Seorang laki-laki yang kalah dan selalu kalah

Senin, 11 Juni 2012

IMPLEMENTING TOTAL QUALITY MANAGEMENT


IMPLEMENTING TOTAL QUALITY MANAGEMENT
(Menerapkan Manajemen Mutu Terpadu)

I.                   Isi Ringkas Buku
1.1.            Manajemen Mutu Terpadu-Suatu Revolusi Mutu
Mutu adalah  salah satu pokok masalah yang sering salah dipahami dalam bisnis saat ini. Mutu tampil menjadi konsep yang sangat sulit untuk dipahami dan hampir tidak mungkin ditangani. Setelah perang dunia kedua, industri pabrikasi mulai mengembangkan akan nilai khusus. Industri pabrikasi mengambil akan pemahaman mutu sebagai penyesuaian terhadap produk apakah permintaan spesifikasi pelanggan yang dipuaskan. Kendali mutu adalah sebuah sistem kegiatan yang direncanakan untuk menilai mutu produk atau jasa yang dipasok kepada pelanggan. Dan jaminan mutu adalah system manajemen yang direncanakan untuk mengawasi kegiatan-kegiatan pada seluruh tahap. Standar sistem manajemen mutu telah dikembangkan di Inggris dan di Negara lain untuk memberikan dasar tujuan menilai dasar sebuah kemampuan perusahaan. Sistem manajemen mutu adalah system manajemen formal yang menentukan lingkungan mutu dalam sebuah bisnis.[1]
Realisasi penerapan disiplin mutu terhadap semua kegiatan akan kelihatan hasilnya didalam perusahaan yang lebih efisien dan bersaing kearah manajemen mutu. TQM (Total Quality Management) membutuhkan bagaimana perubahan tentang bagaimana sebuah perusaan melakukan kegiatanya. TQM membutuhkan perubahan dasar falsafah dari setiap orang dalam perusahaan akan manajemen. Kemampuan memenuhi kebutuhan-kebutuhan pelanggan eksternal yang bersandar pada serangkaian hubungan internal antara pemasok pelanggan-pelanggan yang sering rumit. Oleh karena itu TQM melibatkan pelanggan internal memastikan pelanggan eksternal hanya menerima barang atau jasa yang sesuai. Mutu terpadu mengarahkan perusahan kepada sikap yang baru, yang melibatkan setiap oranng dan mempengaruhi kinerja bisnis secara keseluruhan.[2]

1.2.            Kenalilah Pelanggan Anda
Berbicara tentang pelanggan ada dua yang menjadi kategori akan pelanggan yaitu:
1.      Pelanggan eksternal adalah pelanggan-pelanggan yang membayar akan tagihan, majunya bisnis tergantung seberapa besar untuk memenuhi akan kebutuhan pelanggan eksternal.
2.      Pelanggan internal, setiap akan transaksi didalam perusahan besar merupakan hasil dari sejumlah hubungan-internal. Hanya dengan memuaskan kebutuhan-kebutuhan internal untuk setiap proses maka kebutuhan pelanggan eksternal dapat dipenuhi.

1.3.            Biaya Mutu
Biaya mutu adalah semua biaya yang ditimbulkan oleh bisnis untuk memastikan bahwa jumlah keseluruh layanan yang disediakan bagi pelanggan sesuai dengan tuntutan mereka. Tujuan dari program perbaikan mutu  adalah mengembangkan pendekatan guna memastikan bahwa barang dan jasa dihasilkan hanya untuk memenuhi pelanggan dengan biaya serendah-rendahnya. Kesadaran akan biaya-biaya yang terkait dengan kesalahan-kesalahan, dimana biaya-biaya mutu penting berdasarkan sejumlah alasan yang dapat diutarakan seperti berikut[3]:
1.      Biaya-biaya sering kali berjumlah besar.
2.      Besarnya biaya-biaya dan dimana biaya-biaya itu terjadi tidak diketahui oleh kebanyakan bisnis.
3.      Sebagian besar biaya dikaitkan dengan kegagalan dan kegiatan penilaian.
4.      Besarnya biaya akan kegagalan dan kegiatan penilaian. Karenaa metode penilaian tanpa dihindari luput menilai sesuai sejumlah kegagalan.
Biaya-biaya pada ketidaksesuaian dapat timbul pada setiap bagian, untuk itulah yang menjadi tujuan akan TQM adalah memperbaiki mutu dengan menghapus ketidaksesuaian dalam setiap kegiatan perusahaan. Pada tahap-tahap awal mutu terpadu sering difokuskan pada bagaimana melakukan semua kegiatan dengan benar sejak pertama sekali. Biaya-biaya memang tidak terlepas dari produk dan jasa akan pelanggan. Didalam pasar saat  ini perusahan-perusahan perlu secara terus menerus menyediakan bagi para pelangganya apa yang mereka harapkan. Pada dasarnya perusahan-perusahan menerapkan beberapa unsure yang membentuk TQM, tetapi banyak juga perusahan yang mempunyai ruang untuk melakukan perbaikan, dan dapat dilakukan dengan cara[4]:
1.    Memperbaiki daya saing dan profitabilitas.
2.    Meningkatkan kepuasan akan pelanggan.
3.    Menurunkan biaya ketidak sesuaian.
4.    Meningkatkan daya dorong minat pegawai.
Alasan mengapa biaya mutu perlu diukur adalah biaya-biaya tersebut besar sekali, tidak dikenal, dan dapat mempunyai dampak sangat berarti terhadap profitabilitas dan kepuasan para pelanggan. Biaya-biaya ketidaksesuaian adalah semua biaya yang timbul karena terjadinya kegagalan-kegagalan. Bila terjadi kegagalan, tidak akan perlu mengadakan penilaiaan dan pembetulan kegiatan analisi fungsi [5]

