang harus dipetimbangkan, yaitu (a) kompleksitas berbagai aktifitas yang harus dilakukan; (b) tingkat formalisasi yang berlaku dan; (c) penerapan konsep sentralisasi versus desentralisasi dalam pengambilan keputusan.[22]
2.      Peranan Kepemimpinan Dalam Pelembagaan Strategi
            Adanya karyawan yang terampil, loyal, memiliki dedikasi yang tinggi, sikap yang positif dan semangat kerja yang tinggi sangat diperlukan dalam proses implementasi. Semuanya itu memerlukan unsur lain yang peranannya sangat menentukan, yaitu kepemimpinan. Tidak ada yang menyanggah kebenaran pendapat yang mengatakan bahwa kepemimpinan merupakan suatu elemen organisasi yang sangat menentukan dalam implementasi strategi. Hal-hal yang dikemukakan diatas berawal dari filosofi kepemimpinan seseorang sangat tergantung pada pendekatan pemimpinnya.
·         Peranan Manajemen Puncak
            Peranan seorang manajer puncak yang menjadi katalisator utama bukan hanya dalam kelancaran perumusan tetapi juga dalam implementasi. Manajer puncak juga memikirkan, merumuskan dan menentukan strategi serta mengarahkan dan memantau pelaksanaannya. Peranan manajemen puncak bersifat simbolik dan substantif dan juga mendorong tumbuhnya kegairahan kerja dan komitmen yang besar di kalangan para manajer yang lebih rendah. Manajemen puncak membutuhkan bantuan dan dukungan kelompok manajer yang lebih rendah, tetapi manajer itu juga harus tetap kedudukannya. Oleh karena itu manajemen puncak perlu melakukan penugasan para manajer kunci.[23]           
3.      Peranan Kultur Organisasi Dalam Pelembagaan Strategi
            Setiap organisasi merupakan suatu satuan kerja yang mempunyai ciri-ciri, kondisi, kepribadian, sistem nilai, keyakinan, etos kerja dan masalah yang sifatnya khas. Salah satu aspek organisasi yang unik sifatnya adalah kultur yang dianut dan berlaku bagi semua orang dalam organisasi yang bersangkutan. Kultur itulah yang membedakan satu organisasi dari organisasi lain, meskipun bergerak dalam kegiatan yang sama.
            Yang dimaksud dengan kultur organisasi adalah makna kehidupan bersama yang tercermin dalam berbagai asumsi seperti tertulis, diakui dan diterima oleh masyarakat luas. Pemahaman kultur organisasi mutlak sifatnya karena pemahaman setiap orang berbeda karena tergantung pada sistem nilai, keyakinan dan etos kerja yang dianut oleh organisasi.
·         Pengaruh Kultur Organisasi pada Kehidupan Organisasional
            Perlu disadari bahwa kultur dapat berupa kekuatan, akan tetapi dapat pula menjadi kelemahan bagi suatu organisasi. Kultur merupakan kekuatan kalau mempermudah dan memperlancar proses komunikasi, mendorong berlangsungnya proses pengambilan keputusan yang efektif, memperlancar jalannya pengawasan, dan menumbuhkan semangat kerja sama dan memperbesar komitmen kepada organisasi. Sebaliknya kultur dapat menjadi sumber kelemahan bagi organisasi apabila keyakinan dan sistem nilai yang dianut tidak seirama dengan tuntutan strategi organisasi. [24]
·         Konektivitas Strategi dengan Kultur
            Strategi dan kultur memiliki hubungan yang erat dalam inplementasi strategi. Dikatakan seperti itu karena kultur memberi arahan tentang perilaku yang seharusnya ditampilkan oleh para anggota organisasi, apa yang harus mereka lakukan, skala prioritas yang perlu ditetapkan. Kultur menjebatani ketentuan-ketentuan formal dengan kenyataan di lapangan.
I.       Pengawasan, Evaluasi, Dan Umpan Balik Strategi
            Suatu strategi dipilih dari sekian banyak alternatif yang telah dianalisis dan dipertimbangkan dengan teliti dan matang serta dilaksanakan dalam suatu kurun waktu tertentu. Maksudnya adalah agar satu organisasi berada dalam kondisi dan posisi yang efektif dalam upaya mencapai tujuan yang sering berubah-ubah oleh karena pengaruh lingkungan. Untuk menentukan apakah implementasi strategi terlaksana dengan baik atau tidak, manajemen perlu melakukan tiga tindakan, yaitu melakukan pengawasan, membuat penilaian, dan menciptakan suatu sistem umpan balik yang sifatnya strategis.
