Teologi Rekonsiliasi
Rekonsiliasi dalam Perjanjian Lama
Dalam Perjanjian
Lama untuk memahami pendamaian itu maka thema yang harus diketahui adlaah penebusan.
Penebusan ini hanya berbicara dalam pendamaian manusia dengan dirinya sendiri,
antar dia dengan persekutuannya, dan lingkungannya. Dalam PL dosa dipandan
sebagai tindakan yang menghancurkan perjanjian dengan Allah, sebagai tanda
hilangnya tanda sebagai manusia telah menyimpang dari jalan yang benar. Karena
dosa manusia itu maka diperlukan pengorbanan sebagai penebus atas dosa-dosanya.
Karean manusia telah melakukan dosa maka kerugian itu diminta dari manusia,
bahkan manusia itu harus mati karena dosa-dosa yang diperbuatnya. Penebusan
dosa manusia itu biasanya disampaikan oleh nabi-nabi seperti dalam Yehezkiel 18
dan Mazmur 51.
Kata kerja yang sesuai dalam bahasa Ibrani adalah rpk, kata ini dapat
diartikan dengan “menghapus” yang menghapus dosa sebagai bentuk ketidakmurnian
manusia (Babel). Yang bertugas melakukan penghapusan ini adalah imam dan
terkadang Allah sendiri. Penghapusan/ penebusan dalam PL berarti penebusan
dosa, Allah yang menebus dosa manusia, namun Allah tidak mengubah sikapnya
sendiri. Dalam bahasa Ibraninya pengampunan ini berarti xlm yang digunakan sebagai
kata untuk pengampunan dosa dan orang berdosa sebagai objeknya.
Rekonsiliasi dalam Perjanjian Baru
Rekonsiliasi sebagai suatu proses dimana oleh
Allah manusia dibawa bersama. Allah dan manusia diasingkan dari yang
lain karena kesucian Allah dan keberdosaan manusia. Sekalipun Allah mencintai
pendosa (Rom 5:8), mungkin saja bagiNya tidak menghakimi dosa manusi sendiri.
Jadi, dalam rekonsiliasi Alkitabiah, terdapat dua perayaan yang dipengaruhi
akan rekonsiliasi, yang pertama melalui pengorbana Kristus, manusia yang
berdosa telah dibenarkan dan dilayakkan. Demikian juga sebuah hubungan
permusuhan dan pengasingan diubah dalam satu perdamaian dan persekutuan.
Inisiatif dalam rekonsiliasi diawali oleh Allah sementara kita sebagai pendosa
dan disebut sebagai “musuh” dan Kristus mati bagi kita (Rom 10; Kol 1:21).
Pendamaian adalah tindakan seluruhnya dari Allah, sesuatu tindakan yang
mendahului tindakan manusia seperti pengakuan, pertobatan, dll. Allah sendiri
yang telah mendamaikan kita denganNya melalui Yesus Kristus (2 Kor 5:18).
Paulus mengatakan bahwa Injil adalah firman yang mendamaikan (2 Kor 5:19).
Rekonsiliasi diambil dari kata
katallagh, katallassw, apokatallassw, yang
berarti mendamaikan. Tulisan-tulisan Paulus memuat bahwa kata kerja atau
kata benda dari kata ini menunjuk kepada hubungan manusia dengan Allah. Kata
ini muncul hanya dalam tulisan-tulisan Paulus, katallassw
digunakan sebanyak 6 kali dalam surat-surat Paulus dan digunakan dalam
hubungan manusia (1 Kor 7:11), dan 5 kali menunjuk kepada hubungan Allah dan
manusia (Rom 5:10; 2 Kor 5: 18.19,20). Terdapat beberapa bidang yang mencakup
perdamaian:
1. Menyangkut
hubungan manusia, ketika seorang istri yang ceria dari suaminya, dia harus
hidup dengan keadaan tidak menikah atau diperdamaikan dengan suaminya (hubungan perkawinan)
2. Allah telah mendamaikan dunia dengan
diriNya sendiri melalui Kristus, dan Allah tidak menghitung
kesalahan-kesalahan mereka atau Allah
tidak melawan manusia itu sendiri. Keselamatan itu hanya terdapat melalui
tindakan berkat Allah.
3. Paulus sendiri memandang pelayanannya
sebagai sebuah tugas perdamaian. Namun dia sering menggunakan penekanan
“pekerjaan Roh, pekerjaan kebenaran” dimana dalam pelayanannya Allah sebagai
penguasanya. Pelayanan Paulus ditentukan dikuasai oleh pendamaian Allah dengan
manusia. Kristus sebagai Tuhan bagi dunia karena Allah telah mendamaikan dunia
di dalamnya, dan Kristus menjadi Tuhan ketika dunia diperdamaikan kepadaNya
oleh Injil dan iman. Tindakan pendamaian yang dilakukan oleh Allah menghasilkan orang-orang yang percaya menjadi
kebenaran Allah.
Dalam 2 Korintus
menjelaskan bagaimana pendamaian itu:
1.
Pentingnya pendamaian itu karena semua manusia berada
dalam situasi pengharapan tanpa keselamatan dibawah murkah Allah (Rom
1:18-3:20). Tindakan pendamaian sebagai bentuk cinta Allah bagi orang-orang berdosa,
yang tidak beriman, orang yang lemah dan
cinta bagi musuh Tuhan. Yang menjadi subjek pendamaian adalah Allah sendiri,
didalam Allah pendamaian itu diproses, dan pendamaian itu adalah tindakan Allah
sendiri secara keseluruhan. Tindakan pendamaian Allah terdapat dalam kematian
Yesus, sehingga setiap orang harus menerima pembenaran oleh iman, dan dengan
iman itu maka seseorang menerima pendamaian itu.
Teologi Kesetaraan
Manusia dalam Perjanjian Baru
Pandangan Paulus tentang manusia adalah
orang-orang yang mengatakan bahwa semua manusia termasuk dalam kosmos (1
Kor 1:20-22; Rom 3:19) yang diciptakaan oleh Allah (Roma 9:20f; Yesaya 29:16),
dan manusia yang melawan Allah (2 Kor 5;1`1; Rom 1:18). Kelemahan dan kematian
adalah karakter yang esensial dalam diri manusia, dan semua orang dikuasai oleh
kuasa dosa, dan manusia dapat jatuh dan terus jatuh dalam dosa. Menurut Injil
Yohannes bahwa manusia yang berdosa adalah manusia yang hidup dalam kegelapan,
dan manusia telah dibutakan karenanya, dan manusia tidak mengetahui akan hal
itu. Namun sekalipun demikian dikatakan bahwa manusia adalah lemah dan berdosa,
namun manusia itu juga dapat ditunjuk sebagai manusia Allah. Dalam 1 Tim 6:11 yang disebut sebagai manusia Allah
adalah Timotius, namun secara umun manusia Allah ini menunjuk kepada setiap
orang Kristen melalui iman dan perbuatan yang baik kepada Allah. Dalam
penjelasan ini terlihat jelas persamaan manusia sebagai salah satu ciptaan
Allah, manusia sebagai ciptaan yang lemah, dan akan mati. Dengan melihat
penjelasan ini, apakah perlu kita membedakan seorang terhadap yang lain, laki-laki dan perempuan?.
Laki & Perempuan
Ketika kita
berbicara tentang kesetaraan, secara keseluruhan pandangan orang tertuju kepada
perbedaan-perbedaan antara laki-laki dan perempuan (gender), dan pandangan ini
telah lama melekat dalam benak semua orang. Dengan memandang bahwa laki-laki
secara umum lebih dipercayakan daripada perempuan.