1.4.            Standar-Standar Sistem Manajemen Mutu
1.                  Tujuan analisis fungsi
Berbicara tentang mutu didorong karena kebutuhan akan pelanggan.  Analisis fungsi menjadi tonggak penentu program yang berhasil akan perbaikan mutu secara berkesinambungan. Analisis fungsi mencapai tujuanya dengan mengidentifikasi[6]:
1.      Tujuan bisnis secara keseluruhan yang berkaitan dengan upaya memuaskan kebutuhan pelanggan eksternal.
2.      Tujuan setiap departemen bisnis berkaitan dengan upaya memuaskan akan kebutuhan-kebutuhan eksternal dan internal.
3.      Apakah departemen mencapai tujuan-tujuan mereka dengan biaya efektif atau tidak.
4.      Biaya-biaya ynag berhubungan dengan setiap kegagalan supaya dapat berjalan dengan efisien.
5.      Bagian untuk menerapkan tindakan perbaikan.

2.                  Manfaat Analisis Fungsi
Analisi fungsi memperoleh manfaat yang besar untuk bisnis secara keseluruhan misalnya[7]:
1.    Mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan pelanggan eksternal dan memusatkan semua kegiatan menuju pemenuhan kebutuhan.
2.    Menetapkan tujuan dan maksud bisnis secara keseluruhan
3.    Pelanggan internal dan eksternal secara kebutuhanya diidentifikasi untuk setiap kegiatan yang penting.
4.    Biaya-biaya untuk kegiatan-kegiatan yang penting pada setiap departemen  dikumpulkan.
5.    Bagian-bagian yang memerlukan perbaikan dapat ditentukan, yang kemudian dapat diukur.
6.    Setiap orang memahami dan mengerti akan tujuan bisnis secara lebih baik.
7.    Setiap orang memahami bagaimana keluarnya digunakan oleh para pelanggan mereka.

1.5.            Standar Sistem Manajemen Mutu
Sistem manajemen mutu (Quality Management System- QMS) yang efektif merupakan susunan kerangka utama bagi mutu terpadu. Suatu QMS tradisional secara umum tidak mencakup kegiatan layanan dan tata usaha seperti keuangan atau personalia. Sejumlah standar sistem mutu telah dikembangkan untuk menjelaskan kebutuhan-kebutuhan sebuah QMS yang efektif. Penggunaan standar sistem mutu resmi untuk mengawasi mutu produk dengan cepat membayar ke industri. Setelah manfaat sistem mutu menjadi jelas, baik bagi pelanggan maupun bagi pemasok kebutuhanakan sebuah standar sistem mutu yang dapat digunakan oleh industri secara umum mulai disadari.[8]
Manfaat sistem manajemen mutu (QMS) yang sah memberikan jaminan bagi pelanggan bahwa perusahaan mempunyai tanggung jawab tentang mutu dan mampu menyediakan yang sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan. Manfaat QMS yang efektif bayak sekali tapi hal tersebut hanya dapat direalisasikan oleh perusaan. Dan dalam hal ini akan diutarakan manfaat QMS yang efektif yang telah dipertimbangkan[9]:
1.    Pelanggan-pelanggan yang puas dan setia karena barang dan jasa selalu diproduksi sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan.
2.    Biaya-biaya operasional yang berkurang sebagai akibat pemborosan dihilangkan dan efisiensi ditingkatkan sebagai hasil dari penghapusan akan ketidak sesuaian.
3.    Daya-saing dan profitablitas diperbaiki karena biaya-biaya kegiatan operasional berkurang.
4.    Semangat pegawai ditingkatkan karena mereka bekerja dengan efisisen.
Tanggung jawab manajemen adalah bahwa mutu ditangani dengan sungguh-sungguh oleh semua anggota dalam organisasi. Kebijakan mutu menentukan tujuan-tujuan mutu bagi semua pegawai dan membantu menjabarkan akan tanggung jawab manajemen yang berpengalaman terhadap mutu. Untuk memastikan  QMS akan tujuan yang efektif diterapkan, ketika mempertimbangkan apa yang diperlukan organisasi untuk menjamin mutu, dan kegiatan pemantau lainnya yang diperlukan serta memastikan tenaga kerja yang terlatih dengan jumlah yang cukup. Manajer tersebut harus memiliki kebebasan yang cukup untuk melaksanakan tugas tanpa bertentangan dengan tanggung jawab yang lain. Dan kegiatan-kegiatan yang akan diawasi oleh sistem itu dirinci didalam bagian-bagian standar yang selanjutnya.[10]

