Seorang laki-laki yang kalah dan selalu kalah

Senin, 11 Juni 2012

KIAT MENGENTASKAN PENGANGGURAN dan KEMISKINAN MELALUI WIRAUSAHA


KIAT MENGENTASKAN PENGANGGURAN
dan
KEMISKINAN MELALUI WIRAUSAHA

I.                         PENDAHULUAN
Dalam mewujudkan masyarakat yang sejahtera, adil dan makmur baik itu dalam bentuk materil maupun spiritual pemerintah dan swasta telah melakukan pembangunan di berbagai bidang secara berkesinambungan dan terus meningkat. Yang ditandai dengan terus meningkatnya Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Namun walaupun demikian peningkatan kesejahteraan hidup tersebut belum dirasakan oleh seluruh masyarakat Indonesia, yang tercermin bahwa pada tahun 2009 masih terdapat penduduk miskin sebesar 32 juta orang dan penduduk yang masih menganggur sebesar 8,96 juta orang. Penduduk yang menganggur pada umumnya tersebar di pedesaan dan di perkotaan. Pengangguran yang terdapat di pedesaan disebabkan oleh masyarakat tersebut berpendidikan rendah dan tidak memiliki keterampilan atau keahlian. Selain itu pengangguran yang terjadi diakibatkatkan oleh beratnya beban hidup yang dipikul oleh satu keluarga. Selain itu juga para sarjana yang menganggur disebabkan karena sulitnya untuk mendapat pekerjaan di kantor-kantor pemerintah atau di perusahaan karena persyaratan yang sulit dipenuhi dan bidang studi yang dipelajari tidak sesuai dengan persyaratan-persyaratan pasar tenaga kerja. Bahkan PHK terjadi dimana-mana, sehingga keadaan seperti ini harus mendapat solusi yang tepat dari kita sebagai masyarakat yang peduli akan hal tersebut.

II.                      ISI
2.1.                  Penyebab Pengangguran dan Kemiskinan
2.1.1              Hanya ingin bekerja sebagai pegawai
Para pengangguran pada umumnya ingin menjadi seorang pegawai negeri yang didasari oleh orangtuanya. Karena orangtua beranggapan bahwa menjadi pegawai negeri lebih terhormat dibandingkan dengan pekerja swasta. Namun sebenarnya pandangan tersebut tidaklah benar, sebenarnya kita harus bekerja keras diberbagai bidang usaha pembangunan dalam mewujudkan masyarakat yang sejahtera, baik materil maupun spiritual.[1]
2.1.2              Lapangan kerja yang tersedia memerlukan skill
Para penganggur sarjana sulit mendapat pekerjaan karena persyaratan yang diminta oleh perusahaan tidaklah sesuai dengan bidang studi yang ia miliki. Jadi kita tidak menemukan titik temu antara lulusan perguruan tinggi dengan persyaratan yang diminta oleh perusahaan. Peryaratan yang sering diminta oleh sebuah perusahaan adalah Indeks Prestasi tinggi, pandai berbahasa Inggris dan komputer, akuntansi, kejujuran dan kedisiplinan dalam bekerja.[2]



2.1.3                                                                                      Tidak ada minat untuk bekerja
Dalam masyarakat memang terdapat pengangguran yang tidak memiliki mainat untuk bekerja, mereka hidup bermalas-malasan tanpa menghasilkan apa-apa, sehingga mereka hidup bergantung pada orang lain dan hidup dalam keadaan frustasi. Jadi kita sebagai masyarakat harus peduli dalam memberikan motivasi atau dorongan sehingga timbul kemauan untuk bekerja.

2.1.4                                                                                      Pertumbuhan ekonomi
Sejak orde lama, orde baru hingga reformasi, kondisi perekonomian kita masih juga belum menggembirakan. Yang disebabkan berbagai kendala diantaranya terbatasnya sumber dana pembiayaan, rendahnya kualitas sumber daya manusia, dan besarnya tingkat korupsi diberbagai bidang pemerintahan. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi menggambarkan pembangunan diberbagai bidang cukup berhasil, sehingga dampak dari keberhasilan pembangunan tersebut antara lain kesejahteraan masyarakat meningkat dan pengangguran juga jauh berkurang.[3]

2.2                                                                                Usaha Menanggulangi Pengangguran dan Kemiskinan
2.2.1              Menciptakan penghasilan sendiri
Penghasilan kita pada umumnya diperoleh kalau kita bekerja sebagai pegawai negeri, karyawan swasta atau profesi lain. Namun jika perusahaan tempat kita bekerja mengalami kebangkrutan maka kita sebagai pekerja akan terkena pemutusan hubungan kerja sehingga gaji kita juga akan terhenti. Sehingga para pengangguran tersebut harus mencari jalan keluar dengan cari bisa menciptakan penghasilan sendiri. Caranya adalah sebagai berikut:
Ø      Menciptakan penghasilan melalui utilitas perubahan bentuk (Form Utility)
Ø      Menciptakan penghasilan melalui utilitas tempat (Place Utility)
Ø      Menciptakan hasil melalui utilitas waktu ( Time Utility)
Ø      Menciptakan penghasilan melalui utilitas kepemilikan (Ownership Utility)[4]

2.2.2                                                              Perlu pengembangan wirausaha
Dalam menanggulangi pengangguran dan kemiskinan sangat diperlukan tumbuhnya wirausaha-wirausaha baru yang kreatif dan inovatif, sehingga semakin banyaknya pelaku-pelaku bisnis baru dan hal ini sangatlah mendorong dalam pertumbuhan ekonomi nasional. Adapun pengembangan wirausaha tersebut dapat dilakukan dengan:
Ø      Melalui perguruan tinggi atau universitas
Ø      Melalui kementerian koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM)
Ø      Melalui kementerian tenaga kerja dan transmigrasi[5]

2.2.3                                                              Pemerintah
Pemerintah sangat berperan dalam menanggulangi kemiskinan dan pengangguran di tanah air, sehingga pemerintah terus berusaha dalam meningkatkan pembangunan disegala bidang. Pada tahun 2005 pembiayaan yang diperlukan untuk pembangunan sebesar Rp 400 triliun dan pada tahun 2009 meningkat menjadi Rp 1000,8 triliun dan perkiraan pada tahun 2010 dan 2011 masing-masing menjadi Rp 1047 dan Rp 1127 triliun. Namun meskipun demikian pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah belum juga dapat mengentaskan pengangguran dan kemiskinan. Usaha yang dilakukan oleh pemerintah telah banyak melalui kementerian yang terkait misalnya Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat yang dana pembiayaannya dari pemerintah, pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR). Jika semua hal itu dilakukan dengan baik dan benar serta ada pendamping menagemen dan pengawasan untuk setiap usaha atau proyek pasti pengangguran dan kemiskinan akan terus berkurang dan kesejahteraan masyarakat akan semakin meningkat.