Secara
Alkitabiah, Allah menciptakan mausia menurut gambar-Nya sendiri (laki-laki dan
perempuan), dengan ini maka perbedaan-perbedaan ras, kelas atau pun jenis
kelamin bukanlah sesuatu yang harus dibeda-bedakan, sebab pada awalnya manusia
adalah serupa. Namun tindakan kita adalah memiliki sikap yang menghargai orang
lain, dengan melihat bahwa semua manusia adalah sama. Sikap yang menghormati
setiap orang adalah sikap yang takut akan Tuhan dan mengasihi sesama manusia.
Tindakan ini terhadap sesama manusia merupakan sikap terhadap kesetaraan
manusia. Dalam Kej 2:23 dikatakan bahwa perempuan itu adalah tulang dari tulang
Adam dan daging dari daging Adam, dan perempuan itu Allah mengatakannya seabgai
seorang penolong dan yang sepandan dengan dia, dalam artian perempuan itu sama
dengan Adam (laki-laki). Sehingga posisi perempuan sama dengan laki-laki,
perempuan bukanlah budak bagi laki-laki, baik perempuan atau laki-laki adalah
sama dalam Tuhan (Gal 3;28).
Kesetaraan ini
biasanya menunjuk kepada perbedaan sexual antara laki-laki dan perempuan, dan
kita telah terbiasa dengan pandangan seperti itu, namun yang harus kita ketahui
ialah bahwa kesetaraan itu menunjuk kepada harkat
dan martabat manusia, seorang laki-laki dan perempuan adalah berharkat dan
bermartabat sehingga setiap orang harus
men-hormati seorang akan yang lain sebab memiliki harkat dan martabat yang sama.
Rata-rata orang memandang gender hanya berfokus pada perbedaan jenis kelamin
namun sesungguhnya gender itu menjelaskan bagaimana seorang perempuan dan
seorang laki-laki dalam hubungannya
dengan sosial, dalam artian gender lebih menekankan peranan perempuan dan
laki-laki dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam sejarah ke-Yahudian keberadaan
ditengah masyarakat sangatlah ditekan, dimana perempuan itu tidak dapat
bergabung dengan laki-laki, dalam pertemuan-pertemuan ataupun ibadah, sebab
pada waktu itu perempuan dianggap lebih rendah daripada laki-laki. Injil yang
paling menyoroti tentang peranan perempuan dalam rencana keselamatan Allah
adalah Injil Lukas, mulai dari Maria, seorang perempuan yang dipakai Allah
sebagai alat untuk menjelmakan diri Allah sendiri sebagai manusia (Luk 1:28),
pembelaan yang dilakukan Yesus terhadap perempuan yang membasuh kaki-Nya dengan
air matanya dan yang menyekanya dengan rambutnya (Luk 7:36-50). Maria dan Marta
yang mempunyai arti yang khusus dalam pelayanan Yesus (Luk 10: 38-42). Kaum
perempuan yang berjaga-jaga di depan kayu salin (Luk 23:49) dan yang membawa
rempah-rempah untuk meminyaki-Nya (Luk 23:56) Kaum perempuan yang berada di
kubur Yesus pada saat peristiwa kebangkitan-Nya (Luk 24: 1). Dengan melihat
ini, Yesus sendiri telah memberikan kesan bahwa perempuan dan laki-laki adalah
sama, bahkan peristiwa ini seolah-olah tertimbun dari benak setiap laki-laki
yang membacanya.
Kelas Rendah dan Kelas Atas
Theologi
kesetaraan tidak hanya memibicarakan soal gender, namun juga terkait dengan
tindakah eksploitasi terhadap orang awam. Dalam mengkaji ini Thelogi Minjung
dipakai untuk menjelaskannya. Sama seperti kesetaraan gender diatas, untuk
memahami kesetaaan ini maka kita harus merujuk kepada cerita tentang Minjung
itu sendiri, sebab ilmu filosifi dan sains sekalipun tidak dapat memahami
realita dan identitas Minjung sendiri. Dibawah ini adalah konsep dan simpulan
terhadap Minjung:
1.
Minjung adalah subjek histori dan inti dalam kehidupan
sosial
2. Minjung kelas rendah yang secara politik
ditekan, dan secara ekonomi diperas atau ditekan
3. Minjung tidak hanya mencakup masyarakat
umum, namun juga mencakup masyarakat yang tidak mengetahui kebenaran
4. Minjung adalah konsep yang dinamis dan
relatif. Konsep ini dapat dimiliki oleh Minjung dan non-Minjung pada waktu yang
sama
5. Allah memihak kepada Minjung
6. Negara dimana Minjung hidup adalah negara
yang berkeadilan, adanya pandangan kesamaan hak, mementingkan kebebasan dan
damai (semua orang adalah Minjung).
Minjung tidak hanya menunjuk kepada orang yang
hidup di dunia ini saja, namun ada kelas non-Minjung yang tidak termasuk dalam
kelas Minjung. Kelas-kelas ini dapat dibagi menadi tiga bagian:
1. anti-Minjung: adalah yang bermusuhan
terhadap Minjung
2. netral non-Minjung: adalah mereka yang
termasuk bermusuhan namun terkadapng menunjukkan perhatiannya terhadap Minjung
3.
non-Minjung: adalah tipe lain dari non-Minjung.
Yang dituntut adalah solidaritas Minjung yang
berpartisipasi dalam penderitaan Minjung. Ketika Minjung mencoba menghacurkan
kekangan-kekangan sejarah, dan melanjutkan hdiup dan berjuang untuk bertahan
hidup sebagai subjek sejarah, solidaritas Minjung adalah yang menolong mereka
untuk memenuhi tujuan mereka., sehingga solidaritas Minjung adalah penolong,
namun mereka bukanlah subjek dari pergerakan Minjung namun sebagai pendukung utama
untuk menyelesaikan pergerakan Minjung. Solidaritas Minjung haruslah menjadi
ge’ol (penyelamat). Kesetaraan dalam konsep Minjung dapat dilakukan dengan
hidup bersama Minjung, bertindak bersama Minjung dan melayani Minjung.
Teologi Panggilan
1. Panggilan (kalew) dalam Perjanjian Baru
Kata kalew ditemukan
hampir disemua tulisan-tulisan PB, dan kata kalew selalu diartikan memanggil namun sering juga diartikan dengan vocation . Kalew ini
dapat juga diartikan dengan memanggil
untuk , yang sering dihubungkan dengan manusia (Mat 2:7, 20:8, 22:3).
Sebagai contoh Yesus yang memanggil murid-muridNya dan Yesus telah datang untuk
memanggil orang-orang berdosa daripada orang-orang yang benar (Mat 9:13, Mrk
2:17, Luk 5; 32) yang sering ditambahkan dengan kata (iej metanoian). Namun pendapat Paulus mengatakan bahwa
Allah memanggil untuk diriNya sendiri atau memanggil manusia untuk berkat
keselamatan yang memberikan kita perasaan yang tidak dapat disalahkan. Pemanggilan
ini datangnya dari Allah untuk menjadi suatu persekutuan (koinonia) bagi Anak-Nya, dan orang yang dipanggil oleh
Allah berada dalam damai (en eirhnh) (Kol 3:15, 1 Kor 7:17). Ketika Allah telah memanggil kita membawa kita
keluar dari kegelapan menuju ke terang-Nya yang mengherankan. Panggilan Allah
ini juga bersifat misi. Kita dipanggil Allah untuk menderita ( 2:20), (3:9).