1.6.            Perbaikan Mutu yang Berkesinambungan
Tujuan Perbaikan Mutu secara berkesinambungan adalah memperbaiki mutu dengan menghilangkan ketidaksesuaian dalam setiap kegiatan di seluruh perusahaan. Manfaat yang dapat mendatangkan keuntungan dari penerapan Program Perbaikan Mutu yang besar meliputi[11]:
1.      Kepuasan pelanggan meningkat
2.      Penghapusan kesalahan dan pemborosan
3.      Penurunan dalam biaya operasi atau kegiatan
4.      Peningkatan semangat dan tanggungjawab para pegawai
5.      Peningkatan daya saing
6.      Daya tahan hidup perusahaan yang sebenarnya dipertaruhkan.
Penerapan suatu Program perbaikan mutu, bagaimanapun juga bukan merupakan satu langkah ringan yang harus ditanggung. Penerapan ini menuntut tanggung jawab mutlak dari setiap orang, mulai dari manajer senior, bila ingin hal ini berhasil. Seringkali untuk itu diperlukan suatu perubahan di dalam budaya perusahaan dan suatu pemikiran ulang radikal tentang kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan. Tanggung jawab manajemen senior merupakan faktor paling penting dalam memberi keyakinan keberhasilan program, dan juga merupakan hal yang paling sulit dicapai. Tidak ada metode yang mudah untuk mencapai komitmen ini. Diperlukan perhatian tetap secara terus- menerus, pengaruh dan bukti- bukti kuat tentang adanya manfaat yang dapat mendatangkan keuntungan dari Perbaikan Mutu. Perhatian yang kurang terhadap pemenuhan kebutuhan- kebutuhan pelanggan secara konsisten seringkali mengakibatkan kegagalan di dalam bisnis. Mutu Terpadu adalah satu- satunya penolong untuk dapat mempertahankan hidup.[12]
Apapun metodologi yang digunakan dalan Perbaikan Mutu, namun terdapat sejumlah langkah- langkah kunci yang harus dicakup oleh setiap Program untuk Perbaikan Mutu, yaitu[13]:
1.      Perencanaan untuk Perbaikan Mutu
Tahap ini merupakan kunci ke arah keberhasilan setiap Program Perbaikan Mutu. Tujuan- tujuan tahap ini adalah untuk:
a.       Memastikan tanggung jawab manajemen senior aktif terhadap perbaikan mutu yang berkesinambungan.
b.      Menentukan cara- cara Penerapan Perbaikan Mutu yang paling sesuai di dalam organisasi
c.       Mengembangkan sebuah rencana rinci untuk mengarahkan Penerapan Perbaikan Mutu.
2.      Memahami Pelanggan
Perusahaan- perusahaan hanya hidup karena mereka melayani kebutuhan pelanggan mereka. Perbaikan mutu adalah tentang memperbaiki kemampuan sebuah bisnis untuk memenuhi kebutuhan para pelanggan. Agar dapat memeprbaiki mutu, penting sekali untuk:
a.       Memahami pelanggan- pelanggan eksternal, kebutuhan-kebutuhan mereka dan bagaimana sempurnanya kebutuhan tersebut terpenuhi.
b.      Mengidentifikasi bagaiman proses kerja di dalam perusahaan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan eksternal itu. Hanya dengan memperbaiki kinerja proses ini sebuah bisnis dapat memenuhi kebutuhan para pelanggan eksternal mereka lebih baik, dengan biaya serendah mungkin.
3.      Memahami biaya- biaya mutu
Biaya- biaya ketidaksesuaian timbul karena hal- hal yang berjalan salah. Kegiatan- kegiatan yang mendorong biaya mutu tinggi tidak memuaskan kebutuhan para pelanggan atau bekerja tidak efisien. Oleh karena itu penting sekali bahwa Progran Perbaikan Mutu mengidentifikasi besarnya biaya- biaya mutu dan di mana biaya- biaya itu timbul. Informasi ini dapat digunakan sebagai fokus untuk mendorong Program tersebut.
4.      Kesadaran Mutu
Sebuah Program Perbaikan Mutu mengandalkan komitmen seluruh pegawai. Setiap orang harus dididik untuk menjamin bahwa mereka memahami peran mereka, dan dapat memberikan sumbangan kepada Perbaikan Mutu. Pegawai juga perlu selalu memperoleh informasi tentang kemajuan yang telah dicapai.
5.      Pengukuran Kinerja
Pengukuran Kinerja bertujuan untuk memusatkan perhatian pada kinerja perbaikan bila kinerja proses saat ini diukur. Tujuan perbaikan kemudian dapat ditempatkan sebagai sasaran, dan perbaikan- perbaikan dapat dipantau.
6.      Pencegahan
Bisnis-bisnis secara tradisional telah mengandalkan pemeriksaan output umtuk menemukan kesalahan- kesalahan dan kemudian membetulkannya; ini merupakan suatu cara yang tidak efisien dalam menjalankan bisnis.Bagian Perbaikan Mutu yang penting adalah pengakuan bahwa kesalahan- kesalahan bukannya tidak dapat dihindarkan tetapi dicegah. Tindakan diperlukan untuk memastikan bahwa setiap masalah yang mencegah perbaikan mutu ditandai dan tindakan- tindakan pembetulan diterapkan untuk menghapuskan kesalahan- kesalahan itu. Sebuah sistem diperlukan untuk mencapai hal ini pada sebuah dasar yang sedang terus berjalan.