2.2.4                                                              Kerjasama perusahaan besar dengan lingkungan dan usaha kecil dan menengah
Yang dimaksudkan dengan kerja sama perusahaan besar dengan lingkungan adalah bahwa keberadaan perusahaan di suatu daerah memiliki kewajiban meningkatkan kesejahteraan di derah tersebut. Misalnya petani di Kalimantan Timur memerlukan bengkel las untuk memperbaiki alat-alat pertanian yang rusak serta perusahaan juga akan mendidik pemuda-pemudi setempat untuk menjadi tenaga-tenaga ahli mengelas. Sehingga kesejahteraan di daerah tersebut semakin meningkat dan perusahaan itu tentu akan mendapat simpati dari masyarakat.[6]

2.3                                                                    Wirausaha
2.3.1                                                              Pengertian wirausaha
Yang dimaksud dengan wirausaha menurut The Fortable MBA in entrepreneurship adalah “Entrepreneurship is the person who perceives an apportunity and creates an organization to pursue (By gave 1994)”, yang artinya bahwa seorang wirausaha adalah orang yang melihat adanya peluang kemudian menciptakan organisasi untuk memanfaatkan peluang tersebut. Selain itu wirausaha adalah orang yang mempunyai kemampuan melihat dan menilai kesempatan atau peluang-peluang bisnis. Seorang wirausaha haruslah memiliki kreativitas dan juga inovasi, misalnya dengan melihat tanaman-tanaman yang melimpah yang kurang bermanfaat dan mampu mengubahnya menjadi produk-produk yang memiliki nilai tambah yang tinggi.[7]

2.3.2                                                              Perbedaan kewirausahaan dan wirausaha
Menurut Reymond W.Y. Kau (1995) yang dimaksud dengan kewirausahaan adalah suatu proses menciptakan sesuatu yang baru dan membuat sesuatu yang berbeda dari yang sudah ada (inovasi). Tujuannya adalah tercapainya kesejahteraan individu dan nilai tambah bagi masyarakat. Sedangkan wirausaha mengacu pada orang yang melaksanakan penetasan gagasan, memadukan sumber daya dan merealisasikan gagasan tersebut menjadi kenyataan. Seorang wirausaha adalah orang yang kreatif dan inovatif serta mampu mewujudkannya untuk meningkatkan kesejahteraan hidup, kesejahteraan masyarakat dan lingkungan.[8]
2.3.3                                                        Sifat-sifat yang perlu dimiliki wirausaha
2.3.3.1                                                  Percaya Diri
Kepercayaan diri ini merupakan sikap dan keyakinan yang harus dimiliki seorang wirusaha dalam mnghadapi tugas dan pekerjaan. Dimana didalam sikap percaya diri terkandung nilai-nilai keyakinan, optimismea, individualisme, dan ketidaktergantungan serta yakin akan kemampuannya untuk mencapai keberhasilan.Jadi, seorang wirausaha yang memiliki kepercayaan diri yang tinggi relative lebih mampu menghadapi dan menyelesaikan masalah sendiri tanpa menungggu bantuan orang lain.

2.3.3.2 Beriorientasi pada Tugas dan Hasil
Seorang wirausaha yang selalu mengutamakan tugas dan hasil adalah orang yang selalu mengedepankan nilai-nilai motif berprestasi, ketekunan, tekad, kerja keras, nergik, dan mempunyai dorongan kuat dalam meraih tujuan dan sasaran.

2.3.3.3.Berani mengambil Risiko
Keberanian dan kemampuan mengambil risiko merupakan nilai utama dalam kewirausahaan. Dan tentunya pengambilan risiko ini dilaksanakan setelah melalui pemikiran, analisis, perhitungan serta pertimbangan yang matang.

2.3.3.4.Kepemimpinan
Sifat kepemimpinan bagi seorang wirausaha sangat penting. Seorang pemimpin haruslah mampu untuk menjadi pelopor dan dapat memberikan contoh yang baik, jujur serta mampu untuk meningkatkan kesejahteraan karyawannya.[9]

2.3.3.5.Berorientasi ke Masa Depan
Seorang wirausaha haruslah berwawasan ke masa depan, mempunyai visi ke depan, dan mengetahui kemana kegiatan bisnisnya tersebut akan dibawa dan apa yang ingin dicapai (target).

2.3.3.6.Kreatif dan Inovatif
Sifat kreatif dan inovatif sangat penting dan harus di miliki oleh seorang wirausaha. Hal ini baik untuk menciptakan gagasan, menemukan cara baru dalam melihat permasalahan dan peluang yang ada serta mampu untuk mencari solusi yang kreatif terhadap permasalahan (menemukan gagasan baru).[10]

2.3.3.7.Sifat Kemandirian
Yang dimaksud dengan sifat kemandirian yang dimiliki oleh seorang wirausaha menunjukkan bahwa ia selalu mengembalikan perbuatannya sebagai tanggung jawab pribadi. Dalam hal ini seorang wirausaha lebih senang bekerja, bertindak sendiri dalam menentukan cara kerja yang sesuai dengan dirinya.


2.3.3.8.Memiliki Tanggung Jawab
Tanggung jawab yang dimksud adalah perilaku wirausaha yang memiliki disiplin, patuh pada komitmen, bersungguh-sungguh, jujur, berdedikasi tinggi, konsisten dan tidak pernah ingkar janji.[11]

2.3.3.9.Selalu Mencari Peluang Usaha
Peluang usaha yang dimaksud adalah seorang wirausaha harus mampu untuk mencari dan memanfaatkan usaha di berbagai bidang. Seorang wirausaha harus selalu belajar, karena dealam kehidupan ini penuh dengan berbagai peluang dan kesempatan untuk maju, tumbuh, dan berkembang.