1.      Pentingnya Fungsi Pengawasan
            Pengawasan dimaksudkan untuk lebih menjamin bahwa semua kegiatan yang harus diselengarakan dalam suatu organisasi didasarkan pada suatu rencana. Pengawasan dilakukan untuk mencegah terjadinya kesalahan dalam operasionalisasi suatu rencana sehingga kegiatan itu dapat terlaksana dengan baik begitu juga dengan tingkat efisiensi, efektifitas yang tinggi. Cara konseptual dan filosofis pentingnya pengawasan berangkat dari kenyataan bahwa manusia tidak ada yang sempurna.
·         Teknik-teknik pengawasan:
            Untuk mengetahui dengan jelas apakah penyelenggarakan kegiatan operasional sesuai dengan rencana atau tidak, dan apakah terjadi deviasi, atau tidak. Manajemen perlu mengamati jalannya kegiatan operasional tersebut. Berbagai teknik yang dapat digunakan antara lain:
1.      Pengamatan langsung atau observasi oleh manajemen untuk melihat sendiri bagaimana caranya para pertugas menyelenggarakan kegiatan dan menyelesaikan tugasnya.
2.      Melalui laporan baik tertulis maupun lisan.
3.      Melalui penggunaan kuesioner, untuk menggali informasi tentang situasi yang dihadapi di lapangan.
4.      Melalui wawancara, apabila diperlukan wawancara dengan para pekerja dapat dilakukan dalam rangka pengawasan.
·         Manfaat Hasil Pengawasan
            Manfaat terpenting dari pengawasan adalah: (a) tersedianya bahan informasi bagi manajemen tentang situasi nyata dimana organisasi itu berada; (b) dikenalinya faktor-faktor pendukung terjadinya operasionalisasi rencana dengan efisien dan efektif; (c) pemahaman tentang berbagai faktor yang menimbulkan kesulitan dalam penyelenggaraan operasional; (d) langkah-langkah apa yang segera diambil untuk menghargai kinerja yang memuaskan dan (e) tindakan preventif apa yang segera dapat dilakukan agar deviasi dari standar tidak terus berlanjut.[25]      
2.      Penilaian Sebagai Fungsi Manajerial Yang Stratejik
            Para manajer yang melakukan penilaian akan menemukan satu dari tiga bentuk temuan, yaitu: (a) hasil yang dicapai melebihi harapan dan target; (b) hasil yang dicapai sama dengan harapan dan target; (c) harapan yang dicapai kurang dari harapan dan target. Berbagai sasaran penilaian adalah seluruh faktor organisasional yang seluruhnya dapat berbentuk: mempertahankan apa yang sudah ada, mengubah seluruh faktor organisasional, mengubah hanya sebagian dari faktor-faktor. Yang menjadi sasaran penilaian termasuk juga tujuan yang hendak dicapai, misi, strategi, struktur organisasi, manajemen, dan pengambilan keputusan.                      
3.      Pentingnya Peranan Umpan Balik
            Semua informasi yang diperoleh dalam menjalankan roda organisasi perlu dijadikan sebagai umpan balik. Pihak yang bertanggungjawab untuk sistem umpan balik adalah manajemen puncak dan harus mengandung informasi yang aktual. Lengkap dan dapat dipercaya. Sistem umpan balik merupakan cara yang handal dan penting dalam manajemen.
II.    Tanggapan
1.      Pemimpin dalam berstrategi
            Untuk dapat bergerak dan bisa sampai ke tujuan, maka seorang pemimpin harus memiliki suatu gambaran yang jelas akan apa hendak dilakukan dan ingin menjadi apa dalam satu tahun, lima tahun dan sepanjang hidupnya. Seorang pemimpin tidak dapat memimpin orang lain dalam mendefinisikan sasaran-sasaran mereka bila dirinya sendiri tidak mengetahui sasarannya. Beberapa langkah dasar yang perlu dilakukan untuk menentukan sasaran-sasaran organisasi :
1.      Kumpulkan orang-orang kunci yang dapat memimpin orang lain dan mengajak mereka untuk bermimpi dan berfikir tentang apa yang harusnya dicapai dalam kurun waktu lima tahun.