1.7.            Peralatan Mutu
Pengawasan Proses Dengan Statistik (Statistical Process Control-SPC) adalah sebuah cara yang memungkinan operator menentukan apakah suatu proses sedang berproduksi dan terus memproduksi keluaran yang sesuai dengan target.  Hal tersebut dapat dicapai dengan menilai parameter kunci atas sebuah contoh keluaran kecil yang dihasilkan pada saat interval proses itu berjalan.[14]
Menghasilkan produk yang hanya berdasarkan spesifikasi dapat dipahami saat ini, tetapi setiap variasi dari nilai nominal sasaran mungkin menyebabkan penolakan dan pengerjaan ulang lebih panjang di dalam mata rantai. Variasi- variasi dari nilai nominal dapat juga menyebabkan masalah- masalah yang berarti dalam pengertian saling ketergangtungan komponen di dalam produk yang rumit. SPC memungkinkan bisnis untuk secara tetap memperbaiki kinerja proses agar dapat mengurangi variasi keluaran. Kemampuan mengurangi variasi keluaran dari nilai nominal ini dapat memberikan suatu keunggulan persaingan yang dapat dibedakan, dan dapat memungkinkan harga tambahan dibebankan kepada produk.

1.8.            Pemecahan Masalah
Banyak masalah yang dihadapi oleh bisnis- bisnis modern saat ini adalah masalah- masalah rumit atau melibatkan lebih dari satu kelompok pegawai. Seperti halnya dengan tim desain harus bekerja dengan tim pemasaran untuk mengembangkan produk yang dikehendaki oleh para pelanggan. Mereka juga harus bekerja dengan bagian produksi untuk memastikan produk itu dapat dibuat dengan biaya efektif. Tim penjualan dan tim produksi harus bekerja sama untuk memastikan bahwa produk yang tepat akan diserahkan kepada pelanggan pada waktu yang tepat. Di dalam semua tugas ini, terutama di mana sejumlah bagian terlibat, masalah- masalah dapat timbul sehingga mencegah para pegawai untuk melakukan setiap tugas dengan benar sejak awal. Masalah- masalah ini harus ditangani dan dihilangkan. Kegagalan untuk melakukan hal ini dapat mengakibatkan para pelanggan tidak puas dan meningkatkan biaya.[15]
Untuk memecahkan masalah secara efektif biasanya perlu dibentuk kelompok yang membaktikan diri untuk memeriksa dan menghilangkan masalah- masalah itu. Ini memerlukan dukungan manajemen untuk memastikan bahwa mereka mempunyai alat- alat dan pelatihan yang benar yang memungkinkan mereka untuk menandai penyebab asal masalah dan menerapkan tindakan pembetulan untuk menghapuskan masalah- masalah tersebut.[16]
Agar sebuah tim pemecahan masalah dapat menjadi efektif, tim ini perlu memahami bagaimana meneliti suatu masalah, menemukan penyebab asalnya dan menerapkan penyelesaiannya. Untuk melakukan hal ini, tim perlu mengetahui sederet teknik pemecahan masalah. Adapun metodologi dalam pemecahan masalah memiliki langkah- langkah sebagai berikut[17]:
1.      Merumuskan Masalah
Sebelum mulai meneliti sebuah masalah, sangat penting untuk memastikan bahwa masalah itu sepenuhnya dipahami. Hal ini termasuk merumuskan gejala- gejala masalah dan pemahaman proses yang menimbulkan masalah ini. Hal ini akan membantu menghindari upaya yang sia- sia di dalam proses pemecahan masalah. Satu masalah yang dipahami sepenuhnya dan dirumuskan, dengan sendirinya berjalan menuju pemecahan.
2.      Mengidentifikasi dan Menggolongkan Penyebab- Penyebab Masalah
Sesudah satu masalah dan proses yang menyebabkannya dipahami sepenuhnya dan dirumuskan, kelompok perlu memutuskan penyebab- penyebab masalah yang tampak paling mungkin. Untuk menghindari meloncat ke kesimpulan, yang terbukti tidak benar, perlu kiranya untuk menggunakan pendekatan yang sistematis dengan menandai semua penyebab potensial.
3.      Mengumpulkan Data dan Menganalisis
Ketika jumlah penyebab potensial telah dipersempit menjadi satu atau dua penyebab masalah yang paling mungkin, maka perlu mengumpulkan data untuk memeriksa penyebab masalah yang sebenarnya.
4.      Menerapkan Pemecahan Masalah
Ketika masalah berakar pada masalah yang telah diketahui perlu menandai, mendapatkan dukungan, serta menerapkan suatu pemecahan dengan berhasil untuk mnghilangkan penyebab akar tersebut sekali dan seterusnya.
Dalam praktik mungkin ada lebih banyak pemecahan potensial yang mungkin diajukan. Kemudian perlu untuk menandai pemecahan yang paling efektif biaya, yang mempunyai peluang paling baik untuk berhasil.