2.3.3.10.                    Memiliki Kemampuan Personal
Semua orang yang berkehidupan sebagai wirausaha harus terus mau belajar berbagai pengetahuan, misalnya melalui membaca buku dan menghadiri seminar, terutama di bidang bisnis untuk meningkatkan wawasan dan kompetensi wirausaha. Hal ini dapat membantu kelancaran bisnis dan mempermudah membaca munculnya peluang-peluang bisnis baru.
Selain sifat-sifat atau karakteristik yang ada di atas, dalam usah mendorong keberhasilan usahanya, seorang wirausaha harus dapat:
v     Membangun komunikasi dengan pihak lain untuk bekerja sama. Membangun kepercayaan dalam menjalin hubungan dengan perbankan dan konsumen.
v     Membangun jaringan untuk menciptakan pasar baru, mencari peluang bisnis baru, dan sebagainya.
v     Membangun kemampuan tim kerja untuk mencapai tujuan tertentu.
v     Membangun pikiran kreatif untuk kegiatan promosi, menciptakan produk-produk dan pelanggan-pelanggan baru.
v     Membangun cara berpikir yang terstruktur.
v     Membangun kemampuan untuk cepat dan tepat dalam memutuskan suatu keputusan.
v     Membangun perilaku atau moralitas yang baik dalam melaksanakan kegiatan bisnis (bersikap jujur).[12]
2.4.            Membangun Wirausaha Bersama Keluarga
2.4.1.   Kesepakatan Membentuk Usaha
Bagi mereka yang sudah berkeluarga, hendaknya jika ingin berwirausaha seyogianya dibicarakan terlebih dahulu dengan seluruh anggota keluarga, agar dalam pelaksanaannya nanti dapat melibatkan partisipasi dari seluruh anggota keluarga. Usaha tersebut hendaknya sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan sebelumnya serta terkoordinasi dalam organisasi.

2.4.2.   Modal
Modal yang dimaksudkan tidak harus berupa uang dan bukan harta kekayaan, tetapi yang dimaksudkan adalah modal pribadi yang kuat berupa kemauan dan kepercayaan dalam diri sendiri. Selain itu modal lain yang diperlukan adalah tenaga kerja.

2.4.3.      Orang Tua sebagai Manajer
Adapun yang menjalankan manajemen perusahaan adalah orang tua atau pimpinan rumah tangga dalam keluarga. Dalam hal ini, orang tua sebagai manajer telah berhasil menggerkkan orang-orang dalam keluarga tersebut secara efektif dan efisien untuk meraih keuntungan dalam mewujudkan kesejahteraan keluarga.[13]

2.4.4.      Membangun Hubungan Jaringan Lingkungan Bisnis
Yang dimaksud dengan membangun hubungan jaringan lingkunagan bisnis adalah semua unsur yang berkaitan dengan kegiatan bisnis atau usaha, misalnya pelanggan, penyalur bahan, instansi pemerintah dan masyarakat. Dimana dengan adanya jaringan ini lebih mudah untuk mendapatkan informasi-informasi dalam berbisnis.

2.4.5.      Mampu Memotivasi Diri dan Keluarga
Orang tua sebagai manajer bisnis keluarga harus dapat memotivasi diri sendiri dan keluarga untuk maju. Motivasi diri sendiri ini berasal dari diri dan dari luar diri sendiri (dorongan saudara, sahabat, keluarga), yang berguna untuk meningkatkan kepercayaan diri dalam penetapan kebijakan dan program-program bisnis serta pengambilan risiko bisnis.[14]

2.4.6.      Berperilku yang Baik
Yang perlu diperhtikan oleh para wirausaha dalam melaksanakan kegiatannya adalah harus berperilaku baik atau memiliki moralitas yang baik. Selain itu, di dalam memberikan pelayanan terhadap konsumen harus ramah, santun, dan menyejukkan hati sehingga membuat konsumen betah dan tidak akan pindah ketempat lain.[15]

2.5.            Ide dan Peluang Usaha dalam Kewirausahaan
2.5.1.      Membuat nilai tambah suatu Barang atau Jasa
Hal ini dilakukan dengan menggunakan ide inovatif dan kreatif wirausaha melalui proses utilitas bentuk, waktu, tempat, dan utilitas harta atau kekayaan. Melalui ide inovatif dan kreatif yang terkait dengan utilitas-utilitas tersebut, seorang wirausaha dapat menangkap berbagai peluang bisnis baru.

2.5.2.      Mengamati,Meniru, dan Memodifikasi Produk lain
Cara lain yang dapat dilakukan oleh wirausaha dalam rangka mendapatkan peluang bisnis adalah dengan cara melakukan pengamatan produk-produk apa saja yang paling diminati oleh masyarakat di suatu lingkungan atau daerah. Dalam hal meniru bukan berarti dalam hal ini meniru secara bulat-bulat, tetapi mengubah atau memodifikasi dari bentuk produk tersebut sehingga berbeda dengan produk aslinya.

2.5.3.      Kunci Sukses Wirausaha adalah Inovasi Mencari nilai tambah
Inovasi mencari nilai tambah ini menjelaskan bagaimana seorang wirausaha adalah seorang perencana dan pelaksana bisnis yang mampu mengorganisasi  dan mengelola sebuah bisnis baru. Mengatasi kendala untuk mendapatkan keuntungan serta mampu membawa usahanya berkembang. [16]