2.      Pada awal proses ajaklah orang lain.
3.      Prioritaskan banyak ide baik yang akan diperoleh dan diputuskan setiap tahun.
4.      Analisislah langkah apa yang dibutuhkan untuk mencapai sasaran itu.
5.      Perkirakan biaya yang diperlukan.
6.      Tugaskan orang tertentu dalam melaksanakan tugas tersebut.
7.      Komunikasikanlah sasaran anda dengan cara-cara yang menarik, baik dan wajar.
8.      Ingatlah bahwa anda ada dalam suatu proses dimana setiap tahun situasi akan berubah
            Setiap sasaran yang hendak dicapai harus mempunyai suatu maksud. Sehingga terlebih dahulu kemukakanlah mengapa perlu melakukan sesuatu dan apa sasarannya. Tapi perlu diperhatikan bahwa ada perbedaan sasaran dan maksud yaitu bahwa sasaran dapat diukur. Karena itu perlu untuk menentukan tanggal kapan sasaran akan tercapai, namun disamping itu perlu juga untuk mengukur sejauh mana sasaran itu tercapai, apakah benar-benar tercapai atau tidak.
Manajemen memadukan segala sesuatu di dalam suatu tatanan yang mencakup sumber daya dengan tujuan tertentu dengan menghasilkan kinerja yang tangguh. Kinerja yang tangguh ialah mencakup hasil yang baik, tidak tercela dalam mencapai tujuan, beruntun dalam pemikiran dan aksi, awet dan tidak cepat gugur, tidak sombong dalam menempatkan diri, mengikuti perkembangan zaman, ulet dalam pelaksanaannya dan konsekuen dalam tindakannya.[26] Dengan demikian manajemen adalah suatu tindakan menangani, mengontrol dan mengarahkan sesuatu pekerjaan  secara kerja sama dengan orang lain di dalam sesuatu institusi lembaga maupun suatu perusahaan.[27]Manajemen juga dimengerti sebagai sebuah disiplin ilmu yang banyak mengajarkan  tentang bagaimana pengelolaan suatu organisasi atau lembaga yang dilakukan secara bersama- sama.[28]
Ada beberapa hal yang diperlukan untuk melaksanakan tujuan, misi. visi dan sasaran, yaitu:
Ø      gereja harus sebagai terang, dimana setiap orang dapat menjadi teladan, contoh, pembimbing, perintis, pelopor untuk perbuatan atau kegiatan-kegiatan yang baik dan benar
Ø      gereja harus sebagai garam, dimana setiap orang bermanfaat bagi kehidupan sekelilingnya (namun tidak pamer)
Ø      gereja sebagai ragi, dimana setiap orang mampu memberikan nilai tambah (lih: Matius 13:33).[29]
Manajemen strategi dapat menciptakan organisasi yang memberikan pelayanan yang memuaskan kepada pelanggan, sehingga gereja harus dapat mempertahankan diri dalam era globalisasi, dan juga sebagai pemeliharaan dengan mempertahankan keunggulan yang berkelanjutannya. Adapun manajemen strategi mempunyai beberapa tugas kritikal, yaitu:
Ø      Memformulasi misi gereja, dengan tujuannya.
Ø      Mengembangkan gereja dengan kondisi internal dan kemampuan
Ø      Memilih beberapa tujuan jangka panjang untuk mencapai apa yang diinginkan
Ø      Mengembangkan tujuan tahunan dan strategi jangkan pendek dengan tujuan jangka panjang dari seluruh strategi
Ø      Mengimplementasikan pilihan strategi dengan alat sumber daya yang dianggarkan, dengan memadai tugas-tugas.