Pemanggilan Allah ini mempunyai maksud dan tujuan Allah sendiri, sebab Allah
yang memanggil kita dalam Kristus.
Oleh karena itu respon manusia akan panggilan
Allah itu hanya dapat beriman dengan
maksud mentaati. Allah dalam hal ini
bertindak sebagai kalwn dan manusia sebagai
keklhmenoi. Ynag menjadi kabar baik akan panggilan
itu adalah bahwa panggilan Allah
dalam PB itu adalah istilah teknis untuk proses keselamatan. Pemanggilan yang
dilakukan Allah atau Kristus disebut dengan verbum
efficax. Allah atau Kristus memanggil manusia dengan kebenaran, Allah
memberikan penghakiman dan memberikan berkat.
Panggilan Allah ini terbagi dalam dua bagian
sesuai dengan hubungannya dengan PB dalam bahasa Yunani Kuno yang merupakan
bagian dari penggunaan untuk menekankan keselamatan:
- Panggilan Allah sering disebut dengan „menamai/ memberikan nama“
Dalam tradisi dunia agama nenek moyang orang
Ibrani, nama itu tidak hanya „suara atau
sebutan biasa“ nama-nama itu adalah sesuatu sama dengan manusianya. (Luk
1:32)
- Panggilan Allah ini juga sama artinya dengan „mengundang“ voco=invito
Dengan arti ini maka dapat diartikan bahwa orang
yang dipanggil adalah mereka yang diundang.
Dalam PL & Septuginta arq seperti kalew yang menekankan keselamatan sebagai dasar
dan tujuan yang khusus dari Allah seperti seorang pengarang dengan orang yang
membuatkan bukunya. Panggilan Allah berada dalam berkat yang menjadi tujuannya,
puncak dari pada penggenapan berkat/ anugerah Allah ini adalah dalam Yesus
Kristus.
Dalam Perjanjian Baru terdapat
nats yang menekankan tentang panggilan Yesus menjadi murid-muridnya seperti
dalam Matius 4:18-22. Pemanggilan Yesus kepada seluruh umat manusia itu
diamanatkan kepada para muridnya, dengan menyampaikan kabar keselamatan kepada
orang lain. Hanya dalam Injil Matius 28:19, karena
itu pergilah, jadikanlah semua bangsa muridKu dan baptislah mereka dalam nama
Bapa dan Anak dan Roh Kudus, saja terdapat amanat tentang panggilan Yesus
kepada semua orang dengan amanat agar para murid membawa semua bangsa menjadi
murid-murid dari Yesus Kristus.
1. Panggilan (Arq) dalam PL
Arti kata „panggilan/ memanggil“ ini adalah sebuah
tindakan yang menarik perhatian seseorang dengan suara seserang yang
didengarnya, dalam hal ini Arq
itu menunjuk kepada hubungan Allah dan manusia. Panggilan ini juga
merupakan tindakan pemanggilan yang mampu menjaga atau mengakhiri/ meniadakan
komunikasi antar keduanya. Cerita-cerita yang kita kenal akan pemanggilan dalam
PL adalah pemanggilan Samuel. Panggilan ini menunjuk kepada pemanggilan nabi
atau pekerjaan nabi. Dalam cerita Samuel menerima panggilannya melalui
pencobaan yang dimana namanya dipanggil. Pemanggilan inilah yang secara
eksplisit menunjukkan Samuel sebagai seorang nabi yang dipanggil, sehingga Arq menandakan
pengangkatan akan seorang nabi.
Contoh lainnya adalah nabi
Yeremia yang dipilih Allah untuk memainkan peranan yang khusus dalam rencana
TUHAN, dengan memberitakan firman Tuhan kepada setiap orang. Dengan tindakan
ini yang dituntut dari kita hanyalah mentaati hukum Tuhan, dalam ayat 10,
Firman Allah berkata bahwa Allah akan bertindak kepada orang-orang yang tidak
mentaati, namun Allah adalah penuh belas kasihan, manusia tidak akan dibiarkan
untuk seterusnya berada dalam hukuman Allah, dibalik hukuman itu terdapat
tindakan keselamatan Allah yang mengikuti hukuman yang diberikan Allah. Ketika
Allah telah memilih orang pilihannya maka Allah juga akan mempersiapkan dan
membimbing perkembangan hamba pilihannya.
Hubungan Teologi dan Sistematika, Agama, Dogamatika dan Kerygma
1. Teologi dengan Sistematika
Disebutnya menjadi teologi karena merupakan hasil
dari usaha kita untuk mengetahui apa sebenarnya yang dituntut dari Alkitab,
tentunya hasil ini sangat menentukan bagaimana ajaran-ajaran kita menjadi suatu
kepercayaan dikalangannya. Namun yang menjadi masalahnya ialah bagaimana hasil
penyelidikan kita itu dapat hidup dalam setiap konteks kehidupan yang sedang
berjalan, dan bagaimana teologi yang terdapat pada masa jemaat mula-mula
dikaitkan dengan konteks masa sekarang.
2. Teologi dengan Agama
Ada dua pendekatan yang membicarakan perbedaan
antara agama dan teologi. Pertama dikatakan bahwa agama adalah pengalaman dan
kegiatan keagamaan, kegiatan keagamaan ke-Kristenan mula-mula, pendekatan ini
tidak menganggap bahwa teologi yang terdapat dalam PB bersumber dari Tuhan.
Sehingga dalam pengertian ini manusia sendiri yang menemukan caranya sendiri
untuk mengenal Allah. Pendekatan kedua berbeda dengan pendekatan pertama yang
mengabaikan bahwa teologi adalah bersumber dari Allah. Dalam pendekatan, kita
dituntut untuk menerima semua yang terdapat dalam ajaran itu sebagai suatu
kesatuan.
3. Teologi dengan Dogmatika
Teologi merupakan bahan dasar kita untuk menyusun
suatu pengetahuan serta kepercayaan kita dan umat. Dalam artian bahwa
teologi yang terdapat dalam Alkitab merupakan bagian penting dalam penyusunan
dogmatika. Teologi dapat dijadikan sebagai penentu dalam dogmatika jika kita
menguji kembali bagaimana teologi itu dan bagaimanan menggunakannya sebagai
dasar hidup orang percaya.
Teologi dengan Kerygma
Hal ini sangatlah penting karena kerygma merupakan
suatu pemberitaan yang menjadi pemberitaan orang-orang Kristen akan teologi PB.
Disamping itu kerygma ini juga mempunyai kesamaan dengan ajaran-ajaran Paulus,
karena dalam pemberitaan itu juga terdapat bagaimana Yesus dalam sejarahnya.
Oleh karena itu posisis didache dengan kerygma adalah sangat penting.
Perwujudan Kerajaan Allah
(Yohanes 3:3-21)
- Pendahuluan
Kerajaan Allah hadir di dunia ini dan banyak
manusia mengabaikannya bahkan tidak menyadari bahwa Kerajaan itu sebenarnya
telah mempengaruhi kehidupan sosial manusia. Siapa saja dapat memasuki Kerajaan
Allah dan menjadi pewarisnya namun ketika kita benar-benar mau menyerahkan diri
kepada Allah dengan inisiatif Allah sendiri.
- Etimologi/ Terminologi
Secara umum kerajaan di dunia ini menunjuk kepada
kekuasaan bumi, kerajaan manusia dimana manusia itu sendiri yang menguasai
bumi. Kerajaan bumi ini sangat berlawanan dengan basileia Qeou (Kerajaan Allah). Kerajaan dunia ini dapat disebut
sebagai diaboloj atau setan (dewanya dunia) ketika kerajaan dunia
ini bertindak sebagai subjeknya. Namun hal ini tidak menjelaskan bahwa kerajaan
Allah tidak ada di dunia ini. Kerajaan Allah telah ada dimasa sekarang ini.