II.                Tanggapan
2.1.            Prinsip dan Unsur Pokok dalam TQM (Manajemen Mutu Terpadu)
TQM merupakan salah satu metode yang ada dalam manajemen. TQM pada dasarnya merupakan suatu usaha yang digunakan dalam proses perbaikan guna mencapai suatu hasil yang baik, khususnya dalam mutu atau kualitas dari suatu produk. Dalam sejarahnya TQM lahir di Amerika pada tahun delapan puluhan. Terdapat empat prinsip utama dalam TQM yang dalam hal ini dapat dipraktekkan, yaitu:


1.      Kepuasaan Pelanggan
Kepuasan pelanggan merupakan sasaran utama yang harus dicapai, karena dalam TQM konsep kualitas suatu produk tidak lagi tergantung kepada kesesuaian dengan spesifikasi tertentu, tetapi kualitas suatu produk itu ditentukan oleh pelanggan. Semakin tingg nilai yang diberikan, maka semakin besar pula kepuasan pelanggan.[18]
Untuk meningkatkan kepuasan pelanggan maka diperlukan cara kerja yang sesuai dan baik adanya. Dalam hal ini cara kerja yang dimaksud adalah terlebih dahulu menyusun kerangka kerja secara sistematis dan teratur. Menentukan apa motivasi kerja yang ingin dicapai, tujuan dari kerja tersebut serta pelaksanaan kerja tersebut sehingga menghasilkan produk yang memuaskan pelanggan.[19]
Kepuasan pelanggan juga ditentukan oleh kualitas produk yang merupakan sesuatu yang sangat penting di dalam suatu suasana kompetisi yang terjalin. Kalau ada kualitas yang baik, maka harga bisa ditonjolkan, sedangkan kalau tidak punya kualitas yang bisa ditonjolkan, maka tidak ada yang bisa menarik perhatian pelanggan.[20]
Begitupun apabila ingin menarik perhatian pelanggan, maka diperlukan juga strategi pengembangan produk dimana strategi ini merupakan strategi pertumbuhan yang memperkenalkan produk- produk baru pada pasar.[21]
2.      Respek Terhadap Setiap Orang
Dalam perusahaan yang kualitasnya kelas dunia, setiap karyawan dipandang sebagai individu yang memiliki talenta dan kreatifitas yang sifatnya unik. Karyawan merupakan sumber yang paling bernilai. Karena itu setiap orang dalam perusahaan diperlakukan dengan baik dan diberi kesempatan untuk terikat dan berpartisipasi dalam tim pengambilan keputusan.
Dalam hal ini diperlukan rasa percaya kepada karyawan untuk kreatif terhadap pekerjaannya. Seorang karyawan tidak boleh dikekang oleh atasannya, namun pemimpin atau atasannya tersebut harus mampu memberikan kebebasan kepada karyawan untuk melakukan tugasnya dengan kretivitas yang tinggi serta melakukan tugasnya untuk mewujdkan tujuan yang hendak dicapai.[22]
3.      Manajemen Berdasarkan Fakta
Perusahaan kelas dunia pada umumnya berorientasi kepada fakta. Maksudnya adalah setiap keputusan selalu didasarkan pada data bukan sekedar pada perasaan. Data juga menunjukkan keahlian kerja dari karyawan yang merupakan kemampuan teknis yang berkenan dengan mengerjakan tugas dari atasan untuk mewujudkan hasil yang akan dicapai. Data merupakan bukti nyata terhadap pekerjaan karyawan.[23]
4.      Perbaikan Berkesinambungan
Sebuah perusahaan selalu menginginkan kesuksesan dan menghasilkan sebuah produk yang berkualitas. Untuk mencapai kesuksesan ini perlu melakukan proses perbaikan secara sistematis dan berkesinambungan. Proses perbaikan secara berkesinambungan bertujuan untuk meningkatkan usaha dari waktu ke waktu. Upaya demikian sangat penting bagi perusahaan karena terkait dengan posisi di arena persaingan bebas dalam pasar dunia yang mengglobal.[24]