Ø      Keberhasilan dalam menjalankan strategi adalah masukan pengambilan keputusan masa yang akan datang.[30]
            Sebagai mana dijelaskan diatas bahwa manajeman strategi juga mengembangkan gereja dengan kondisi internal dan kemampuan, maka potensi dari setiap orang harus ditata dengan mengarahkan potensi yang melekat dari dirinya untuk mendukung tujuan-tujuan gereja. Sehingga dengan demikian harus ada sinkronisasi antara tujuan organisasi dengan tujuan individu di dalam organisasi, tidak membuat perbedaan antara keduanya, tercapai tidaknya tujuan adalah usaha dari keduanya.[31]
            Hal yang perlu kita ketahui ialah bahwa kerjasama antara kelompok dan setiap anggota (individu) yang berlebihan itu dapat merugikan, apa yang baik bagi kelompok baik juga bagi diri sendiri, sehingga dalam kerjasama kita perlu bertanggungjawab atas diri sendiri dan kebutuhan pribadi, dan seorang pemimpin perlu siap sedia agar mampu mempergunakan strategi dan cara untuk menyelesaikan ketegangan yang memungkinkan kebutuhan pribadi dan kelompok terpenuhi.[32]
            Pemimpin dalam melakukan pengawasan dilakukan dengan cara yang benar, tidak ada intervensi dalam pengawasan, tetapi harus tegas, jujur, dan serius, serta transparan. Dengan membicarakan transparansi dan menciptakan budaya keterbukaan, sebenarnya kita sedang membicarakan aliran informasi yang bebas di dalam dan diantara organisasi dan para pemegang sahamnya, termasuk masyarakat. Keefektifan organisasi, kemampuan bersaing, menyelesaikan masalah, berinovasi, mengatasi tantangan, dan meraih tujuan adalah hal-hal yang penting, namun jika dalam organisasi kesulitan dalam hal kebenaran informasi karena di dalam organisasi tersebut tertutup, maka itu turut mempengaruhi kinerja. Agar informasi bisa mengalir dengan bebas maka semua dalam organisasi itu harus memiliki kebebasan untuk berbicara secara terbuka begitu juga dengan manajernya.[33]
            Kebijaksanaan seorang pemimpin terlihat ketika ia dilanda kesulitan, dan ia akan menjawab tantangan itu dengan berani mengambil inisiatif, tetapi terlebih dahulu ia mengidentifikasi masalah, ia menyodorkan pemecahan masalah (solusi), ia mampu mendelegasikan tugas, ia tahu cara memotivasi orang lain, dan ia ikut bekerja itulah ciri-ciri pemimpin yang baik dalam mengambil  keputusan.[34]


2.      Operasionalisasi strategi
Melalui Ketiga tahap yang diberikan (pada bagian isi mengenai operasionalisasi strategi) tersebut membutuhkan pelaku dari usaha itu, oleh karena itu perlu dilakukan pemantapan SDM, dan itu adalah bagian dari strategi manajemen. Sejumlah teknik perencanaan telah dikembangkan orang guna membantu para manajer. Diantaranya adalah proses masuknya orang ke dalam perusahaan, bertahannya orang dalam perusahaan, dan keluarnya dari perusahaan, sesuai dengan sasaran keseluruhan perusahaan. Pilihan pimpinan mengenai strategi dalam bidang SDM akan bergantung kepada nilai yang dianut oleh mereka yang berkuasa dalam perusahaan.
            Perencanaan SDM berusaha menganalisis berbagai faktor yang mungkin mempengaruhi penawaran atas dan permintaan akan tenaga kerja, dengan maksud untuk memaksimumkan kinerja perusahaan di masa depan. Jadi perencanaan bagi tenaga kerja dalam perusahaan meliputi usaha untuk memperoleh: orang yang tepat, jumlah yang tepat, dengan pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman yang tepat.[35]  
3.       Keuntungan berstrategi
Jika kita menerima contoh alkitabiah yang menyangkut pragmatisme yang disucikan dalam merencanakan strategi, kita akan mendapatkan banyak keuntungan, diantaranya adalah:
a.       Efisiensi kerja meningkat
b.      Efektifitas kerja dapat diukur
c.       Ketidakberesan yang mungkin timbul dapat diketahui dan diperbaiki secara dini
d.      Anggota-anggota kelompok kerja dapat dipersatukan
e.       Memudahkan perihal pertanggungjawaban
f.       Membantu orang lain dalam menyusun suatu strategi[36]

III.             Kesimpulan dan Saran
v     Kesimpulan
Ø      Adanya implikasi kompleksitas dari perusahaan atau organisasi sehingga proses pengambilan keputusan yang semakin sulit dan rumit. Untuk itulah diperlukan manajemen stratejik.
Ø      Misi ialah maksud dan kegiatan utama yang membuat organisasi memiliki jati diri yang khas dan sekaligus membedakan dari organisasi lain yang bergerak dalam bidang usaha yang sejenis.