Kerajaan Allah telah datang kepada kita ketika Tuhan hadir di dunia ini dan telah mengusir setan
dengan kuasa Roh Allah (Mat 12:28, Luk 11:20), hal ini menjelaskan bahwa
kedatangan dan dalam pekeraan Yesus Kerajaan Allah telah hadir saat ini. Kerajaan
Allah juga akan datang pada masa yang akan datang (eskhatologi). Dikatakan
bahwa kerajaan Allah sudah dekat (Luk 21:31), tidak menjelaskan bahwa adanya
suatu kerajaan Allah dimana seseorang harus mengakui kesetiaannya, namun yang
dimaksudkan ialah bahwa kuasa Allah sedang datang. Banyak yang berpikir bahwa
kedatangan kerajaan Allah berhubungan dengan pertobatan manusia, sebelum
datangnya Kerajaan Allah, manusia dapat melakukan hal hal yang baik, berdoa,
dan sebagainya, tindakan ini adalah tindakan yang sia-sia pada saat kedatangan
Kerajaan Allah, namun yang ditunjuk adalah Kerajaan Allah adalah sebuah
kekuatan yang sekalipun sepenuhnya ada pada masa yang akan datang, namun secara
keseluruhan Kerajaan Allah tergantung pada masa sekarang ini. Selain itu yang
juga ditekankan akan kedatangan Kerajaan Allah ialah bahwa Allah telah membuka
pemerintahannya yang meliputi seluruh dunia.
Kerajaan Allah tidak dapat
dibatasi oleh ruang, sebidang tanah, namun Kerajaan Allah itu hadir setiap saat
dan hadir di setiap tempat ketika seorang menyerahkan seluruh hidupnya kepada
kewibawaan Allah. Secara harfiah kerajaan berarti seorang raja memeritah atas
sekelompok manusia, dan dalam kerajaannya terdapat norma-norma sosial yang
mengatur kehidupan bersama, semua orang mempunyai kewajiban kepada raja dan
kepada warga lainnya, sehingga kerajaan itu disebut sebagai sebuah kumpulan
sebuah jaringan manusia yang hidup secara bersama-sama dan tunduk kepada
rajanya. Demikian juga halnya dengan kerajaan Allah yang menunjukkan bahwa
warganegeranya telah menyerahkan hati dan hubungannya kepada pemerintahan
Allah, sehingga kerajaan itu akan terwujud jika Allah yang memerintah di hati
dan hubungan sosialnya.
Selain kata basileia ada juga kata yang tepat
yang dipakai dalam bahasa Aram dalam istilah orang Yahudi adalah malkhut. Malkhut yang berarti
kerajaan, kekuasaan raja, pemerintahan ataupun kedaulatan. Malkhut Allah menunjukkan bahwa Allah memerintah sebagai Raja,
tindakan Allah dimana Allah dinyatakan sebagai Raja atau Tuhan yang berdaulat
terhadap umatNya, atas dunai ciptaanNya. Terdapat doa orang Yahudi yang biasa
mereka ucapkan pada abad pertama ketika mereka berdoa;
„ Hendaklah Ia membangun Kerajaan-Nya selama hidupmu dan setiap harimu dan
selama hidup penduduk Israel“
Doa ini menunjukkan bahwa Kerajaan Allah adalah
harapan untuk masa depan. Sehingga Kerajaan Allah itu juga disebut dengan eskhaton atau akhir.
Adapun konsep Kerajaan Allah yang berhubungan
dengan penafsiran teologi adalah:
1. Segala sesuatu yang mengganggu kehidupan
manusia, dan kehidupannya dengan kehidupan orang lain, yang secara agresif
melawan manusia, dan segala sesuatu yang bertentangan dengan suku atau ras dan
masyarakat atau mengganggu yang lain, sistem sosial dimana manusia itu
direndahkan dan diperas atau ditekan
atau apapun yang mungkin, disinilah kerajaan Allah harus hadir di dalamnya,
Allah hadir didalam peristiwa-peristiwa ini
2. Kerajaan Allah tidak datang dari atas ke
bawa, hal ini tidaklah secara langsung, namun kerajaan Allah datang dari
seorang yang telah ditentukan oleh Allah menjadi pelaksana kebaikan Allah,
mereka adalah orang yang menghilangkan agresi kekuasaan yang menghancurkan,
orang yang tidak membebankan orang lain dalam kesengsaraan, orang-orang
yang membawa ideologi yang totaliter, orang-orang yang memberikan sistem sosial
manusia. Dimanapun kerajaan Allah dibawa untuk bersaksi dan dunia demikian
dikeluarkan dari kuasa setan, disitulah Kristus hadir.
3. Kerajaan Allah yang datang melalui
kedatangan Yesus adalah peristiwa yang secara konstan mencari setiap orang
dengan mengundangnya untuk masuk kedalam kerajaan Allah. Pengharapan akan iman
Kristian secara utama bahwa kerajaan Allah sebagai sebuah proses yang permanen
yang tidak pernah berakhir. Pada masa kedatangan Kerajaan Allah kuasa iblis
dihancurkan sampai kepada akar-akarnya
- Pembimbing
3.1.
Pengarang Kitab
Masalah kepengarangan ada yang mengatakan bahwa
murid yang dikasihi adalah Yohanes anak Zebedeus yang kemungkinan diakui
sebagai saksi dan bukan sebagai Penginjil. Dalam sinoptis juga dikenalkan bahwa
dia teman dekat Petrus yang disebut sebagai Markus. Namun hal ini tidak berarti
murid yang dikasihi sebagai pengarangnya, Yohanes Penginjil ini sebagai saksi
yang dikenal dalam komunitas Kristen yang telah melihat dan mengenal Firman
menjadi daging. Penginjil ini adalah seorang yang muda yang dihormati oleh
pengikut-pengikutnya kemudian, dan penginjil ini dihubungkan sebagai Markus
pengarang Injil lain. Disamping itu juga Yohanes oleh penulis-penulis Kristen
disebut sebagai pemimpin gereja pada akhir abad pertama (anak Zebedeus),
sebagai kepala gereja di Asia Kecil, si penatua, sehingga kepastian bahwa Yohanes menjadi
pengarang hanya jika dia tinggal di Efesus, namun dia bukanlah rasul. Jika
memang ada pengarang yang lain selain si penatua dan keduanya tinggal di Asia
maka sulit untuk membedakan keduanya dari Yohanes yang di Asia dan rasul dengan
nama yang sama, oleh karena itu dalam kanon orang Efesus bahwa 3 surat dan
Injil Yohanes menunjuk kepada hasil tangan rasuli yang sama sebagai kelima
pseudepigraf (Wahyu).
3.2.
Waktu dan Tempat
Baik Injil dan surat pertama Yohanes menekankan
bahwa pengarangnya adalah seorang yang tua, dan Injil ini jelas sekali sebagai
buah dari pengalaman orang Kristen, dalam meditasi dan juga persekutuan, dan penulis
juga dalam suratnya menyebut pembacanya dengan bapa-bapa dan juga anak-anak,
dengan keterangan ini maka pengarang ada seorang yang sudah tua. Kemungkinan
Injil ini dituliskan pada tahun 95-105 M.
3.3.