2.6.            Memilih Bentuk Badan Usaha
2.6.1.      Manfaat Badan Usaha
Langkah selanjutnya yang harus dilakukan setelah berhasil memulai suatu bidang usaha yang disenagi adalah menentukan bentuk badan uasaha yang diinginkan. Pemilihan badan usaha yang tepat dapat memudahkan dalam pembagian keuntungan dan pembagian resiko ataupun sebaliknya.
2.6.2.      Bentuk-bentuk badan Usaha
Ø      Perusahaan Perseorangan, adalah perusahaan yang dikelola dan diawasi oleh satu orang. Dalam hal ini, pemilik  atau pengelola perusahaan akan menikmati seluruh keuntungan yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut dan sebaliknya jika perusahaan mengalami perugian.
Ø      Firma, adalah bentuk badan usaha yang didirikan oleh beberapa orang dengan menggunakan nama bersama atau satu nama digunakan bersama. Dalam firma semua anggota bertanggung jawab sepenuhnya, baik sendiri maupun bersama terhadap utang-utang perusahaan kepada pihak lain.
Ø      Perseroan Terbatas (PT), adalah badan usaha yang mempunyi kekayaan hak serta kewajiban para pendiri maupun pemilik. Perseroan teerbatas mempunyai kelangsungan hidup yang panjang, karena perseroan ini akan tetap berjalan meeskipun pemilik atau pendirinya meninggal dunia.
Ø      Koperasi, adalah suatu badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi yang berdasarkan kegiatannya pada prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang bedasar atas kekeluargaan. Tujuan koperasi adalah meningkatkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan pada masyarakat umumnya serta ikut membangun perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur. Koperasi dikelompokkan menjadi Koperasi Produksi, koperasi konsumsi, koperasi simpan pinjam, koperasi serba usaha.[17]

2.7.            Petunjuk Memilih Bidang Usaha
2.7.1.      Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih bidang usaha
Dalam memilih bidang usaha hendaknya harus dipertimbangkan sebaik-baiknya. Hal ini penting agar bidang usaha yang telah kita tetapkan tidak mengalami kegagalan dikemudian hari. Adapun yang harus dipertimbangkan antara lain:[18]
Ø      Bidang usaha yang kita miliki belum tentu dibutuhkan oleh masyarakat disekitar kita
Ø      Bidang usaha yang pada masa lampau mengalami kesuksesan, belum tentu masa sekarang juga sukses
Ø      Bidang usaha yang berhasil dibangun oleh orang lain, belum tentu berhasil apabila kita juga membangun bidang usaha yang sama
Ø      Bidang usaha yang dapat berkembang disuatu tempat, belum tentu dapat berkembang ditempat yang lain.

2.7.2.      Pertimbangan lain dalam memilih bidang usaha
Ø      Membanjirnya permintaan masyarakat terhadap jenis usaha tertentu, baik berupa barang dan jasa.
Ø      Kurangnya saingan dalam bidang usaha yang akan kita dirikan. Dalam hal ini misalnya jika anda memiliki ide atau gagasan tentang bidang usaha yang belum ada di daerah anda.



2.7.3.      Petunjuk memilih bidang usaha
Agar anda tidak salah pilih dalam menetapkan bidang usaha, berikut ada beberapa petunjuk yang sebaiknya diikuti.
Ø      Pilih bidang usaha yang paling disenangi
Ø      Memberikan pendapatan yang menarik
Ø      Tidak mengganggu lingkungan

2.7.4.      Analisis situasi dan kondisi ekonomi
Dalam membangun suatu usaha, kita harus belajar menganalisis situasi dan kondisi ekonomi paling tidak kita harus memperhatikan faktor-faktor sebagai berikut: Keuntungan, permintaan, konsumen, modal usaha, resiko, tenaga kerja, bahan baku, kemampuan pengetahuan, persaingan, peraturan-peraturan pemerintah.
Yang perlu kita perhatikan dalam pendirian bidang usaha janganlah bertentangan denga peraturan pemerintah. Adapun peraturan-peraturan yang berkaitan dengan pendirian usaha adalah:
Ø      Izin pendirian usaha
Ø      Masalah pencemaran lingkungan
Ø      Perpajakan
Ø      Produk-produk yang diizinkan,
Ø      Lain-lain.
Ø      Hematlah waktu dan segeralah memulai usaha[19]
Janganlah membuang-buang waktu berpikir kapan sebaiknya memulai usaha. Jika persiapan dalam membuka sebuah usaha telah matang dirancang segeralah memulai usaha. Anda gunakan petunjuk dari para profesional sehingga anda dapat berkonsentrasi untuk menghasilkan uang secepatnya.

2.8.            Panduan Jenis Usaha dan Strategi Bisnisnya
2.8.1.      Tujuan panduan [20]
Jika anda merasa sulit dalam menentukan jenis usaha apa yang harus dilakukan, penulis akan memberikan contoh-contoh jenis usaha lengkap dengan strategi bisnisnya. Hal ini diharapkan dapat digunakan sebagai panduan untuk memberikan inspirasi menentukan jenis bidang usaha yang akan dijalankan. Jika anda telah mendapat jenis bidang usaha yang dipilih, hendaknya anda manambahkan kreasi dan inovasi dari bidang usaha tersebut, sehingga produk yang anda buat akan tampak beda dari produk aslinya.

2.8.2.      Tata boga
Usaha tata boga atau makanan sangat menguntungkan. Hal ini dikarenakan bahwa manusia baik pagi, siang maupun malam hari memerlukan makanan untuk kelangsungan hidupnya. Yang perlu diperhatika dalam bisnis makanan adalah lokasi usaha harus strategis, misalnya dekat dengan pasar, perkantoran, sekolah, kampus, rumah sakit dan sebagainya.
Strategi bisnis:
Dalam pemilihan jenis usaha, dapat mengombinasikan beberapa produk yang dianggap memiliki prospek yang baik, yaitu:
Ø      Harus menjaga kualitas cita rasa makanan agar tetap enak
Ø      Agar terus meningkat, usaha tersebut dapat menciptakan makanan baru
Ø      Berikan pelayanan yang ramah dan suasana yang nyaman
Ø      Lakukan promosi melalui media
Ø      Jagalah masalah kebersiha [21]

2.8.3.      Usaha peternakan
Bidang usaha ternak ini sangat variatif, boleh dengan usaha mengembangbiakkan bisa juga dengan membesarkan. Dimungkinkan pula kita bertindak sebagai agen atau penampung hasil ternak dari petani ternak dan selanjutnya kita yang memasarkannya. Tentu dalam hal ini kita harus memiliki jaringan pasar yang luas.
Startegi bisnis:
Ø      Dalam beternak hewan apapun harus diperhatikan adalah masalah kualitas hewan tersebut dan kesehatannya
Ø      Pemeliharaan harus dilakukan seefektif dan seefesien mungkin sehingga dapat bersaing dengan penjual yang lain.
Ø      Buatlah jaringan pasar yang luas
Ø      Berilah pelayanan yang baik dan lakukan dengan jujur
Ø      Tingkatkan kepercayaan konsumen terhadap diri anda