Ø      Misi merupakan suatu bentuk pernyataan umum tetapi bersifat lestari oleh manajemen puncak yang mengandung niat organisasi yang bersangkutan.
Ø      Yang dimaksud dengan profil perusahaan adalah penentuan kompetensi dan kelemahan perusahaan yang sifatnya stratejik atau menentukan.
Ø      Penentuan profil suatu perusahaan dilakukan dengan mengidentifkasikan dan kemudian menilai faktor-faktor  internal yang bersifat sratejik tersebut.
Ø      Adanya Pelaksanaan kegiatan-kegiatan pokok dan kegiatang kegiatan penunjang.
Ø      Kegiatan pokok ialah semua aktifitas yang mempunyai tautan langsung dengan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi.
Ø      Kegiatan-kegiatan penunjang adalah berbagai aktivitas yang terselenggara dalam organisasi yang meskipun tidak memberikan kontribusi secara langsung kepada keseluruhan upaya pencapaian tujuan dan sasaran utama organisasi.
Ø      Untuk melihat apakah strategi yang telah ditentukan tepat atau tidak tidak hanya terletak pada akuratnya strategi yang dilakukan melainkan terutama dan pada analisis terakhir terjadi pada waktu strategi itu diimplementasikan.
Ø      Pelembagaan strategi sangat penting, maka terdapat tiga elemen organisasi yang paling mendasar yaitu: struktur organisasi, kepemimpinan dalam organisasi dan kultur yang dianut oleh organisasi.

4.      Pengawasan Dalam Strategi
            Pada organisasi banyak terjadi kasus-kasus yang notabene tidak dapat terselesaikan secara kompleks atau menyeluruh dikarenakan tidak tepatnya waktu dalam penyelesaian, anggaran yang berlebihan serta kegiatan lain yang menyimpang dalam semula. Oleh karena itu dalam melakukan strategi atau rencana perlu kiranya melakukan pengawasan.
            Robert J. Mockler mengatakan bahwa menurutnya pengawasan adalah usaha sistematik untuk menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan perencanaan, merancang sistem informasi umpan balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standar, menentukan dan mengukur deviasi-deviasi dan mengambil tindakan koreksi yang menjamin bahwa semua sumber daya yang dimiliki telah dipergunakan dengan efektif dan efisien.
a.       Bentuk-bentuk pengawasan
1.      Pengawasan pendahulu (feeforward control, steering controls)
            Yaitu dirancang untuk mengantisipasi penyimpangan standar dan memungkinkan koreksi dibuat sebelum kegiatan terselesaikan. Pengawasan ini akan efektif bila manajer dapat menemukan informasi yang akurat dan tepat waktu tentang perubahan yang terjadi atau perkembangan tujuan.
2.      Pengawasan Concurrent (Concurrent control)
            Yaitu pengawasan antara “ya-tidak” dimana suatu aspek dari prosedur harus memenuhi syarat yang ditentukan sebelum kegiatan dilakukan guna menjamin ketepatan pelaksanaan kegiatan.
3.      Pengawasan umpan balik (feedback control, past-action controls)
            Yaitu mengukur hasil suatu kegiatan yang telah dilaksanakan, guna mengukur penyimpangan yang mungkin terjadi atau tidak sesuai dengan standar.
b.      Tahap proses pengawasan
1.      Tahap penetapan standar
            Tujuannya adalah sebagai sasaran, kuota, dan target pelaksanaan kegiatan yang digunakan sebagai patokan dalam pengambilan keputusan.
2.      Tahap penentuan
            Pengukuran pelaksanaan kegiatan. Digunakan sebagai dasar atas pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan secara tepat.
3.      Tahap pengukuran
            Pelaksanaan kegiatan beberapa proses yang berulang-ulang dan kontinue, yang berupa atas, pengamatan, laporan, metode, pengujian dan sampel.
4.      Tahap perbandingan
            Pelaksanaan dengan standar dan analisa penyimpangan digunakan untuk mengetahui penyebab terjadinya penyimpangan dan menganalisanya mengapa bisa terjadi demikian, juga dipakai sebagai alat pengambilab keputusan bagai manajer.
5.      Tahap pengambilan tindakan koreksi
            Tindakan koreksi bila diketahui dalam pelaksanaannya terjadi penyimpangan, dimana perlu ada perbaikan dalam pelaksanaan.
c.       Perencanaan proses pengawasan.