2.2.            Penyebab kegagalan TQM
Secara umum penyebab kegagalan TQM disebabkan oleh:
1.      Delegasi dan kepemimpinan yang tidak baik dari manajer senior
2.      Proses penyebarluasan
3.      Menggunakan pendekatan yang terbatas
4.      Harapan yang terlalu berlebihan dan tidak realistis
Masih banyak kesalahan yang lain yang sering dilakukna berkaitan dengan program TQM dalam suatu perusahaan. Apabila suatu perusahaan benar- benar memahami konsep TQM sebelum mencoba menerapkannya, maka kesalahan- kesalahan tersebut dapat dihindari. TQM dalam sebuah perusahaan bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan dalam waktu tertentu saja. TQM juga harus dilaksanakan dengan sistem koordinasi kepada anggota karena peningkatan kualitas bukan saja tanggung jawab manajer semata, melainkan tanggung jawab bersama dan harus disesuaikan dengan keadaan perusahaan serta kebutuhab yang harus dijawab.[25]
Begitupun dalam menangani konflik atau masalah dalam suatu perusahaan hendaknya lah kadangkala terdapat pengambilan keputusan yang hanya sepihak. Oleh karena itu hal ini tidak baik dilakukan dalam perusahaan, maka apabila melakkan pengambilan keputusan secara bersama- sama, maka itu berarti setiap keputusan harus merupakan perwujudan dari rasa dan pemikiran secara bersama- sama. Dalam pengambilan keputusan maka pandangan dan pemahaman orang lain harus dapat dipertimbangkan agar tidak menjadikan itu sebagai konflik.[26]

2.3.            Strategi Perkembangan Mutu dalam Hidup
Strategi hidup menerapkan manajemen mutu terpadu, adapun strategi yang dimaksud adalah:
1.      Bersikap realistis terhadap mutu
Anda harus benar- benar memperdulikan ataupun menerapkan akan manajemen mutu terpadu. Berhentilah untuk berdebat dengan diri sendiri tentang keadilan dan ketidakadilan yang menimpa anda. Di dalam kehidupan, ketika kompetisi dimulai atau ketika dunia mulai mendatangi, anda sebaiknya sudah mempunyai sebuah strategi yang benar- benar bagus dan mengetahui aturan main atau orang- orang jahat yang akan mengambil segala apa yang menjadi hak anda. Tidak peduli apakah kehidupan yang anda miliki sekarang ini bagus dan anda berharap dan dapat lebih baik, atau kehidupan anda begitu berantakan sehingga anda harus mengubahnya. [27]
2.      Anda menciptakan pengalaman  hidup tentang manajemen mutu
Dalam strategi, anda harus mengetahui dan menerima beban tanggung jawab atas hidup anda sendiri. Mencari tahu peranan anda dalam menciptakan hasil tertentu di dalam hidup anda. Mempelajari bagaimana memilih yang lebih baik agar mendapatkan yang lebih baik caranya sangat mudah yaitu anda harus bertanggung jawab atas hidup anda baik atau buruknya, berhasil atau gagalnya, gembira atau sedih, adil atau tidak adil dalam hidup yang anda jalani.
Anda tidak akan pernah menyelesaikan masalah dengan menyalahkan orang lain. Semakin cepat anda menerima kenyataan yang terjadi maka hidup anda akan semakin cepat menjadi lebih baik karena anda yang bertanggung jawab akan hal itu. [28]

3.      Dalam manajemen mutu, anda tidak dapat mengubah apa yang anda tidak ketahui
Dalam hal ini strategi anda, anda harus jujur mengatakan hal yang sebenar- benarnya tentang segala hal yang tidak “berhasil” di dalam hidup, baik kepad diri sendiri maupun kepad orang lain. Berhenti membuat alasan- alasan pembenaran dan mulailah menghasilkan sesuatu. Jika anda ingin menentukan strategi untuk menghadapi hidup maka anda harus berani mengatakan dimana “posisi” anda sebenarnya di dalam hidup anda sekarang ini. Anda harus jeli karena salah mengemukakan hal yang sebenarnya atau lalai mengemukakan hal yang sebenarnya merupakan kebohongan terhadap diri sendiri yang anda lakukan secara tidak sadar. Mengakui dalam hal ini berarti anda benar- benar melakukan konfrontasi dengan diri sendiri tentang apa yang anda lakukan atau yang tidak lakukan, ataupun yang anda pilih sehingga meerusak hidup anda.[29]
4.      Hidup memberikan penghargaan kepada suatu tindakana yang nyata
Anda harus membuat strategi akan sebuah keputusan dengan hati- hati, lalu realisasikan. Pelajari bahwa orang lain tidak akan mempedulikan suatu pemikiran tanpa disertai dengan tindakan. Respon dan hasil yang anda terima dari oranglain, situasi apapun itu, dipicu oleh ransangan yang anda berikan, yaitu tindakan anda. Anda akan memprogram diri anda untuk menerima dalil kehidupan dan mulai berfungsi untuk tingkat yang lebih tinggi. Dengan menjadikan sukses dan gagal sebagai tolak ukur untuk hasil yang anda ciptakan, itu berarti anda melakukan tindakan yang keras dalam mengevaluasi diri. Jika anda akan memulai mengukur hidup dengan mendasarkan pada hasil yang anda ciptakan, berarti anda juga tidak menerima alasan- alasan pembenaran dari oranglain. Dalam hal ini anda ingin mendapatkan hasil yang sebenarnya bukan sesuatu yang diinginkan, dalam suatu alasan yang sangat logis. [30]
5.      Kehidupan seharusnya di manajemenkan bukan diperbaiki.
Kehidupan itu di manajemen bukan diperbaiki, strategi anda belajarlah mengambil lah alih tanggung jawab hidup dan pertahankan karena hidup anda tidak akan pernah lepas dari masalah dan tantangan. Di sini anda “memainkan” dua peranan, sebagai manajer sekaligus kliennya. Untuk “menjiwai” peranan manajer, anda harus bisa membayangkan sebagai seorang pimpinan yang harus mampu bertindak dan berpikir. Anda harus memperlakukan diri anda sebagai orang lain yang memberi jalan dan menilai secara objektif bagaimana kerja anda. Jangan membuat kesalahan: anda adalah seorang manajer dan tugas anda adalah memanajemen hidup sehingga menghasilkan kualitas yang lebih tinggi. Jika anda tidak bekerja dengan baik maka anda harus bangkit dan harus waspada.[31]
6.      Anda harus mengetahui apa yang anda inginkan dalam mengembangkan mutu hidup anda.
Dalam strategi anda ketahuilah apa yang anda inginkan, anda harus tahu dengan jelas dan pasti apa yang menjadi keinginan anda kemudian lakukan suatu tindakan. Jika anda tidak mengetahui persis apa yang anda inginkan, itu merupakan suatu masalah. Jika anda tidak dapat mengatakan apa yang anda inginkan, maka anda tidak akan pernah bisa mengklaimnya. Kebanyakan orang tidak tahu bagaiman mendeskripsikan apa yang anda inginkan karena mereka tidak punya petunjuk apapun tentang apa yang mereka inginkan sebenarnya. Karena mengetahui apa yang benar- benar anda inginkan sangat mendasar, anda harus berhati- hati menetukan apa yang benar yang anda inginkan. Anda juga harus memperhatikan faktor waktu untuk mendapatkan apa yang and inginkan, kesempata- kesempatan untuk meraih yang anda inginkan terkadang mempunyai batas waktu. Dalam hal ini anda harus tegas kepada setiap tujuan yang anda tentukan, sama halnya jika anda “keluar jalur” dari arah yang menuju sasaran, anda juga akan tahu dan bisa merasakannya. Jika tahu tujuan anda, anda akan tahu man tingkah laku dan pilihan yang mendukung dan mana yang tidak.[32]

III.             Kesimpulan dan Saran
3.1.      Kesimpulan
Ø      Manajemen mutu terpadu (TQM) membutuhkan bagaimana perubahan tentang bagaimana sebuah perusahaan melakukan kegiatannya, di dalam TQM membutuhkan perubahan dasar, falsafah dari setiap orang dalam perusahaan akan manajemen.
Ø      TQM adalah memperbaiki mutu dengan menghapus ketidaksesuaian dalam setiap kegiatan perusahaan.
Ø      Perbaikan mutu adalah tentang memperbaiki kemampuan sebuah bisnis untuk ememnuhi kebutuhan para pelanggan. Perbaikan mutu adalah mengembangkan pendekatan guna memastikan bahwa barang dan jasa dihasilkan hanya untuk memenuhi pelanggan dengan penekanan biaya serendah- rendahnya.
Ø      Sistem manajemen mutu (QMS) yang sah memberikan ajminan bagaiman pelanggan perusahaan mempunyai tanggung jawab tentang mutu dan mampu menyediakan yang sesuai dengan kebutuhan- kebutuhan.
Ø      Masalah berakar pada masalah yang telah diketahui perlu menandai, medapatkan dukungan serta menerapkan suatu pemecahan dengan berhasil untuk menghilangkan penyebab tersebut.

3.2.      Saran
Ø      Agar setiap perusahaan yang ingin menjadi perusahaan berkembang dan berlanjut terus menerus hendaknya menggunakan sistem manajemen mutu terpadu (TQM)
Ø      Dalam menerapkan TQM, sebuah perusahaan maka perusahaan harus memerlukan suatu sistem manajemen mutu (Quality Management System)
Ø      Apabila terjadi kegagalan dalam penerapan TQM diperlukan hal- hal pendukung yang menjadikan kegagalan itu sebagai pelajaran yang tidak adakn terulang lagi.
Ø      Dalam merubah yang ada harus fokus terhadap orangnya, bukan kepada Badan Usaha yang dikelola.
Ø      Hendaknya ada hubungan organisasi dan strategi yang dilakukan sehingga terciptanya hasil yang memuaskan.



[1]Lesley Munro Faure & Malcolm Munro Faure, Implementing Total Quality Management (Menerapkan  Manajemen Mutu Terpadu), Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2002, hlm.1-7.
[2]Lesley & Malcolm, Op. Cit., hlm.10-12.
[3]Lesley & Malcolm, Op. Cit., hlm.31-33.
[4]Lesley & Malcolm, Op. Cit., hlm.14-16.
[5]Lesley & Malcolm, Op. Cit., hlm.35-38.
[6]Lesley & Malcolm, Op. Cit., hlm.53.
[7]Lesley & Malcolm, Op. Cit., hlm.71.
[8]Lesley & Malcolm, Op. Cit., hlm.89-91.
 [9]Lesley & Malcolm, Op. Cit., hlm.94.
[10]Lesley & Malcolm, Op. Cit., hlm.98-99.
[11]Lesley & Malcolm, Op. Cit., hlm.113-120.
[12] Lesley & Malcolm, Op. Cit., hlm. 113
[13] Lesley & Malcolm, Op. Cit., hlm. 114-136
[14]Lesley & Malcolm, Op. Cit., hlm.177-200
[15] Lesley & Malcolm, Op. Cit., hlm. 233
[16] Lesley & Malcolm, Op. Cit., hlm. 234
[17] Lesley & Malcolm, Op. Cit., hlm. 235- 260
[18] Jahenos Saragih, Manajemen Kepemimpinan Gereja, Jakarta: Suara GKYE Peduli Bangsa, 2008, hlm.31- 33.
[19] Radesman Sitanggang, Memimpin Sesuai Amanah, Pematangsiantar: L-SAPA, 2006, hlm.36- 38.
[20] Hariono Soemarsono, Manajemen Plus, Bandung: Lembang Literatur Baptis, 2004, hlm. 105.
[21] Budy Purnawanto, Manajemen SDM Berbasis Proses, Jakarta: Grasindo, 2008, hlm. 31.
[22] Kouzes dan Posner, Menjawab Tantangan Pemimpin Masa Depan, Jakarta: Buana Ilmu Populer, 2006, hlm.74- 75.
[23] Yakob Tomatala, Pemimpin yang Handal, Jakarta: YT Leadership Foundation, 1996, hlm. 83.
[24] John B Pasaribu, Management Kepedulian, Jakarta: Yayasan JBP, 2008, hlm.108.
[25] Jahenos Saragih, Op. Cit., hlm. 36
[26] Model- model kepemimpinan sejarah gereja dalam sejarah, Sikpan Sihombing dalam Jurnal Teologi Vocatio Dei hal 54.
[27] Philip C.McGraw, Life Strategies: Strategi Hidup, Dahara Prize, Surabaya, 2004: hlm. 2-4.
[28] Philip C.McGraw, Op. Cit., hlm. 53- 62
[29] Philip C.McGraw, Op. Cit., hlm. 115- 126
[30] Philip C.McGraw, Op. Cit., hlm. 133- 145
[31] Philip C.McGraw, Op. Cit., hlm. 171-174
[32] Philip C.McGraw, Op. Cit., hlm. 213- 216

Tidak ada komentar:

Posting Komentar