2.8.4.      Usaha pembengkelan 
Dalam usaha pembengkelan ataupun reparasi, dalam hal ini jika anda memiliki keahlian atau keterampilan dalam salah satu bidang saja, misalnya ahli dalam bidang mobil atau ahli mesin jahit, anda dapat membuka usaha bengkel mobil atau reparasi mesin jahit.
Strategi bisnis:
Ø      Dalam usaha pembengkelan, kualitas dan kinerja dari para pekerja harus profesional agar hasil betul- betul memuaskan para pelanggannhya
Ø      Mutu pelayanan kepada para pelanggan harus tetap dijaga, jangan sampai mengecewakan
Ø      Memberikan jaminan atau garansi terhadap hasil perbaikan untuk lebih meningkatkan kepercayaan konsumen
Ø      Penetapan biaya perbaikan hendaknya lebih rendah sedikit dari bengkel yang lain

2.8.5.      Usaha keterampilan khusus
Banyak orang pada dasarnya memiliki keterampilan khusus, namun kurang memahami dalam pemanfaatannya. Keterampilan ini juga dapat diberdayakanmenjadi kegiatan usaha yang mendatangkan penghasilan. Jenis keterampilan khusus ini sangat banyak ragamnya, yang terpenting mari kita menjadikan suatu usaha bisnis misalnya memiliki keahlian melukis atau menggambar.
Strategi bisnis:
Ø      Gunakan bahan baku yang berkualitas dan kerjakan dengan tekun sehingga produk yang dihasilkan akan bermutu baik
Ø      Pelayanan terhadap konsumen lakukan dengan baik dan memuaskan
Ø      Promosi dapat dilakukan melalui media masa[22]

2.8.6.      Usaha dibidang jasa
Usaha dibidang jasa ini lebih kepada mengutamakan pelayanan kepada konsumen. Disamping itu bisnis ini juga memerlukan pemikiran yang cemerlang, fisik dan kejujuran dari sipenjual jasa. Hal yang lebih penting lagi, sipenjual jasa  dapat membangun kepercayaan dengan konsumen. Dengan modal diatas, usaha jasa tersebut dapat diharapkan dapat tumbuh dan berkembang.
Ø      Sipenjual jasa harus profesional, jujur dan dapat dipercaya
Ø      Diusahakan membangun jaringan komunikasi yang luas
Ø      Jangan sekali-kali melakukan penipuan terhadap konsumen
Ø      Membangun kepercayaan terhadap konsumen
Ø      Promosi perlu dilakukan melaui media massa atau internet

2.8.7.      Bisnis di bidang pendidikan
Bisnis di bidang pendidikan banyak ragamnya, mulai dari sifat pengetahuan sampai pada sifat keterampilan. Orang-orang yang memiliki kompetensi yang tinggi akan lebih mudah menjalankan bisnis ini.bisnis ini berkembang pesat terutama di kota-kota besar. Bisnis ini meliputi berbagai bidang pengetahuan, seni, teknologi, dan sebagainya.
Ø      Pilihlah tempat usaha yang strategis dan belum banyak pesaingnya
Ø      Buatlah papan nama yang agak basar dan menarik
Ø      Lakukan promosi di media cetak atau elektronik
Ø      Sebarkan brosus-brosur ke sekolah-sekolah, lembaga pendidikan dan rumah-rumah sekitar[23]
                             
2.9.            Pemasaran Hasil Produksi
Pentingnya manfaat pemasaran
Kesuksesan perusahaan dalam kegiatan operasional sangat ditentukan oleh pemasaran produksinya. Pemasukan uang perusahaan adalah bagian dari pemasaran. Pemasukan uang hasil dari pemasaran tersebut digunakan untuk membayar biaya-biaya produksi, seperti bahan baku, gaji karyawan, listrik, telepon, dan sebagainya. Agar pemasaran hasil produksi lancar, harus dilakukan oleh orang yang betul-betul profesional. Kegagalan dalam pemasaran produksi dapat menghambat kelangsungan hidup perusahaan.[24] Bentuk-bentuk pemasaran yang dapat dilakukan juga dengan berbagai cara seperti:
Ø      Melalui iklan
Ø      Melalui koperasi atau asosiasi penjualan
Ø      Melalui konsinyasi di toko-toko warung atau supermarket
Ø      Melalui internet[25]

III.             TANGGAPAN
Gereja juga memiliki peran dalam mengentaskan pengangguran dan kemiskinan yang ada dalam suatu jemaat. Seorang pemimpin suatu gereja harus aktif dalam pengelolaan sumber daya yang ada dalam gereja tersebut. Sehingga para jemaatnya dapat terbantu akan kebijakan dari pimpinan mereka. Suatu gereja haruslah bisa membentuk semacam lembaga pembantu sebagai subordinatnya yaitu Badan Pengembangan Aset Gereja  dan Badan Usaha Dana. Sebagai pekerjanya maka gereja dapat mempekerjakan para jemaatnya dalam melaksanakannya. Sehingga para jemaat yang pengangguran dan kemiskinan dapat berkurang serta aset suatu gerja juga semakin meningkat. Namun gereja haruslah menanamkan sikap penyerahan diri kepada Tuhan agar semua rencana dapat terlaksana dengan baik. Seperti yang tertulis dalam Yakobus 4:13-17 mengingatkan kita agar kita tidak melupakan Tuhan dalam perencanaan.[26]
Meskipun pemerintah telah menyadiakan berbagai program untuk mengatasi masalah perekonomian Indonesia terutama masalah kemiskinan dan pengangguran, namun pada kenyataannya kemiskinan dan pengangguran di Indonesia menjadi masalah yang sangat sulit untuk diatasi karena banyaknya masalah dan hambatan. Misalnya bantuan BLT diberikan kepada masyarakat miskin pada kenyataannya bantuan tersebut banyak disalahgunakan oleh oknum atau orang yang telah diberikan kepercayaan untuk mengelola dana tersebut, banyaknya korupsi dan banyak bantuan yang diberikan tidak tepat pada sasaran. Bantuan BOS, Koperasi, program KB,JAMPERSAL, dan lain sebagainya yang diharapkan mampu mengatasi sedikit masalah mengenai kemiskinan, namun pada penerapannya tidak berjalan sesuai yang diharapkan. Tanggapan utama terhadap kemiskinan adalah bantuan kemiskinan, atau membantu secara langsung kepada orang miskin. Ini telah menjadi bagian pendekatan dari masyarakat Eropa sejak zaman pertengahan. Bantuan terhadap keadaan individu. Banyak macam kebijakan yang dijalankan untuk mengubah situasi orang miskin berdasarkan perorangan, termasuk hukuman, pendidikan, kerja sosial, pencarian kerja, dan lain-lain. Daripada memberikan bantuan secara langsung kepada orang miskin, banyak negara sejahtera menyediakan bantuan untuk orang yang dikategorikan sebagai orang yang lebih mungkin miskin, seperti orang tua atau orang dengan ketidakmampuan, atau keadaan yang membuat orang miskin, seperti kebutuhan akan perawatan kesehatan.[27]
Pengangguran di Indonesia banyak terjadi karena faktor internal dari pribadi itu seperti faktor lingkungan, pengaruh orangtua, faktor ekonomi, pendidikan dan lain sebagainya. Pemerintah juga memiliki pengaruh yang sangat besar dalam meningkatnya jumlah pengangguran. Begitu juga dengan lembaga-lembaga lain seperti gereja sebagai lembaga keagamaan bagi umat Kristen. Masih banyak jemaat Kristen yang pengangguran namun tidak mendapat perhatian dari pihak gereja, khususnya gereja-gereja mainstream. Banyak gereja-gereja yang mementingkan pembangunan gereja secara fisik, namun kurang maksimal dalam memanfaatkan sumber daya manusia dari jemaat-jemaatnya. Padahal pemberdayaan SDM jemaat itu merupakan faktor penting dalam upaya pembangunan dan kemandirian gereja. Pertambahan orang miskin dan pengangguran mempengaruhi kondisi masyarakat dan gereja, akibat dari pengangguran bisa saja kriminalitaspun akan semakin meningkat, ketentraman masyarakat terancam, pencurian dan perampokan semakin merajalela, sementara pemerintah tidak mampu menyediakan lapangan kerja bagi mereka dan agamapun tidak mampu berbuat banyak terutama dalam bidang materi. Sehingga gereja memiliki peran yang sangat penting dalam mengentaskan masalah seperti ini yaitu gereja harus dapat mendorong umatnya agar dapat saling menolong dalam mengembangkan sektor usaha khususnya usaha kecil, misalnya gereja mengembangkan CU sehingga para pengusaha kecil dapat meminjam modal. Memberi perhatian pada sektor ini tidaklah bertentangan dengan hakekat kabar baik datangnya Kerajaan Allah di dunia ini.[28]
Pengelolaan SDM itu sangat penting. Banyak orang yang berpendapat, manusia adalah unsur terpenting di dalam seluruh proses administrasi dan manajemen, terlepas dalam organisasi apa proses itu berlangsung, yang dalam hal ini ialah gereja. Namun keberhasilan dari organisasi itu sendiri untuk mencapai tujuan dan berbagai sasaran serta kemampuannya mengahdapi berbagai tantangan baik tantangan internal maupun eksternal sangat ditentukan oleh kemampuan organisasi itu dalam mengelola SDM dengan setepat-tepatnya.[29] Dengan pemberdayaan manusia yang baik tentu pengangguran juga akan sulit terjadi terutama bagi jemaat gereja. Sebagaimana kiat mengentaskan pengangguran yang ditawarkan dalam buku ini yaitu dengan membentuk kewirausahaan, gereja dapat mengambil peran baik dengan memberikan pembinaan bagi warga jemaat bagaimana cara membangun kewirausahaan atau dengan pembekalan awal dengan berbagai ilmu pengetahuan agar jemaat gereja berkompeten untuk menjadi wirausaha. Selain itu, gereja juga dapat menjadi penyedia dana insentif[30] bagi warga jemaat yang miskin namun tetap dengan metode pendidikan. Jika ada warga jemaat yang kurang mampu, majelis gereja atau penatua dapat memberikan bantuan namun bukan berupa bantuan cuma-cuma. Warga jemaat juga tetap diberikan pendidikan bagaimana untuk mengelola bantuan dana itu agar tidak habis sekali pakai tetapi diinvestasikan dalam bentuk usaha kecil sehingga jemaat itu tetap dapat menjalankan keuangan itu sehingga tetap bisa digunakan bahkan untuk jangka panjang. Misalnya, ada jemaat yang membutuhkan uang untuk biaya menyekolahkan anaknya, gereja dapat memberikan dana insentif namun dengan membekali jemaat itu dengan pendidikan menjadi peternak sapi atau binatang lain sehingga hasil dari penjualan ternak tetap bisa dinikmati tidak hanya sekali digunakan.[31]
Kurangnya kepedulian dari pemerintah ataupun gereja harus diperbaiki. Sebagaimana sasaran layanan dalam sistem manajemen kepedulian, pelayan Firman merupakan sosok yang harus aktif di tengah masyarakat luas. Bermula dari kasih terhadap sesama yang diimplementasikan dengan menolong orang susah, membantu orang miskin, mendoakan orang bermasalah, memberi tumpangan, mengunjungi orang sakit, memberikan nasehat dan memberikan solusi alternatif dalam menghadapi berbagai masalah yang dapat mengakibatkan pengangguran.[32]
Gereja juga perlu untuk menyeediakan anggaran bagi kegiatan diakonal secara khusus untuk jemaatnya sendiri. Dengan demikian pemimpin gereja harus bekerja sama dengan majelis gereja lainnya dalam mengelola biaya dan keuangan di dalam gereja sehingga tetap mencukupi kebutuhan gereja namun tetap tidak melupakan tanggungjawab dalam membangun jemaat baik secara ekonomi maupun politik. dan kesemuanya itu harus dilaksanakan secara transparan hingga dapat dipertanggungjawabkan di hadapan jemaat. Tanpa anggaran yang baik dan bisa dipercaya maka organisasi termasuk gereja akan berjalan dalam kegelapan.[33] Dalam mengelola biaya bagi jemaat, hamba TUHAN bersikap jangan serakah, selalu gunakan aspek diakonal (melayani), jangan pelit dan gunakan uang demi keperluan positif, jangan menjadi pelayan yang cinta uang, karena siapa yang mencintai uang tidak akan puas dengan uang.[34] Selain itu gereja dapat membantu negara menentukan kebijakan yang menciptakan tata dan kerangka politik dan ekonomi tentang perkembangan-perkembangan yang salah arah dalam proses globalisasi, yaitu mengarahkan pasar dengan tata ekonomi yang menyokong dan merangsang suatu perkembangan demi kesejahteraan umum. Pada zaman ini diperlukan perjanjian, lembaga dan aturan internasional untuk memasukkan cita-cita etika ekonomi yang mendahulukan manusia ke dalam ekonomi global. Segala usaha dalam rangka kebijakan politik global dalam rangka kebijakan politik global hendaknya dilaksanakan dengan prinsip subsidiaritas terutama membantu dan mendorong agar yang miskin dan lemah menjadi lebih sanggup untuk berprakarsa sendiri dan saling membantu secara setia kawan untuk mengentaskan kemiskinan sebagai akibat dari pengangguran. Sehubungan dengan budaya konsumerisme dipakai istilah ekonomisme yang dalam jangka panjang bisa memusnahkan diri sendiri, maka gereja seharusnya lebih sanggup memperjuangkan ekonomi yang menghemat dan pola hidup yang bersahaja daripada kebanyakan pelaku lain. Hanya model ekonomi semacam ini yang dapat diglobalisasikan dan semakin menyempitkan jurang antara kemiskinan dan kekayaan. Gereja dan agama-agama pada umumnya dapat mengandalkan nilai-nilai dan tradisi yang menunjang pembatasan diri sendiri.[35]
Dalam mengentaskan pengangguran dan kemiskinan maka kita harus bersedia mengerjakan pekerjaan yang dianggap hina oleh manusia, untuk itu kita perlu percaya bahwa di dalamnya Tuhan menyiapkan kita. Dalam membaca riwayat kepemimpinan rohani sering kita menemukan mereka yang kemudian menjadi pemimpin yang besar sebelumnya mengerjakan pekerjaan yang tidak terlalu bernilai, misalnya Pdt. Harris pengganti pemimpin misi WEC sesudah C.T. Studd meninggal dunia. Sebelumnya dia adalah seorang yang mengerjakan pekerjaan yang sederhana yaitu tukang kayu, tukang sepatu, tukang sepeda. Namun selanjutnya ia justru melayani sesamanya.[36] Menurut teori Hobbert, Hogg melihat bahwa wirausahawan sosial mencoba memanfaatkan perilaku entrepreneur yang lebih mengedepankan misi atau kebutuhan sosial daripada orientasi laba. Berdasarkan definisi tersebut terlihat bahwa wirausahawan sosial mempunyai orientasi yang berbeda dengan bussiness entrepreneur. Wirausahawan sosial mencoba membantu masyarakat dengan ide kreatifnya untuk mengatasi masalah sosial yang ada. Orientasi laba bukanlah tujuan utama dari wirausahawan sosial. Dalam berwirausaha adalah suatu kebebasan dimana seseorang tidak dituntut bisa membaca dan menulis, tetapi menumbuhkan pemikiran yang kreatif dan sosialisasi yang tinggi, serta menciptakan suatu kreativitas dan inovasi. Dengan hidup terencana secara praktis dilakukan dengan merumuskan apa yang mau kita raih dalam limit waktu tertentu. Apa yang mau kita raih dalam satu minggu, dalam satu bulan, dalam satu tahun atau lebih, bahkan apa yang mau kita raih atau mau kita capai hari ini terumuskan secara jelas. Rencana yang kita targetkan merupakan langkah untuk menuju suatu usaha berdasarkan tekad dan kemauan. Wirausaha /entrepreneur sebagai jalan keluar dari pengangguran dan kemiskinan.[37]

IV.             SARAN
Setelah kelompok membaca buku dalam kiet mengentaskan pengangguran dan kemiskinan, ternyata banyak cara yang dapat kita gunakan dalam mengatasi hal yang demikian. Namun tetap juga banyak masyarakat yang masih mengalami yang demikian. Dalam sajian kami ini, telah kami cantumkan ada 4 kiet mengentaskan penganguran dan kemiskinan yaitu Menciptakan penghasilan sendiri, perlu pengembangan wirausaha, pemerintah, dan kerjasama perusahaan besar dengan lingkungan dan usaha kecil dan menengah.
Walaupun telah ada 4 cara yang telah kita ketahui namun kelompok akan menambahkan saran dalam menangani masalah yang demikian seperti,


Mengatasi Penganguran
Pengangguran memang sudah banyak, disetiap tempat sudah merata banyak pengangguran termasuk ditempat kita masing-masing. Selaku kita para calon Pendeta maka kita harus peduli akan lingkungan kita. Bagaimana jika jemaat kita banyak yang pengangguran?, apakah kita hanya bisa berdiam diri. Untuk itulah kelompok memberikan saran dalam mengentaskannya, yaitu:
·         Perluasan kesempatan kerja dengan cara mendirikan industri-industri baru, terutama yang bersifat padat karya,
·         Melakukan pelatihan di bidang keterampilan lain untuk memanfaatkan waktu ketika menunggu musim tertentu,
·         Segera mendirikan industri padat karya di wilayah yang mengalami pengangguran,
·         Pembukaan proyek-proyek umum oleh peme-rintah, seperti pembangunan jembatan, jalan raya, PLTU, PLTA, dan lain-lain sehingga bisa menyerap tenaga kerja secara langsung maupun untuk merangsang investasi baru dari kalangan swasta,
·         Pemberian informasi yang cepat jika ada lowongan kerja di sector lain, dan,
·         Menggalakkan program transmigrasi untuk menyerap tenaga kerja di sektor agraris dan sektor formal lainnya.

Mengatasi kemiskinan
Untuk menghilangkan atau mengurangi kemiskinan di tanah air diperlukan suatu strategi dan bentuk intervensi yang tepat, dalam arti cost effectiveness-nya tinggi. Ada tiga pilar utama strategi pengurangan kemiskinan, yakni:
1.      Pertumuhan ekonomi yang berkelanjutan dan yang prokemiskinan
2.      Pemerintahan yang baik (good governance)
3.      Pembangunan sosial
Namun dalam dalam mendukung strategi tersebut diperlukan intervensi-intervensi pemerintah yang sesuai dengan sasaran atau tujuan yang bila di bagi menurut waktu yaitu: Intervensi jangka pendek, terutama pembangunan sektor pertanian dan ekonomi pedesaan, dan yang kedua ialah Intervensi jangka menengah dan panjang. Yaitu: Pembangunan sektor swasta, kerjasama regional, APBN dan administrasi, desentralisasi, pendidikan dan Kesehatan, dan penyediaan air bersih dan Pembangunan perkotaan

V.                KESIMPULAN
·         Banyaknya pengangguran disebabkan oleh berbagai faktor baik itu dari faktor lingkungan, ekonomi, pemerintah, orangtua maupun dari dalam dirinya sendiri.
·         Pemerintah dan masyarakat memiliki peranan yang sangat penting dalam mengentaskan pengangguran dan kemiskinan sehingga terwujud kesejahteraan masyarakat.
·         Seorang wirausaha adalah orang yang kreatif dan inovatif serta mampu meningkatkan kesejahteraan hidup.
·         Untuk dapat menjadi seorang wirausaha yang sukses, seseorang itu harus memiliki sifat-sifat atau kemampuan dan kemauan tersendiri terutama kepercayaan diri dan keyakinan dalam menghadapi tugas dan pekerjaannya.
·         Seorang wirausaha harus memiliki target dimasa depan dan mampu mencari dan memanfaatkan peluang usaha yang ada.
·         Membangun wirausaha bersama keluarga merupakan salah satu usaha kecil dan langkah awal dalam memulai suatu badan usaha yang diinginkan. Dimana didalam berwirausaha harus dapat memotivasi atau member dorongan bagi diri sendiri untuk maju.
·         Dalam berwirausaha, seorang wirausaha harus mampu memberikan sesuatu atau menghasilkan produk yang berbeda dari produk-produk lain guna bersaing untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.
·         Banyak program yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi masalah perekonomian yakni mengenai masalah kemiskinan dan pengangguran namun pada kenyataannya hasil yang dicapai tidak sesuai yang diharapkan.
·         Banyak pengangguran yang ada di Indonesia karena kurangnya lapangan pekerjaan yang ada dan ketidaksesuaian antara tingkat pendidikan yang dibutuhkan dan yang tersedia yang menyebabkan bertambahnya kemiskinan di Indonesia.



[1] Sudrajad, Kiat Mengentaskan Pengangguran & Kemiskinan melalui Wirausaha, Bumi Aksara, Jakarta 2011: hlm. 7-8
[2] Sudrajad, Ibid., hlm. 9
[3] Sudrajad, Ibid., hlm. 10
[4] Sudrajad, Ibid., hlm. 11-17
[5] Sudrajad, Ibid., hlm. 18-20
[6] Sudrajad, Ibid., hlm. 21-24
[7] Sudrajad, Ibid., hlm. 25-27
[8] Sudrajad, Ibid., hlm. 28-29
[9]Sudrajad, Ibid.,  30-31
[10]Sudrajad, Ibid.,  32-33
[11]Sudrajad, Ibid.,  34-35
[12]Sudrajad, Ibid.,  36-40
[13]Sudrajad, Ibid.,  41-43
[14]Sudrajad, Ibid.,  44-46
[15]Sudrajad, Ibid.,  46-48
[16]Sudrajad, Ibid.,  50-54
[17] Sudrajad, Ibid., hlm. 55-59
[18] Sudrajad, Ibid., hlm. 61
[19] Sudrajad, Ibid., hlm. 62-72
[20] Sudrajad, Ibid., hlm. 73-74
[21] Sudrajat, Ibid., hlm.75-77
[22] Sudrajad, Ibid., hlm. 78-84
[23] Sudrajad, Ibid., hlm. 85-89
[24] Sudrajad, Ibid., hlm. 91-92
[25] Sudrajad, Ibid., hlm. 93-95
[26] Lih. Suharto Prodjowijono, Manajemen Gereja Sebuah Alternatif, BPK-Gunung Mulia, Jakarta 2008: hlm. 120-122
[27] Lih. Mubyanto, Ekonomi Pancasila Aditya Media, Yogyakarta 1997: hlm. 60-63.
[28] Jamilin Sirait, “Jadilah Abdi Allah yang Benar dan Setia”, dalam Notulen Rapat Pendeta HKBP Distrik X Medan Aceh: Laporan Praeses, Ceramah KRP, Pesan Rapat Pendeta, dan Usul-usul, 7 Desember 2006 di HKBP Betesda Resort Medan Sunggal: hlm. 36
[29] Lih. Jahenos Saragih, Manajemen Kepemimpinan Gereja, Suara GKYE Peduli Bangsa, Jakarta 2008:hlm. 19-20.
[30] Sugiyanto Wiryoputro, Dasar-dasar Manajemen Kristiani, BPK Gunung Mulia, Jakarta 20044:hlm. 77.
[31] Materi Kuliah dari Pdt. J. Boangmanalu,
[32] Lih. John B. Pasaribu, Manajemen Kepedulian, Yayasan JBP, Jakarta 2008: hlm. 99-100.
[33] Lih. Haryono Soemarsono, Manajemen Plus, Lembaga Literatur Baptis, Bandung 2004: hlm. 56.
[34] Sugiyanto Wiryoputro, Dasar-dasar Manajemen Kristiani, BPK-Gunung Mulia, Jakarta 2008: hlm. 6-7.
[35] Lih. J. B. Banawiratma, Hidup Menggereja Kontekstual, Kanisius, Yogyakarta 20044:hlm. 48-49.
[36] P.Octavianus, Manajemen dan Kepemimpinan menurut Wahyu Allah, Gandum Mas, Malang 2002: hlm. 72
[37] Lih. Suyono Haryono, Menyongsong Kiat Baru Pemberdayaan Keluarga Di Indonesia, Damandiri, Jakarta 2002: hlm. 40-48

Tidak ada komentar:

Posting Komentar