            William H. Newmen menetapkan prosedur sistem pengawasan, dimana dikemukakan lima jenis pendekatan yaitu:
1.      Merumuskan hasil yang diinginkan yang dihubungkan dengan individu yang melaksanakan.
2.      Menetapkan petunjuk, dengan tujuan untuk mengatasi dan memperbaiki penyimpangan sebelum kegiatan diselesaikan, yaitu dengan:
·         Pengukuran input
·         Hasil pada tahap awal
·         Gejala yang dihadapi
·         Kondisi perubahan yang diasumsikan.
3.      Menetapkan standar petunjuk dan hasil dihubungkan dengan kondisi yang dihadapi.
4.      Menetapkan jaringan informasi dan umpan balik, dimana komunikasi pengawasan didasarkan pada prinsip manajemen by exception yaitu atasan diberi informasi bila terjadi penyimpangan dari standar.
5.      Menilai informasi dan mengambil tindakan koreksi, bila perlu suatu tindakan diganti.[37]
5. Teknik pengawasan yang cocok dalam Gereja
            Ketika dalam suatu gereja, dalam manajemen strateginya perlu adanya pengawasan. Melalui pengawasan tersebut perlu melaksanakan beberapa teknik yang dianggap cocok diantaranya adalah:
·         Kasih kesempatan kepada orang
Yaitu dalam strategi suatu pengawasan perlu kiranya memberikan kesempatan kepada setiap jemaat.
·         Memakai manajemen Strategi.
·         Menggunakan angket
Yaitu kepada jemaat masing-masing diberikan angket yang berisikan penilaian mengenai pembangunan gereja baik pembangunan fisik maupun non fisik dan penilaian terhadap para perangkat gereja. Angket tersebut juga dapat berupa wawancara, evaluasi, ujian, dsb.
·         “Jujur atau tidak”
Maksudnya adalah melalui angket yang telah diusulkan maka dapat diketahui mengenai kejujuran dari jemaat tersebut.
·         Verifikasi
Yaitu sebagai laporan pertanggungjawaban jemaat.
·         Mendengar masukan
Yaitu para perangkat gereja harus bisa saling mendengarkan setiap masukan untuk kepentingan gereja mengarah kepada yang lebih baik.

v     Saran
            Dalam hal melakukan strategi, perencanaan tersebut merupakan hal yang mutlak yang perlu dalam dalam kegiatan manusia. Ketika melakukan perencanaan membuat strategi, orang haruslah melalui empat komponen pokok, diantaranya:
Ø      Seseorang atau sekelompok, yaitu bahwa semua kegiatan manusia selalu berawal dengan manusia.
Ø      Motivasi, yaitu segala sesuatu yang dikerjakan haruslah beralasan. Alasan tersebutlah yang merupakan motivasi.
Ø      Menentukan sasaran, sasaran mempunyai arti yang lebih khusus daripada tujuan, yaitu bahwa sasaran lebih banyak dipakai untuk mengacu pada hal-hal yang bersifat konkret.
Ø      Strategi, strategi adalah cara yang dipakai untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan sebelumnya.[38]
Adapun hal-hal lain yang diperlukan dalam berstrategi, yaitu:
Ø      Apabila ingin hasil yang lebih optimal, serta perkembangan usaha dengan tepat maka perlu diadakan evaluasi.
Ø      Membuat catatan-catatan tentang hasil pekerjaan dan tinjauan-tinjauan atas prestasi, maka perlu dibuat catatan-catatan seperti: apakah program pelatihan yang direncanakan telah dilaksanakan?; laporan untuk memeriksa apakah berbagai pekerjaan telah mencapai sasaran?; bukti atas evaluasi seperti apakah pengawasan yang dilakukan memberikan hasil yang positif; dan tinjauan pusat seperti apakah rencana pengembangan manajemen berhasil mencapai tujuannya?[39]
Ø      Dalam berstrategi, harus sudah memikirkan berbagai dampak yang akan dihadapi, baik yang positif dan juga negatif.
Ø      Dalam berstrategi, terkhusus pada strategi yang bersifat kelompok, maka kekompakan antar pribadi benar-benar harus diperhatikan.