Tujuan Penulisan
Injil Yohanes secara keseluruhan menceritakan
pelayanan Yesus dari masa Dia dibaptis dan sampai kepada penyalibanNya, dengan
alasan ini maka terdapat beberapa maksud dan tujuan Injil Yohanes dituliskan:
1. Menceritakan siapa Yesus, Dia adalah Kristus Anak Allah. 2. Injil ini
menjelaskan apa yang Yesus berikan kepada manusia, bahwa Yesus memberikan hidup
kekal kepada manusia yang merupakan anugerah Allah melalui Kristus. 3. Injil
ini juga mejelaskan bahwa dalam pekerjaan Kristus manusia menerima hidup yang
kekal, sehingga manusia harus percaya kepadaNya, dan setia kepadaNya malalui
ibadah dan kepatuhannya kepada Tuhan.
3.4.
Perwujudan Kerajaan Allah Menurut Yohanes
3:1-21
Nikodemus adalah seorang anggota Sanhedrin, seorang
yang terkemuka dari orang-orang Farisi. Adapun ajaran dari orang Farisi adalah
dengan menuruti dan melaksanakn hukum Taurat dengan cermat manusia dapat
merintis sendiri jalannya ke dalam Kerajaan Allah. Jika dibandingkan ajaran
kaum Farisi dan Yesus maka sangat bertentangan. Dengan rasa penasaran dia
datang pada malam hari kepada Yesus, kemungkinan malam ini menunjukkan
ketakutan Nikodemus kalau saja orang banyak berpikir bahwa Nikodemus telah
memihak kepada Yesus. Kemungkinan juga bahwa malam itu menunjuk kepada
Nikodemus masih terikat dengan dunia-dunia jahat. Yesus mengatakan kepadanya
bahwa jika seseorang tidak dilahirkan kembali ia tidak dapat melihat Kerajaan
Allah, ajaran yang disampaikan Yesus sungguh berbeda dengan ajaran dari
Nikodemus dan orang Farisi lainnya. Kerajaan Allah yang disampaikan Yesus
berbeda susunannya dan aturannya dari kerajaan lainnya, Yesus sebagai Rajanya
dan pengampunan dosa, lahir baru dan hidup yang kekal menjadi harta dalam
Kerajaan itu sebab merupakan anugerah semata. Untuk masuk dalam Kerajaan itu
seseorang harus lahir baru. Dilahirkan kembali maksudnya dilahirkan dari atas,
kelahiran ini adalah perbuatan Allah sendiri. Seorang dilahirkan dari air dan
Roh dimaksudkan bahwa air itu sebagai materai atau tanda dan Roh itulah yang
mematikan hidup yang lama kita (penuh dosa, butadan tuli akan Kerajaan Allah).
Yang lahir dari daging maksudnya segala yang timbul dari tabiat tubuh yang
telah dicemari dosa menentang Allah, dan manusia tidak dapat masuk kedalam Kerajaan
Allah. Yang lahir dari Roh adalah segala perbuatan dan isi hati kita berasal
dari Roh Allah, dan manusia hanya dapat merasakan Roh itu bekerja didalamnya,
dan dapat melihat buahnya. Air yang dimaksud adalah air yang mengalir di sungai
Yordan dimana Yohanes Pembaptis memanggil orang untuk bertobat, mengakui dan
untuk pengampunan dosanya. Hal ini menjelaskan bahwa Nikodemus adalah seorang
anak yang kotor dan harus dibersihkan, dia akan menjadi anak dalam kematian
jika tidak dibersihkan, dan akan mati jika tidak dilahirkan kembali melalui
pengampunan dosa oleh Roh Allah, dengan kelahiran inilah maka manusia dapat
melihat kerajaan Allah, kerajaan Allah yang kelihatan. Kehidupan kekal hanya
diperoleh dengan dilahirkan, dilahirkan kembali oleh Allah yang memberikannya
kepada orang yang percaya. Menurut Willi Marxen mengatakan bahwa lahir dari roh
selalu dikaitkan dengan Baptisan. Si pengarang sendiri bukanlah anti sakramen,
malah sebaliknya ia terbiasa dengan Baptisan Kristen, bahkan sampai
menggambarkan Yesus membaptis orang lain (3:22, 4:11). Doa imam agung Yesus
yang menegaskan bahwa lahir dari roh tidak dapat dipisahkan dari Perjamuan
Kudus (17: 19). Kelahiran kembali atas inisiatif dari Allah yang menciptakan
hubungan yang baik antara Allah dan manusia juga disebut sebagai hidup yang
kekal. Dalam menjalin hubungan inilah Roh Allah berperan dalam diri manusia,
dan manusia tidak dapat melihatnya, demikianlah illustrasi yang digambarkan
oleh Yesus (8). Inilah yang disebut dengan rahasia duniawi (12). Ketika Yesus
telah datang ke dunia maka Allah juga hadir di dunia ini, dan terang itu hadir
bersama manusia, dengan ini maka manusia menyambut terang itu dan berjalan
didalamnya. Yang berjalan dalam terang akan merasakan bahwa semua berasal dari
kasih, karunia dan kuasa Allah. Kejahatan adalah sikap orang yang tidak percaya,
dan berbuat adalah hidup dalam iman akan Yesus dan berjalan dihadapanNya. Ada
beberapa thema yang terdapat dalam teks ini, pertama adalah pertobatan.
Nikodemus sama sekali tidak mengerti akan makna yang disampaikan Yesus
kepadanya, baginya tidak ada kelahiran yang lain daripada kelahiran fisik,
baginya dia yang sudah tua dalam melayani Allah tidak dapat dilahirkan lagi.
Nikodemus adalah seorang penganut materialistis, semua dipandang dalam paham
materi, sehingga dia tidak mengerti karena tidak melihat maksudnya secara
nyata, sehingga tidak mengerti akan maksud kelahiran yang dimaksud yang
merupakan tindakan kreatif Allah. Seseorang yang dilahirkan oleh Roh adalah
roh, seperti hembusan angin, dan manusia tidak dapat mengkontrolnya, atau
manusia tidak dapat menginginkannya begitu saja. Daging adalah daging, dan apa
yang dihasilkan daging adalah daging, dan daging tidak dapat berevolusi menjadi
roh.
Ketika seseorang telah
dibaptis melalui air dan roh, manusia juga dituntut untuk percaya dalam
nama-Nya, Kristus, dengan ini maka manusia tidak berada dalam hukuman. Sebab
ketika kita berbicara tentang hukuman kita juga berbicara tentang keselamatan,
hukuman itu diberikan kepada mereka yang menolak pemberian Allah itu. Kristus
yang hadir di dunia adalah terang yang dimaksudkan dalam nats. Inilah konsep
iman yang disampaikan oleh Yohanes, yaitu bahwa hanya orang yang melakukan
kebenaranlah yang dapat datang kepada terang itu dan yang membuat dia percaya. Terang
yang dimaksudkan adalah kebaikan yang dinyatakan kepada Nikodemus sebagai orang
yang intelektual yang dihubungkan dengan kebenaran, sehingga kebenaran juga
kebaikan yang menyatakan kepada hati nurani dan kehendak manusia. Orang yang
menyadari dan melakukan kebenaran itu adalah mereka yang memahami kebenaran itu
hanya ketika mereka menghendaki untuk melakukan kebenaran.
Kehadiran Yesus di dunia hendak menyampaikan penghakiman bagi dunia. Inilah yang menjadi makna yang khusus
dalam Injil Yohanes sebagai Injil Penghakiman, dimana Tuhan akan menggerakan
hati seiap orang dan mengubahnya tiap-tiap orang, sebab kedatangannya tidak
menghakimi siapapun, namun untuk menyelamatkan dunia ini. Orang yang melakukan
kebenaran dan tindakan yang baik hendaklah membuktikannya, sehinggap tindakan
menjadi nyata. Tindakan inilah yang dalam konteksnya membawa penghakiman, sebab
tindakan ini menunjukkan keterbukaan dan keterusterangannya, dan tindakan ini
selalu berasal dari Allah, sehingga tidak seorang pun yang dapat melakukanya
tanpa keikutsertaan Allah, dan barangsiapa melakukannya telah menjadi bukti
bahwa dia telah dipimpin oleh terang Allah.
- Refleksi
Kerajaan Allah telah berada dalam kenyataan dan telah
memasuki dunia ini, dan manusia dipanggil untuk melayani kerajaan itu. Sebab Sang
Messias juga memerintah semua manusia dan dia memanggil semua orang kepada
kerajaanNya. Yesus adalah Anak Allah dan sebagai teladan dari sorok Imam di
dunia ini. Yesus menjadi Musa yang baru yang memberikan hukum yang baru, dan
semua orang adalah Israel yang baru. Missi Yesus sendiri tidaklah menuntun
manusia dalam melakukan etika yang lebih
baik dan etika yang spiritual, dan tidak memberikan pengertian yang jelas
tentang Allah, namun Yesus melakukannya dalam terang pesona Kerajaan Allah. Kita
Manusia tidak dapat mencapai panggilan kepada kebenaran Kerajaan Allah, namun
manusia dapat menjawab panggilan itu dengan imannya, hanya imanlah yang dapat
mencapai kekuasaan Kerajaan Allah. Hal ini dikarenakan Kristus sendiri tertuju
kepada hati dari tiap-tiap manusia, sebab Israel yang sesungguhnya dan umat
Kerajaan bukanlah orang-orang yang berasal dari suku Israel, ataupun kalangan
Israel yang mapan, namun umat Kerajaan itu adalah orang-orang yang secara
individual, mereka yang disebut sebagai kelas rendah dalam masyarakat dan
mereka yang lemah yang didalam hatinya telah mematuhi panggilan Allah. Namun
kepatuhan itu sendiri menurut Jhon Bright bukanlah jalan masuk kepada kerajaan Allah.
Namun dalam tulisan-tulisan Paulus dikatakan hanya melalui berkat Allah dalam
Yesus Kristus kita menerima iman dan melakukan hukum itu, tanpa melakukan maka demikian
kita juga tidak melakukan pekerjaan Kristus sebagai kepala orang-orang Kristen
dan bukan anggota dari gereja Kristus. Orang yang mematuhi dan melakukan
panggilan Kristus adalah gerejaNya yang sesungguhnya dan mereka menjadi ahli
waris akan semua janji yang telah diberikan kepada Israel. Kita dapat
memasukinya kerajaan Allah, dapat mematuhi dan bersaksi akan kekuatanNya, dan
kita dapat berdoa akan kemenangan, Allah menolong kita meneguhkan hati kita
untuk dapat bertahan akan semua hal. Dengan ini maka yang dituntut dari kita
adalah hendaknya kita membuktikan diri kita sebagai pelayan yang baik dan
setia.
Kerajaan Allah yang terlihat
dalam pengajaran Yesus yang didalamnya menekankan yang sekarang dan waktu yang
akan datang, dalam pengajaran Yesus itu terdapat element yang merefleksikan
penekanan yang sekarang dan waktu yang akan datang. Ada beberapa hal yang dapat
dipertimbangkan disini akan pengajaran ini:
1. Dalam Perjamuan Mesias merupakan
pengalaman murid-muridNya dengan Tuhan sendiri, dan pengalaman ini akan
disempurkan pada waktu yang akan datang. Dalam
perjamuan itu terdapat pengampunan sebagai gambaran berkat Allah, sehingga
pengampunan akan dosa dan pengampunan itulah yang menjadi pengalaman seseorang
di waktu sekarang ini.
2. Kerajaan Allah yang sekarang dan di waktu
yang akan datang terdapat dalam pengampunan itu yang menjadi pengalaman
seseorang, dan dalam hal ini kita hendaknya memeliharanya.
3. Doa Bapa Kami yang diajarkan Yesus kepada
murid-muridnya adalah sesuatu yang penting, dan doa itu diajarkan kepada mereka
untuk merefleksikan pengalaman individu mereka sebab yang Yesus ajarkan adalah
sesuatu yang penting, yang diajarkan kepada mereka untuk berdoa.
Selain itu terdapat juga hubungan antara Kerajaan
Allah (eskhatologi) dengan etika, dan inilah yang memang gereja harus terapkan
dalam kehidupannya bagi sekitarnya:
1. Sebagaimana dalam Doa Bapa Kami, yang
menjadi respon gereja sebagai aspek yang utama akan penyampaian Kerajaan Allah
adalah pengampunan akan dosa-dosa. Pengampunan itu menurut Norman Perrin adalah
suatu etika tertentu sebab Kerajaan Allah dan etika saling berhadap-hadapan.
Pengampunan yang terdapat dalam Doa Bapa Kami dimaksudkan sebagai respon yang
baik yang harus dilakukan, sehingga semua orang dapat memasuki dan mungkin
bahkan lebih banyaklah lagi memasuki Kerajaan Allah yang ditawarkan baginya
sebagaimana Allah dalam pelayanan Yesus sebagai Raja.
2.
Dalam
khotbah di Bukit (Mat 5:14; Mat 5:44; Mat 5:38; 6:15) menunjuk kepada Yesus
yang menyampaikan Kerajaan Allah. Adapun khotbah ini menuntun para murid untuk
memimpin mereka untuk merespon khotbah Yesus ini, sebab Kerajaan Allah
dihubungkan dengan pengalaman pribadi dan manusia bahkan lebih banyak terlibat
dalam pengalaman itu. Sebagai contoh terhadap pengampunan dosa itu
dimana manusia harus meresponnya dalam mencintai yang lain (musuh). Pengampunan
ini membawa manusia kepada persekutuan yang sempurna dan membawa manusia kepada
hubungan yang sempurna dengan Allah. Dengan melakukan hal ini maka eskhatologi
itu tidak hanya berdiri diawalnya saja, namun manusia membangun sesuatu yang
lebih baik. Tidak juga eskhatologi itu hanya berada pada masa yang akan datang
sehingga semua orang mempersipakan diri mereka sendiri dengan sikap mereka yang
baik, namun eskhatologi Kerajaan Allah berada di awal dan di akhir.
Disamping
penjelasan diatas ada beberapa hal yang harus diterapkan setiap orang untuk
memahami kerajaan Allah itu. Pertama adalah kerajaan Allah itu tidak dapat
dipisahkan dari kehidupan sosial kita, hendaknya kita tidak memisahkan hal-hal
yang rohani dengan hal-hal sosial, sebab kerajaan Allah yang dibangun oleh
Yesus membuahkan tindakan sosialnya, bahkan inkarnasi Allah melalui Yesus
merupakan perjumpaan dunia rohani dan duniawi. Pengajaran Yesus juga menuntut
etika pribadi dan etika sosial kita, sebab etika itu dipelajari dalma konteks
sosial kita, yang dimaksud adalah bahwa etika kita tidak hanya lahir dalam
lingkungan sosial namun bagaimana etika kita itu mempengaruhi lingkungan sosial
kita. Namun yang terpenting yang harus kita pahami bahwa bukanlah kita yang
memahami, menyelidiki dan menganalisa kerajaan Allah itu, namun Allah yang mengundang kita untuk memasuki
kerajaan Allah.
5. Kesimpulan
Kerajaan Allah hadir di dunia ini dan hadir setiap
saat dan setiap tempat ketika kita menyerahkan seluruh hidup
bagi Allah. Kerajaan Allah aktif dalam kehidupan kita dan bersifat membebaskan
orang yang tertindas, bersaksi dalam
hidup, lahir baru dan memberikan hidup kekal yang merupakan perkerjaan Allah
sendiri, dengan alasan ini juga maka Allah telah menyediakan keselamatan bagi
manusia dan juga hukuman bagi mereka
yang tidak melakukan kebenaran. Orang yang melakukan kebenaran menandakan bahwa
dirinya telah dipimpin oleh Allah dan hidup dalam iman.
MEMBANGUN TEOLOGI
REKONSILIASI
MENURUT YOHANES 4
Hubungan orang Yahudi dengan
orang Samaria yang tinggal di antara bagian utara Galilea dan bagian selatan
Yudea adalah buruk dan secara histories memang dikondisikan demikian. Sekitar
tahun 722 SM, pasukan Asyur menyerbu Israel Utara dengan pasukan besar
mengalahkannya dan membawa penduduknya ke pembuangan, yang tidak akan pernah
dipulangkan kembali, dan menempatkan di situ orang-orang asing yang sebagian
mengadopsi agama Israel selama berabad-abad tetapi selalu dipandang bermusuhan
oleh orang Yahudi sebagai pendatang semi Kafir. Maka si perempuan yang
merupakan orang samaria pada perikop itu selayaknya heran ketika Yesus yang
merupakan orang Yahudi berbicara kepadanya dan menyatakan bahwa Dia juga ingin
minum air dari tempayannya.
Yesus digambarkan dengan
sangat manusiawi dalam ayat 6, duduk di pinggir sumur, kehausan setelah
melakukan perjalanan. Yohanes biasanya menggambarkan Yesus dengan menekankan
aspek ilahi-Nya. Si Perempuan juga digambarkan sangat manusiawi. Kemunculannya
di sumur pada waktu siang sekitar tengah hari (ayat 6), lama sesudah
perempuan-perempuan pedesaan memenuhi kebutuhan air untuk hari itu, dapat
menggambarkan posisinya yang terisolir dalam masyarakat. Ia dianggap asusila
secara seksual, maka ia membiarkan dirinya dan meninggalkan teman-teman
laki-lakinya. Meskipun demikian, ia terkesan oleh kata-kata Yesus yang
menyembuhkan, dan perempuan itu menjadi missionaris bagi bangsanya. Sehingga
sabda Tuhan itu yang menggerakkan dia dari isolasi menuju iman untuk kemudian
mengarah kepada missi.
Dalam Injil Yohanes tidak
menutup kemungkinan bahwa pasal 4 ini merupakan cerita yang dipengaruhi oleh
orang samaria yang baru bertobat. Dalam perikop ini, air merupakan lambang dari
kehidupan yang kekal yang diberikan oleh Roh Kebenaran yang merupakan bentuk
dari Theological Bi-Levels. Disisi
lain perjumpaan Yesus dengan perempuan samaria dipengaruhi oleh missi kepada
orang samaria kelak sesudah kebangkitan yang merupakan bentuk sejarah.
Setelah Yesus mengetahui
sebagaimana orang farisi yang sudah mendengar bahwa YEsus itu memiliki banyak
murida dan juga membaptiskan banyak orang (bukan hanya Yesus saja yang
membaptis tapi murid-muridnya juga). Dalam pasal ini dapat dilihat bahwa Yesus
tidak membatasi penyataan tentang kemulianNya hanya kepada beberapa kelompok
saja (bangsa Yahudi). Tetapi orang samaria pun juga merupakan missi dari Yesus
dalam penyataannya. Dalam cerita ini perlu diketahui bahwa hubungan antara
orang Yahudi dengan Samaria kurang baik. Disini orang Samaria disebut orang
peranakan (pencampuran orang-orang kafir yang didatangkan ke Palestina. Lalu
mereka menikah dengan orang-orang Israel yang tinggal disana. Dan turunan
mereka itulah disebut orang Samaria). Sebab itulah hubungan orang yahudi dengan
orang samaria selalu renggang karena orang yahudi merasa dirinya lebih tinggi
derajatnya dan lebih sejati dari pada orang samaria. Ditambah selalu timbul
percekcokan tentang cara bagaimana beribadah kepada Allah (Allah Israel). Orang
samaria hanya mengakui kelima kitab dari musa sebagai kitab yang sah dari
seluruh perjanjian lama. Disamping kitab musa yang kelima itu orang samaria
juga mempunyai kitab-kitab lainnya. Diatas bukit Gerizim mereka mendirikan
sebuah bait tempat memuji Allah (tempat mereka merajakan hari-hari raja
Israel). Pada hari paskah mereka menyampaikan kurban kepada Allah dan
disanapulah mereka pergi pada hari raja buah bungaran dan hari raja pondok
daun. Dalam hal ini kebaktian-kebaktian mereka sudah kemasukan unsur-unsur
kafir. Sebenarnya sama seperti orang yahudi, orang samaria juga mengharapkan
kedatangan seorang mesias (Mesias yang mereka harapkan bukan seorang pemimpin
politik saja, tetapi juga seorang pengasuh batin). Demikian pertentangan orang
yahudi dan samaria yang bukan pertentangan bangsa saja tetapi juga mengenai
soal-soal agama (menimbulkan rasa dendam).
Maka pertentangan dalam
perikop ini menunjukkan bahwa bagaimana Yesus menembus segala tembok
pertentangan antar bangsa dan disitulah Maka pertentangan dalam perikop ini
menunjukkan bahwa bagaimana Yesus menembus segala tembok pertentangan antar
bangsa dan disitulah Yesus menyatakan dirinya sebagai juru selamat dunia. Dalam
ayat 1 terdapat pengaruh atas orang banyak pada saat itu yang dulu sudah sangat
berkurang. Sehingga pengikut-pengikut Yesus juga bertambah banyak. Maka
orang-orang farisi mulai mengambil tindakan terhadap Yesus sehingga Ia pergi
dari Yudea ke Galilea. Sementara dalam ayat 2 diceritakan bahwa Yesus bekerja
di Yudea dengan tidak membaptis sendiri (muridNya juga ikut membaptis. Dalam
ayat ke-4 Yesus tidak menyusuri sungai Jordan tetapi, melalui negeri samaria
(Yesus mengambil jalan itu berdasarkan kehendak BapaNya, termasuk tugas sebagai
Juru Selamat kepada domba-domba yang hilang dari bangsa Israel itu). Sementara
ayat ke-5 dan ke-6 memberi gambaran tentang keadaan tempat percakapan itu. Ayat
ke-7 Yesus tahu bahwa perempuan itu membutuhkan Dia, sehingga pada akhirnya
Yesus memberikan pengampunan kepada perempuan itu yang dimulai dari sapaan
Yesus kepada perempuan itu. Pada ayat ke-12 terdapat unsure kesombongan dari
perempuan itu yang mengatakan Masakan
Tuan Seorang Yahudi meminta minum dari saya, seorang perempuan Samaria. Ada
2 sebab mengapa perempuan itu heran, yaitu pertama; karena Yesus mau
bercakap-cakap dengan orang samaria. Kedua; karena Ia bercakap-cakap dengan
perempuan. Karena pada dasarnya laki-laki Yahudi enggan bercakap-cakap dengan
seorang perempuan. Hal itu dikarena bahwa perempuan dianggap rendah dan hina. Bahkan
kaum perempuan tidak boleh mendengarkan pengajaran agama yang diberikan oleh para
imam kepada umum.
Kini Yesus menembus tembok
adat itu karena Yesus menganggap laki-laki dan perempuan sebagai makluk yang
sama dan memiliki harga dan kedudukan yang sama. Yesus-lah yang mematahkan
rantai yang mengikat dan membelenggu hidup perempuan yang dianggap rendah dan
dihina. Maka Yesus ingin memberikan kedudukan yang sama tingginya dalam
masyarakat. Sehingga percakapan Yesus dengan perempuan itu adalah tanda-tanda
bahwa perempuan itu hendak dibebaskan oleh Yesus. Dengan penuh kesabaran dan
ramah tamah Yesus menyapa perempuan itu sehingga perempuan itu pun mengakui
pada akhirnya bahwa Yesus merupakan Anak Allah. Dalam perikop ini arti air
hidup merupakan apa yang hendak diberikan Allah kepada kita dalam Kristus
yakni: Penghapusan Dosa, Keampunan, Pembaharuan Hidup, Kesucian, Kebenaran,
Sejahtera dan Kegembiraan. Yesus mempergunakan istilah air yang hidup karena ada 2 artinya, bukan saja berarti kiasan,
tetapi juga air yang diambil dari mata air (sebagai lawan air tenang, air yang
mati). Yesus mempergunakan kiasan ini dengan maksud hendak menghidupkan suatu
daya batin dalam perempuan itu. Selanjutnya, dalam perikop itu perempuan
samaria menjawab dengan menggunakan kata Kurie
dari Kurios untuk kata Tuan yang
menunjukkan rasa hormat kepada Yesus. Dalam ayat 13 dan 14 Yesus mengakui bahwa
Ia lebih dari pada Yakub karena air dari sumur Yakub itu hanya memuaskan dahaga
dalam waktu sementara. Tetapi penyataan dalam diri Yesus diberikan untuk
memuaskan sesuatu yang tidak dapat dipuaskan oleh dunia yang merupakan kehausan
akan keampunan, kehausan suatu hidup permulaan baru dan kehausan akan damai
sejahtera. Dengan kata lain Yesus sendirilah yang menjadi sumbernya karena
persekutuan dengan Allah tidak berkesudahan dan air itu tetap memancar sampai
pada kehidupan yang kekal. Yesus merumuskan pengertian itu dengan kata-kata
umum. Bukan ditujukan hanya kepada perempuan samaria itu saja melainkan
khalayak ramai. Dalam ayat 15 kesombongan perempuan itu lenyap dan sikap yang
demikian dipakai Yesus sebagai pegangan untuk menuju pada inti untuk menyatakan
tidak ada perbedaan antara setiap bangsa. Ternyata perempuan itu mengakui
segala dosanya. Dalam ayat 24 diminta persekutuan dengan Allah dan penyembahan
kepada Ilah-Ilah lain tidak benar. Perempuan itu mendengarkan uraian Yesus
dengan keheranan. Dengan demikian perempuan itu menjadi seorang samaria yang
pertama mendengar apa yang disembunyikan oleh Yesus kepada orang-orang yang
berpengetahuan. Sehingga air yang hidup itu merupakan persekutuan dengan Allah
dan juga pada sesama manusia dan pada akhirnya perempuan itu menjadi pemberita
Injil atau utusan Injil yang pertama.
Dalam ayat 7 dikatakan bahwa seorang Samaria untuk menimba air. Dalam
bahasa Yunani dikatakan bahwa perempuan itu datang dari Samaria ek Samatiaj
, yang menunjukkan bahwa perempuan itu sebagai orang yang datang dari Samaria,
sebuah negeri, dan bukan dari kota. Namun yang anehnya bagaimana mungkin
perempuan datang untuk menimba air pada siang itu? Sebab Yohanes sendiri
menyebutkan jam pada hari itu menunjukkan bahwa kedatangan perempuan itu
terjadi dalam satu jam. Selain itu kita juga tidak dapat melupakan bahwa
perempuan itu membawa timbanya, hal ini menjelaskan bahwa perempuan itu datang
dari rumahnya untuk memperoleh air, dan dia datang dengan sendirinya, tidak ada
wanita lain yang datang bersama dengannya. Perempuan itu suka pergi ke
negeri-negeri untuk memperoleh air bagi keluarganya. Dengan penjelasan ini
digambarkanlah karakter dari seorang perempuan itu sebagai seorang yang
diasingkan dari kehidupan sosial, sebab dia mempunyai lima suami. Namun dalam
ayat ini yang harus kita perhatikan bahwa terdapat keajaiban Yesus akan
keramahanNya yang menundukkan diri meminta kebaikan perempuan, dan permohonan
ini berasal dari cinta Yesus yang menyelamatkan kesedihan jiwa perempuan itu
sendiri.
Dalam ayat 9 dikatakan bahwa Yesus sendiri meminta air itu karena
perempuan itu telah menimba airnya dan bukannya belum menimbahnya. Namun
perempuan itu kemungkinan memahami Yesus sebagai seorang Yahudi melalui
perkataan-perkataanNya. Penjelasan ini menggambarkan bahwa perempuan itu
sebagai perempuan yang dengan sikap yang cerdas dalam perasaan sebangsaan.
Perempuan itu tidak mengatakan bahwa orang Samaria adalah lawan dari orang
Yahudi, namun sebaliknya bahwa orang Yahudilah yang menjadi lawan orang
Samaria, hal ini dikarenakan Yesus meminta kebaikan dari perempuan itu sebagai
seorang Samaria. Lalu dalam ayat 40dijelakan bahwa orang- orang Samaria yang
datang kepada Yesus telah menglami pertobatan dan pertobtan itu dijawab Yesus
dengan tinggalnya Ia di Sikhar. Hal ini penting untuk diperhatikan bahwa dalam
sejarah pelayanan Yesus penduduk Yerusalem sendiri tidak pernah meminta Yesus
untuk tinggal ketika Ia melewati Yerikho, dan tidak ada satu orangpun yang
memintaNya tinggal di situ. Dari seni dapat terlihat bahwa telah terjalin
rekonsiliasi antara Yesus yang orang Yahudi dengan orang Samaria yang telah
menawarkan tempat tinggal bagi Yesus. Kemudian dalam ayat 41 setelah dikatakan
pada ayat sebelumnya bahwa Yesus tinggan selama 2 hari, maka hal ini
menjelaskan sebagai pengaruh dari banyaknya orang yang telah Datang pada Yesus
dan mempercayai Yesus atau dalam kata sederhananya bahwa orang Samaria itu
telah percaya oleh karena perkataan Yesus
yang disampaikan selama dua hari, namun selama dua hari itu kita melihat
bahwa tidak ada tanda yang dibuat Yesus di Sikhar namun Yesus hanya
menyampaikan firmanNya. Dan tanpa disangka banyaknya orang yang percaya juga
disebabkan karena firman yang telah didengar oleh perempuan Samaria itu dan diberitakan kepada orang banyak.
According to Stanford Medical, It's indeed the one and ONLY reason women in this country live 10 years more and weigh on average 42 lbs lighter than us.
BalasHapus(And by the way, it has NOTHING to do with genetics or some secret-exercise and absolutely EVERYTHING related to "HOW" they are eating.)
P.S, What I said is "HOW", and not "what"...
TAP on this link to determine if this little quiz can help you unlock your real weight loss possibilities