Ø      Kembali kepada keimanan manusia, bahwa ketika manusia hendak membuat rencana berstrategi, maka harus didasari dengan doa dan menyerahkannya kepada Tuhan, agar strategi dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan dan ditargetkan.



[1] Sondang P. Siagian, Manajemen Stratejik, Jakarta: Bumi Aksara, 2007, hlm. 1
[2] Sondang P. Siagian, Op. Cit; hlm. 1-4
[3] Sondang P. Siagian, Op. Cit; hlm. 4-15
[4] Sondang P. Siagian, Op. Cit; hlm. 15-17
[5] Sondang P. Siagian, Op. Cit; hlm. 17-20
[6] Sondang P. Siagian, Op. Cit; hlm. 23-26
[7] Sondang P. Siagian, Op. Cit; hlm. 27-30
[8] Sondang P. Siagian, Op. Cit; hlm. 30-41
[9] Sondang P. Siagian, Op. Cit; hlm. 43-46
[10] Sondang P. Siagian, Op. Cit; hlm. 46-62
[11] Sondang P. Siagian, Op. Cit; hlm. 63-64
[12] Sondang P. Siagian, Op. Cit; hlm. 64-71
[13] Sondang P. Siagian, Op. Cit; hlm. 71-80
[14] Sondang. P. Siagian, Op. Cit., hlm. 104-108.
[15] Sondang. P. Siagian, Op. Cit., hlm. 128-130.
[16] Sondang. P. Siagian, Op. Cit., hlm. 128-137.
[17] Suharto Prodjowijono, Manajemen Gereja Sebuah Alternatif, BPK Gunung Mulia, Jakarta: 2008, hlm. 53, 60-61.
[18] Sondang. P. Siagian, Op. Cit., hlm. 198-200
[19] Sondang. P. Siagian, Op. Cit., hlm. 201-207.
[20] Sondang. P. Siagian, Op. Cit., hlm. 225-227.
[21] Sondang. P. Siagian, Op. Cit., hlm. 228-230.
[22] Sondang. P. Siagian, Op. Cit., hlm. 231-234.
[23] Sondang. P. Siagian, Op. Cit., hlm. 239-242.
[24]Sondang. P. Siagian, Op. Cit., hlm. 247, 250.
[25] Sondang. P. Siagian, Op. Cit., hlm. 257-261.
[26] Hasiono Soemarsino, Manajemen Plus, Lembaga Literatur Babtis , Bandung : 2003, hlm. 15, 18.
[27] P. Octavianus, Manajemen dan Kepemimpinan Menurut Wahyu Allah, Gandum Mas, Malang: 2002, hlm. 1-2. 
[28] Suharto Prodjowijono, Manajemen Gereja Sebuah Alternatif, BPK Gunung Mulia, Jakarta: 2008. hlm. 5-6.  
[29] Sugiyanto Wiryoputro, Dasar-Dasar Manajemen Kristiani, BPK Gunung Mulia, Jakarta: 2009, hlm. 30
[30] Sugiyanto Wiryoputro, Op.Cit; hlm. 36-38.
[31] Radesman Sitanggang, Memimpin Sesuai Amanah, Pematang Siantar: L-SAPA, 2006, hlm. 68-69
[32] Charkes J. Keating, Kepemimpinan, Teori dan Pengembangannya, Kanisius, Yogyakarta: 1991, hlm. 36
[33] Warren Bennis, Transparansi (Bagaimana Pemimpin Menciptakan Budaya Keterbukaan), Libri, Jakarta: 2009, hlm. 3-4.
[34] John MacArthur, Kitab kepemimpinan (26 karakter Pemimpin Sejati), BPK Gunung Mulia, Jakarta: 2008, hlm. 24-32.
[35] Margaret Attwood & Stuart Dimmock, Manajemen Personalia, ITB, Bandung: 1999, hlm. 13, 15.
[36] C. Peter Wagner, Strategi Perkembangan Gereja, Gandum Emas, Malang: 2003, hlm. 19-21
[37] Internet Blogger, Pengawasan pada manajemen umum, diakses melalui internet pada 14 Mei 2012, pukul 22.00 WIB.
[38] C. Peter Wagner, Op.Cit; hlm. 12-14
[39] Watford, Great Britain, Bagaimana Meningkatkan Mutu Manajer, Lembaga Pendidikan dan Pembinaan Manajemen, Jakarta: 1981, hlm. 33.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar